Udara musim panas di kapital sama sekali tidak menyakitiku, aku yang sudah lama berada di Sanktessy menganggap kalau ini termasuk dingin. Kami berangkat ketika kami telah menyelesaikan sarapan mansionku. Kami saling menatap karena ini adalah sebuah perburuan. Yang akan membawaku ke tempat yang bisa membuatku lega, markas yang berisi bos dari black ring dan menghancurkannya.“Bukankah seharusnya masalah seperti ini akan diurus oleh para pendeta? Para ksatria suci pasti tidak menerima hak ini terjadi begitu saja.”Altair bicara ketika kami memilih untuk berlari dengan sangat cepat menuju kuil kuno di bagian jauh dari pusat ibu kota, dia berada di dekat pinggiran dan dikepung oleh hutan belantara, awalnya kuil itu tidak terpinggirkan begitu, dirawat dengan baik dan hutan-hutan tidak selebat itu. “jangan mengharapkan mereka, itu tidak berguna sekali karena mereka hanya akan menjadi penghalang untuk kita.” Aku melompat dengan cepat, lebih cepat dari yang lainnya setelah mengatakan itu.
“Hei, Tanka, kenapa dewa menjadikanku seorang saintess?” Aku sama sekali tidak memahami apa yang aku katakan, tapi ketika aku melihat ke sisi kananku, aku melihat Tanka sedang terbang sejajar dengan bahuku. Dia memiliki wajah yang lebih tenang dan tatapan matanya terlihat begitu teduh. Aku tidak pernah ingat kalau aku pernah mengalami kejadian ini, tanpa menggores senyum di wajahnya yang terlihat dingin. “Dewa yang paling mampu menilai, Caesar. Memangnya aku tahu apa? Bukannya kau bisa bicara dengan dewa? Tanyakan saja padanya tentang apa yang terjadi padamu.” Tanka masih cerewet seperti apa yang aku kenal. Namun, aku adalah Caesar, aku melihat air danau di depanku yang begitu tenang, keningku sangat mengerut walaupun wajah yang aku lihat di dari pantulan danau tidak sama sekali berkerut. Dan wajah Caesar persis sekali mirip seperti aku! Aku sungguh terkejut akan itu, dan kenapa siapa pun tidak mengingat wajah Caesar!?Aku ada dalam diri Caesar. Kenapa!?Kejadian berubah lagi, kal
“Bagaimana kabarmu, Caesar ...” Dia melihatku dengan mata yang sangat tenang. Sejak awal aku merasa kalau aku begitu mengenalnya, tapi aku tidak mengetahui dengan pasti tentang siapa dia sebenarnya. Dia kembali membuka mulutnya. “Atau kusebut .... Akion, atau Leon?” Dia memberikan senyum di saat mataku menyalang padanya, ini sangat mengejutkan.Setelah dia mengatakan itu, tubuhku yang melayang perlahan turun dna menyentuh dasar, aku sekarang berdiri dan melihatnya dengan mata yang sangat bingung. “Kau tidak mengingatku?” Dia tersenyum santai, sikapnya selalu terlihat begitu memiliki nilai kesempurnaan dan kebijaksanaan. “kita saling mengingat?” Aku menggelengkan kepalaku. Kepalaku sakit dan aku merasa begitu bodoh. “Bagaimana kau tahu aku adalah Leon? Akion? Dan Caesar ... kami berbeda.” Ucapku dengan suara yang gemetar. Aku sungguh ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang apa yang dia ketahui, perasaan ini berputar bagaikan pusaran yang menyakitkan. Dalam diriku menghantam da
Mereka semua kesulitan untuk berkata-kata, semuanya terlalu fokus dan menyentuh pipi mereka cukup kuat. “Akion, kau saintess!?” Harzem bertanya dengan suara yang begitu kuat. Di dalam kuil itu suaranya menggema. Aku menganggukkan kepalaku. Aku paham kenapa dia tidak percaya karena aku ini seorang swordmaster. “Ada banyak swordmaster yang berasal dari ksatria suci. Aku memahami kalau kau mengatakan hal seperti itu. Saintess bukanlah orang yang lemah, kekuatan fisik yang terlatih bisa saja terjadi.” Verion lebih cepat menerima apa yang baru saja aku katakan, dia menilai ku dengan tatapannya yang lembut. Tahi lalatnya seolah melakukan penerimaan atas sesuatu yang terdengar tidak masuk akal.“Jangan lupa kalau aku sendiri adalah pendeta yang sebenarnya adalah penyihir. Konsepnya semuanya pada dasarnya sama, hanya berbeda pada tujuan dan penyaluran. Kalau aku pikirkan ....” Belum lagi Verion bicara, Levian memotongnya dengan satu kalimat yang membuatku cukup terkejut. “Baron adalah s
Sudah lama sekali rasanya aku tidak merasakan hal seperti ini. Pengumpulan para bangsawan yang berjasa katanya, dan itulah yang membuatku bertemu dengan lady berambut perak ini. Tatapannya selalu tajam dan aku semakin tidak takut dengannya. Saintess? Kenyataannya dia bukan saintess, tapi aku masih memanggilnya dengan gelar itu. “Hormat kepada saintess yang agung, Tuan Putri Ophelia. Saya Baron Sanktessy memberi hormat.” Ophelia tidak menjawab ucapanku, aneh sekali biasanya dia memiliki kalimat balasan yang tajam dan membuat orang-orang tertawa. Aku melihat ke arah Ophelia, matanya itu bergetar, apa yang hendak dia lakukan selanjutnya aku tidak tahu, namun baru saja sebentar kami bertemu, dia memuntahkan darah secara tiba-tiba. Padahal hari ini aku hanya melakukan pertemuan sebentar, bertemu dengan Luke, dan kembali ke mansion, itu saja. Tapi malah menyaksikan hal luar biasa ini. Para ksatrianya langsung heboh, memegangi tubuhnya, membuatnya harus menghadapi ini di depanku. Tubuhny
Ada kenangan hebat antara Luke dan Caesar. Aku sangat yakin kalau Luke ingatannya juga terganggu. Karena itulah dia tidak mengingatku walaupun bertemu. Yang sedang kuberikan adalah simbol sihir yang dibuat Luke khusus untuk Caesar. Memory unlock, itulah nama dari simbol sihir tingkat tiga yang digunakan oleh Luke. Dia menggunakan gabungan tiga sihir berbeda dan membuat sihir pengunci semakin aman. Kening Luke berkerut, aku ingat sedikit saat Caesar meminta membuatnya Luke sama sekali tidak memahaminya. “Ingatanku sangat luar biasa. Kenapa aku harus menyimpannya di tempat tak berbentuk bagaikan lubang hitam? Kau meremehkan kepintaranku, Caesar?” Luke saat itu melakukan protes. Memory unlock bisa menyimpan ingatan atau memori seseorang pada tempat sihir tidak terbentuk. Mereka yang tidak memiliki sihir itu sendiri tidak bisa mengambil memori tersebut, sehingga keamanannya sangat tinggi. Apalagi dikunci dengan keamanan tiga lapis. “Aneh ... Aku sangat merasa kenal dengan simbol sihir
Di mansion Marquis Kingston mereka masih saja memperlakukanku seperti biasa. Semua pelayan dan ksatria penuh hormat padaku. Mereka adalah keluarga pertama yang melakukannya, karena hubunganku dan Verion juga baik, maka bisa dibilang hubungan keluarga kami bersuaa akan baik hingga nanti. Dia telah menjadi sekutuku, temanku, dan bahkan ingin mengikat dalam ikrar saudara. Di depanku dia seperti biasa, tersenyum dengan tahi lalat yang ada di bawah matanya. “Ayahku sebentar lagi akan tiba, Akion. Jadi, apa yang kau lakukan tadi di menara sihir penyihir agung Luke?” tanya Verion dengan sopan tapi terlihat jelas dia penasaran. “Dia teman di masa laluku.”“Teman?” Jawabanku ternyata membuatnya terkejut. Tubuhnya condong, sikap alami yang sebenarnya berbahaya jika dia menghadapi bangsawan lain. “Teman perang Caesar atau bisa dibilang aku di masa lalu. Caesar, Cassiel, Luke. Dia pun melupakan apa yang terjadi pada kami berdua, ingatannya terkunci di satu tempat tapi dia sendiri melupakan m
“Nagaimana bisa kau tahu namanya? Aku rasa aku pernah mendengar kalau god’s sword hanyalah karangan.” Radd terlihat pucat, dia kesulitan dalam bicara hingga sedikit terkendala tadinya. “Kau tahu juga, Radd?” tanyaku ingin mendengar penjelasan dari blacksmith ini. “Pedang pembunuh iblis, dan itu hanyalah rumor. Tapi Anda bilang ini adalah ….”“Kau melihatnya sendiri tadi, kan?” tanyaku padanya dan Radd langsung menganggukkan kepalanya. Dia terus memandang dan terlihat cukup aneh. “Apa ada sesuatu? tanyaku padanya. “Aku merasa sangat terharu karena bisa menyentuhnya sebelumnya.” Aku tersenyum. “Pedang ini juga bisa berhasil diselamatkan karena kemampuanmu yang hebat. Terima kasih, Radd.” Verion menatap ke arahku tidak percaya. Ini semua karena apa yang kami lakukan sebelumnya. God’s sword sedang dicari oleh black ring untuk dihancurkan dan hebatnya ternyata aku telah memilikinya sejak dulu. “Akion! Ini luar biasa sekali!” Verion terlalu bersemangat hingga dia berdiri dan mengeju