Penyihir itu ingin menghindar dibantu oleh para pengguna aura. Mereka langsung menunjukkan kekuatan mereka, menekan dan langsung mengambil kesempatan dalam melakukan serangan secara tiba-tiba. “pedang kembar.” Mataku berpendar pada dua orang yang menyerangku, dari balik jubah yang mereka gunakan. Aku bisa melihat wajah mereka yang serupa. Rambut mereka mirip, satu panjang pada bagian kanan dan satu lagi panjang pada bagian kiri. “ku akui keberanian kalian.” Tap!Aku menangkap kedua pedang mereka dengan menggunakan tangan kosong, mereka terkejut, terlebih pedang itu patah sangat mudah seperti aku mematahkan kerupuk. Lalu pedang langsung ku angkat, kulempar dan menangcap di jantung mereka. Suara mereka bahkan tidak bisa keluar, mereka mati seketika sebagai bentuk penghormatanku atas keberanian mereka. Serangan berlanjut walau mereka telah mati. “Dewa, dengan kekuatanmu, aku akan menghukum pendosa ini.” Mereka membentuk pola pentagram bergumam dan memanggil dewa mereka, seolah me
Dengan Mana contact aku menghubungi mereka bertiga secara bersamaan. Kami saling melihat walaupun berada di tempat yang jauh. “Pada akhirnya kau melakukannya seperti seorang bocah yang haus akan perhatian.” uike bicara, dia tampak begitu lesu dengan mata pandanya yang tebal. “Menjadi seorang bocah sebentar tidak masalah. Ini adalah pengumuman yang akan membuat mereka menjadi marah.” Aku membalas ucapannya dengan percaya diri. Lalu memberikan senyum yang lebar. “Itu bisa membahayakan orang lainnya, Akion.” Verion mempertimbangkan aksi yang akan aku lakukan. “Kau sendiri mengatakan siap ikut denganku. Apa kau pada akhirnya meragukan temanmu ini, Verion?” “Aku tidak meragukanku, Kak. Tidak akan. Masalahnya hanya di pusat ibukota saja, wilayah lain bisa kita lindungi.” Altair menjawab dengan sangat serius. Dia memberikan tatapan mata yang berkobar, umurnya yang muda sungguh membuatku iri. Walaupun kenyataannya aku juga masih muda. “Kalian berisik sekali. Tentu saja di pusat ibukota
Aku meminta surat kabar disebarkan seperti dengan apa yang mereka saksikan. Para wartawan memiliki alat sihir yang membuat surat kabar mereka bisa bergerak, hanya dengan itu saja apa yang terjadi di Sanktessy akan menjadikan landasan untuk mereka berpikir apa yang aku katakan benar atau tidak. Penyebaran surat kabarnya juga sangat cepat sekali. “Bagaimana dengan para ksatria, Levian?” tanyaku pada Levian saat kami sedang berjalan cepat di dalam lorong mansion untuk menuju arena latihan yang sangat luas. “Mereka semua dalam keadaan sehat, bersemangat dan semakin kuat, Baron Akion.” Aku tersenyum. Ini berita yang sangat baik sekali. Aku sangat percaya dengan para kesatriaku yang sangat kuat, mereka adalah ksatria yang telah kulatih dan menjalani banyak hal sulit di Medan perang. Jika ada ksatria yang melalui banyak peperangan terbanyak, itu tentu saja para ksatriaku. “Sudah lama sekali aku tidak melihat mereka. Tapi aku yakin sekali kalau mereka berlatih dengan baik.”Saat aku ber
“Aku telah melihat semuanya dari surat kabar. Aku tahu kau pasti memiliki rencana, karena kau itulah mencoba menghubungiku seperti ini, kan?” “Ya, bukankah kita akan beraliansi, Kak Abel?” tanyaku padanya. Senyum percaya diriku yang sungguh membuatnya tersenyum. Dia cocok sekali dengan senyum yang menenangkan itu. “Tenggara akan membantumu, ada banyak bangsawan yang membantumu, Akion. Dame Genie juga pasti akan membantumu, wilayah mereka telah memutuskan itu dan aku menerima surat nya baru tadi pagi.” Wilayah kekuasaan Duchy Rakkalan dengan Dame Genie memang lebih dekat dibandingkan wilayah Sanktessy. Mendapatkan informasi ini sangat membantuku. “kalau begitu bergeraklah, Kak. Pihak sana juga pasti sangat sibuk sekali mempersiapkan segalanya untuk melakukan pertempuran.” Aku dengar dari Verion, ibukota sangat sibuk sekali. Ada banyak perdebatan antar bangsawan dan penduduk tentang apa yang harus mereka lakukan. Hingga katanya, pilihan terbaik adalah pertempuran di luar ibukota.
Di langit yang luas ini, sekelompok iblis terbang di langit. Mereka hampir menutupi langit saat kami di desa pinggiran, bisa dikatakan itu adalah desa buangan yang tidak pernah dipikirkan oleh sang kaisar. “Mereka iblis tingkat menekan, mereka menyebarkan wabah dan membunuh seluruh manusia di desa ini.” Harzem menjelaskan, tatapan mataku begitu tajam. Mereka memiliki dua tanduk kecil di atas kepala mereka, tingkat iblis juga dinilai dari ukuran tanduk mereka dan kesempurnaan tanduk itu, semakin gelap warnanya mereka adalah iblis yang kuat. Yang paling berbahay dibandingkan itu, jika mereka memiliki dua kaki berdiri seperti manusia. Ya, mereka hampir menyerupai manusia, iblis seperti itulah yang lebih berbahaya. Sedangkan para iblis itu memiliki dua kaki yang berdiri,Di bagian bawah, kami melihat pasukan black ring, mereka memiliki simbol yang dipamerkan sekarang. Menggunakan seragam berwarna hitam dengan lambang jelas mahkota tertusuk pedang. Bau anyir darah dan busuk begitu pek
Seekor burung besar di langit yang cerah terbang di atas kami yang sedang mendirikan tenda. Wangi teh seadanya tercium, cukup mewah untuk di tempat perang yang penuh dengan aura kegelapan. Burung itu mendarat di depanku, burung berwarna biru yang bersinar, merupakan burung sihir yang digunakan untuk mengirimkan berita. Levian telah berangkat lebih dulu, memutuskan untuk mengecek apa yang akan dihadapi di depan kami. Burung ini adalah laporan yang dia kirimkan, dengan menggunakan mantra maka burung biasa akan diliputi dengan energi sihir yang membuat burung akan bergerak lebih cepat. Surat sudah ada di tanganku, saat aku membuka surat, aku melihat sedikit tulisan, dia memberikan info dengan singkat, padat, dan jelas. “Baron, persis seperti yang Anda katakan.” Hanya itulah yang dituliskan oleh Levian. Kami berada di daerah gersang antara tiga perbatasan wilayah. Di antara County Invit, County Elbram, dan Duchy Lexier. Tiga wilayah ini bagaikan segitiga, mereka semua adalah wilayah
Akhirnya Altair tiba. Dia menggunakan baju resmi yang gagah, terakhir kali bertemu saja dia telah tumbuh dengan cepat, dan sekarang pun dia masih tumbuh sehingga tubuhnya secara perlahan tampak menjadi seorang ksatria yang hebat. “Kak Akion!” teriaknya sama seperti dulu. Dia mendekatiku setelah melompat dari kuda dengan sangat cepat. “Apa kabar?” tanyaku pelan.“Biak-baik saja, kak. Maafkan aku datang sedikit terlambat.”“Hanya setengah hari sedikit terlambat. Sudahlah, aku akan menjelaskan situasi padamu.” Altair menganggukkan kepalanya. Dia segera mengikutiku masuk ke dalam tenda di mana ada Harzem serta Levian di sana. Dia memberikan senyuman pada mereka berdua.“Ini adalah tanah kematian, bahkan kalau kau melempar sekuntum mawar di sana, mawar tersebut akan menjadi debu, begitu juga dengan kaki manusia.” Altair telah merasakan kengerian setelah mendengar penjelasan ku tadi. Dia menahan sedikit napasnya. “jadi, menghadapi mereka akan cukup sulit terutama kalau di pusatnya.”
Tali-tali yang kulihat terlihat semakin besar dari skala sebelumnya. Tampak seperti sebuah ketegasan kalau apa yang sedang kuhadapi akan menjadi sangat berbahaya. Tiga iblis berukuran besar itu jelas adalah bonekanya. Mereka memiliki wajah dan ciri fisik yang berbeda. Satu memiliki kepala sapi dengan tanduk berukuran besar, senjata yang dia gunakan kapak besar, tubuhnya sangat berotot. Di posisi tengah, iblis itu berbentuk seperti ogre yang pernah aku lawan di gunung Berk. Dengan tongkat kayu besar berdiri, dia terlihat sangat menakutkan. Sedangkan iblis ketiga, dia memiliki kepala seperti manusia, tapi panjang dengan rambut yang panjang. “Marionette.” Iblis wanita berpakaian seksi itu mulai menyerang, ketiga iblis yang dia kendalikan langsung bergerak mengarahku. Iblis sapi menggunakan kapak besarnya, mengayun sangat kuat hingga suara ledakan dahsyat terdengar. Baik mayat hidup yang baru saja keluar dan para ksatria yang bekerjasama, berada di dekatku sangat buruk. Mereka terpen