Share

Part 4

Jika berkenan, bisa bantu Subscribe ya, Kak. Terima kasih. Semoga suka dengan ceritanya.

———

Akhirnya Pak Yuda gak jadi ke ruangan itu dan  kita hanya mengobrol di ruangan istirahat. Beruntungnya aku kali ini, nyaris saja kehilangan pekerjaan.

 

"Mas, kamu sudah pulang?" Maura langsung mendekat ke arahku dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman. Berhubung banyak kejadian di tempat kerja, aku semakin malas untuk melihatnya, apalagi bersentuhan.

 

Kutepis tangannya dan kulewati ia begitu saja. "Mulai saat ini kita gak perlu bersentuhan langsung, meskipun hanya bersalaman. Toh kamu juga bukan dari kalangan pesantren." 

 

Maura sempat terdiam sejenak, ia sepertinya masih mencerna apa yang baru saja kukatakan. "Maksudnya, Mas?" tanyanya kemudian.

 

"Makanya kamu itu sekolah Maura! Buat apa punya orang tua kaya kalau kerjaanmu hanya rebahan, biar ngerti bahasa manusia!" ucapku sambil melayangkan tatapan tajam.

 

Meskipun orang tuanya sudah memberitahu tentang kebiasaan Maura yang selalu berada di tempat tidur dan pemalas, entah kenapa rasanya kini menyesal. Mau ngajak makan di luar pun malu, pergi ke mall apalagi.

 

Daripada suntuk di rumah, aku memilih untuk pergi ke luar. Jalan-jalan mencari udara segar, tapi batu saja keluar dari pintu, terlihat Aira bersama seorang lelaki.

 

Loh, dia baru saja mau masuk SMP, sudah pacaran begini. Kok Maura gak tahu kalau anaknya jadi centil gini, sih. Kudekati mereka dengan tatapan penuh amarah.

 

"Bagus, ya. Kecil-kecil sudah pacaran, turun dari siapa sifat gak benermu itu?" Aku menghalangi jalan mereka yang akan masuk ke dalam rumah.

 

Laki-laki kecil itu sepertinya sangat terkejut dengan pertanyaanku, tapi biarlah. Toh yang aku katakan itu nyata, bukan sekedar omong kosong belaka.

 

"Nih Bi, kenalin, dia adalah papaku yang hebat, dan kerena." Aira kini mulai memperkenalkan aku sebagai seorang ayah yang langka. Nah, ini baru bener.

 

"Kenapa panggilnya Bi segala? Harusnya kan sama Papa?" Aku langsung memisahkan jarak di antara mereka.

 

Laki-laki itu dan Aira sama-sama tertawa pelan. "Gak sopan! Orang tua tanya bukannya jawab, malah ketawa!" Kembali bola api keluar dari mataku.

 

"Nama saya memang Alvero, Pa. Sering dipanggil Abi di sekolah dan orang tua saja juga memanggilnya begitu." Laki-laki itu memperkenalkan diri.

 

Kuperhatikan penampilannya lumayan oke, sepertinya sekarang aku lebih baik berbicara dengan Alvero. Bisa jadi kalau orang tuanya bisa memberikan keuntungan untuk karirku kedepannya. Walaupun anak ini baru masuk masuk SMP, tapi sepertinya dia lumayan cerdas.

 

"Masuklah." Aku memimpin mereka untuk masuk ke dalam. "Maura, cepat sajikan makanan terenak juga minuman segar untuk temannya putri kita!" titahku setengah berteriak kepada Maura.

 

Aira melihatku tampak tidak suka. "Dasar gila jabatan, harta, dan pujian." ucapnya yang terdengar di telinga.

 

"Apa yang baru saja kamu katakan?" Kutatap matanya dengan tajam. Berani sekali anak ini mengataiku begitu.

 

"Maksud Aira Om tampan dan pekerja keras." Alvero tiba-tiba bicara. Demi menjaga nama baik di depan anak kaya ini, aku hanya bisa tersenyum. Lihat saja setelah dia pulang, akan kuberikan anak itu pelajaran yang setimpal.

 

"Ayahmu kerja apa?" tanyaku pada Alvero langsung pada topik yang ingin kudengar.

 

"Ayah seorang kepercayaan di sebuah restoran." ucapnya sambil tersenyum. Entah kenapa aku merasa dia mirip dengan seseorang, bahkan sama Maura pun dia sudah tidak canggung. "Wah, Tante pinter masak, makanannya enak." pujinya manis.

 

"Kalian sudah saling kenal?" tanyaku heran sambil menatap Maura yang menyuapi kedua anak itu bergantian. Ingin marah, tapi mau dikemanakan harga diriku.

 

"Ya, kami sering bertemu ketika aku mangantar Aira ke sekolah." Maura selalu saja tersenyum setiap kali berbicara.

 

"Restoran mana?" tanyaku mulai kepo. 

 

Alvero melap tangan dan bibirnya. "Tempatnya di selatan, sebuah restoran mewah, yang menyediakan banyak tempat untuk istirahat karyawan ataupun pengunjung." jelasnya membuatku terbelalak.

 

"Siapa ma ayahmu?" 

 

"Arkayuda Alvero." ucapnya enteng tapi membuatku kaget setengah mati. Benar-benar kesempatan emas, aku mau mengambil hati Alvero agar bisa mendapatkan hati Pak Yuda, untuk bisa menduduki jabatan tertinggi di perusahaan.

 

"Pa Yuda? Wah kebetulan sekali, ya. Om juga kerja di sana." Aku mulai pendekatan. "Mau pulang kapan? Nanti Om anterin, ya?" tanyaku inisiatif menawarkan.

 

"Tidak, Om. Katanya Papa mau menjemput ke sini." ucapnya sambil bercengkrama dengan Maura.

 

 

****

 

 

Benar apa yang dikatakan Alvero, karena Pak Yuda langsung datang ke sini setelah dua jam berlalu, dan Maura juga sudah memberikan banyak makanan. Untung saja Maura faham kalau aku sedang ingin mencari perhatian Pak Yuda.

 

Kalau tidak, mungkin dia sudah kumaki. 

 

"Assalamu'alaikum," ucapnya ketika turun dari mobil.

 

Aku langsung berlarian kecil menyambutnya keluar, tapi Pak Yuda malah tersenyum kepada Maura. "Apa kabar?" tanyanya terdengar akrab.

 

"Alhamdulillah baik." Maura pun menjawabnya dengan lembut. "Masuk Pak." ia mempersilakan.

 

Di sini aku seperti hembusan angin yang berlalu begitu saja, keberadaanku benar-benar sudah tidak dianggap.

 

"Terima kasih, Bu." Anehnya Pak Yuda pun bersikap lembut dan ramah.

 

"Bagaimana dengan restoran, Pak?" tanya Maura lagi.

 

Spontan aku tertawa terbahak-bahak. 

 

"Sejauh ini baik, hanya saja kita masih kurang tempat bermain untuk anak-anak yang tersedia di restoran pesaing." jelas Pak Yuda dengan mudahnya.

 

"Buat saja, Pak paling dananya kurang lebih hanya seratus juga. Kalau kurang tambah lagi saja. " ucap Maura terdengar sangat ahli.

 

Dia seperti bukan Maura yang tidak tahu apapun, apalagi setelahnya mereka membicarakan soal bisnis yang aku sendiri tidak tahu.

 

Beraninya dia mengambil tempatku dihadapan Pak Yuda, padahal aku sudah bersiap untuk membuatnya berada di pihakku. Semuanya hancur begitu saja gara-gara Maura.

 

tanganku mengepal kuat, dasar wanita sok pintar! 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komen (9)
goodnovel comment avatar
Lili Komariah
kelihatannya ceritanya menarik
goodnovel comment avatar
Aline
good Maura
goodnovel comment avatar
Elmythusatris 15
sygnya pke koin gg money aku
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status