Share

Episode - 2

Di dalam Game Crown Island Online, Bar Status adalah merupakan istilah untuk tampilan informasi yang bisa kita lihat pada setiap karakter.

Para player bisa melihatnya hanya dengan memfokuskan pandangannya sedikit lebih lama kepada karakter yang ingin dilihatnya.

Lalu Bar Status pun akan muncul dengan sendirinya, di dalam penglihatannya.

Di dalam Bar Status, hanya nama, reputasi / tittle, dan class lah yang hanya akan terlihat.

Sedangkan level serta tingkatan class tidak dapat dilihat. Itu karena keduanya merupakan hal privasi yang harus dirahasiakan.

Namun meski begitu, ada beberapa cara agar para player bisa saling merasakan dan menilai kekuatannya masing-masing.

Yaitu dengan sengaja mengeluarkan atau menunjukkan aura yang dimilikinya.

Pancaran dari aura yang ditunjukkan akan dapat terlihat oleh semua class tanpa terkecuali.

Tekanannya akan dapat dirasakan tergantung dari seberapa kuat aura itu sendiri.

Selain itu, ada pula beberapa class dengan tingkatan tertentu yang mampu melihat serta mengukur kuatnya aura milik orang lain. Class itu adalah Mage dan Priest.

"Aku yakin dan tidak salah lagi, aku pasti berada di game itu. Semuanya terdengar sama."

Rhaka kemudian teringat sesuatu, dan tanpa berfikir lagi, ia pun segera memeriksa sistem pertemanan.

"Ke-Kenapa?! Apa yang terjadi?!" Rhaka terkejut, ia tidak melihat satu pun nama ada di daftar pertemanannya. Semuanya benar-benar kosong.

"Hmm... Mungkinkah, yang kugunakan adalah avatar baru?" Rhaka masih berfikir positif. 

Sampai akhirnya, Rhaka mencium sesuatu yang kemudian membuatnya ragu.

Pasalnya di dalam game, para player tidak akan bisa mencium aroma apapun.

Dan tidak hanya aroma, bahkan mereka tidak bisa merasakan rasa dari apa-apa yang mereka makan.

"Bau amis....?" Rhaka mengendus, "Ini?! Bau darah!"

Rhaka kemudian membuka sistem pengaturan, Ia mencoba keluar dari game itu.

Akan tetapi sistem pengaturan tidak meresponnya, padahal Rhaka telah menekan tanda keluar berulang kali.

"Apa-apaan ini?! Aku sama sekali tidak bisa keluar!"

Rhaka mencoba menggunakan fitur pengaduan, bahkan dia juga sempat mengirimkan pesan kepada Game Master. Akan tetapi semua yang dilakukannya itu sia-sia.

Rhaka terduduk lemas, ia tidak tahu lagi harus berbuat apa, dan kini ia hanya bisa berharap bahwa semua ini hanya mimpi.

Namun di sela hembusan nafasnya yang begitu berat, terlintas ingatan akan sosok pria tua yang Rhaka temui di sebuah jembatan.

Rhaka juga mulai mengingat ketika dirinya berada di dalam sebuah capsul, sesaat sebelum akhirnya ia tersadar di Dunia game ini.

"Sialan, pak tua itu tidak menjelaskan apapun tentang hal ini?" Rhaka menyadari bahwa cara ia masuk kedalam game ini sangatlah berbeda.

Rhaka mulai mengamati kembali para petualang tersebut.

"Mungkinkah, mereka semua sama sepertiku? Dan bagaimana kalau mereka mati disini? Apakah mereka akan hidup kembali?"

Banyak sekali pertanyaan yang mengganjal di benak Rhaka. Baginya, Dunianya saat ini masihlah menjadi sebuah misteri.

Rhaka sadar bahwa dirinya saat ini sedang berada di dalam sebuah game, namun keadaan yang begitu terasa nyata telah membuatnya sedikit ragu. Di tambah lagi dirinya masuk dengan cara yang tak biasa.

Rhaka menoleh, dan ia memandangi senjata yang telah ditemukannya.

Rhaka pun mulai ingat, bahwa senjata yang ia genggam adalah senjata terkuat miliknya dulu. Karena itu, ia pun memutuskan untuk tidak melepaskan ikatan tali yang ada pada pedang tersebut.

"Jika saja ini benar, maka seharusnya ini bekerja."

WUUSSHH...

Rhaka menggunakan Skill Ghost Step, Skill Pendukung dari Class Samurai. Dengan kemampuannya ini, tubuh Rhaka kini tak akan terlihat dalam beberapa saat. Bahkan suara langkah kakinya pun tidak akan terdengar.

Dengan perlahan, Rhaka berjalan menghampiri sang ketua bandit. Yang kala itu sedang sibuk mengurusi barang-barang jarahannya.

Rhaka kini berada tepat di belakangnya, dan ia benar-benar tak terlihat.

Dengan santainya, Rhaka pun mengayunkan pedangnya.

SRREETTT....

PLUK!

Kepala sang ketua bandit terputus, Telepas cukup jauh dari tubuhnya. Darahnya terciprat kemana-mana dan tubuhnya pun seketika ambruk.

Tetsu dan Hama seketika tercengang, seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Oi-Oi, apa itu barusan?!" Teriak Tetsu terkejut.

WUUSSHH...

Efek dari Skill Ghost Step telah habis, Tetsu dan Hama kini mulai dapat melihatnya.

"Orang itu...? Se-semudah itu? Hama menelan ludahnya.

Di sisi lain, Tetsu hanya diam mematung, seraya menatap ke arah Rhaka dengan tubuh yang gemetar. "Da-dari mana dia datang?" Ucap Tetsu terbata-bata.

"Hmm... Ternyata benar, aku memang berada di dalam game itu. Tapi kenapa... Kenapa semuanya terasa begitu nyata?"

Tidak mau ambil pusing, Rhaka pun kemudian menyapa Tetsu dan Hama.

"Wah... Luka kalian benar-benar parah. Apa kalian punya potion?" Tanya Rhaka.

Tetsu dan Hama menggelengkan kepalanya, dengan wajahnya yang begitu pucat.

"Baiklah, tunggu sebentar." Rhaka membuka inventorinya, dan apa yang dilihatnya persis sperti dugaannya.

Rhaka kini mulai yakin, bahwa dirinya tengah berada di dalam game yang dahulu pernah ia mainkan. Dengan karakter yang sama pula.

Hal itu dapat Rhaka ketahui dari barang-barangnya yang masih tersimpan rapih di dalam inventorinya.

Setelah memilih, lingkaran kecil berwarna hitam pun muncul. Lingkaran itu berputar dan membelah dimensi di hadapannya.

Segera Rhaka pun kemudian mengambil dua buah Full Life Potion dari dalam sana. Untuk kemudian diberikannya kepada Tetsu dan Hama.

"Ini, ambilah!" Ucap Rhaka.

"Apa itu? Apa yang barusan kau lakukkan?!" Tanya Tetsu keheranan.

"Eh! Ini... Aku hanya mengambilnya dari inventori." Jelas Rhaka.

Tetsu dan Hama saling melirik.

"Apa kalian tidak tau?" Sambung Rhaka.

Tetsu dan Hama menggelengkan kepalanya.

Seketika Rhaka mengalihkan pandangannya, ke arah barang-barang yang berserakan.

Dan apa yang dilihatnya mulai menyadarkannya, bahwa Tetsu dan Hama bukanlah seorang player seperti dirinya.

Karena pada dasarnya, seorang player pasti mengetahui apa itu inventori. Dan sudah seharusnya barang yang mereka bawa di simpan di dalamnya.

Rhaka sedikit kecewa ketika mengetahui Tetsu dan Hama hanyalah NPC dan bukanlah player. Namun meski begitu ia tetap menolongnya.

"Apa itu, inventori?" Tanya Hama dengan polosnya.

"Lupakan, itu hanya trik," Jawab Rhaka dengan muka cemberut. "Ayo, minumlah!" Sambungnya.

"Ini kan...?! Tunggu, dari mana kau mendapatkannya?" Tetsu terkejut.

"Tetsu, apa aku tidak salah lihat? Bukankah, barang ini cukup langka?" Celetuk Hama dari belakang.

"Eh! Maksudmu... Potion itu? Tanya Rhaka memastikan.

"Ya. Potion ini selalu dicari oleh para bangsawan, mereka akan rela mengeluarkan banyak uang demi potion ini." Jawab Hama dengan mata berbinar-binar. Ia tidak bisa menutupi rasa kekagumannya, setelah melihat botol potion tersebut.

"Jadi... Potion ini cukup berharga, ya. Baiklah, mungkin sebaiknya aku harus menghemat dan menggunakan seperlunya saja." Gumam Rhaka di dalam hati.

"Hama, ini sih sayang sekali jika kita meminumnya?" Tetsu tersenyum menyeringai.

"Ya. Tapi lebih sayang sekali jika kita mati konyol di sini!" Balas Hama dengan wajah kecutnya. "Bodohmu tuh... Sudah sampai ke ubun-ubun!" Lanjutnya.

"Hahaha... Aku hanya bercanda, kok." Balas Tetsu dengan tawa yang tertahan.

Tanpa di nanti-nanti lagi, Hama langsung meneguk potion tersebut. Dan keajaiban pun terjadi.

"Luar biasa! Ini gila! Lukaku kembali pulih dalam seketika!" Hama melirik ke arah Tetsu.

"Ah... Begitu, ya. Sekarang aku mengerti, kenapa mereka sangat terobsesi dengan potion ini." Sambung Tetsu, seraya memandangi potion langka tersebut.

Melihat hal itu Rhaka sama sekali tidak terkejut, karena dia tahu bahwa efek Full Life Potion memanglah seperti itu.

"Aku Rhaka, kalian siapa?" Ujar Rhaka seraya menjulurkan tangannya. Dan merekapun saling memperkenalkan diri.

"Oh gila! Mereka terasa nyata sekali. Aku bahkan bisa mencium bau keringat dari tubuh mereka. Ah sial, ini benar-benar seperti nyata. Sebaiknya aku tidak boleh gegabah." Rhaka terdiam sejenak.

"Scarra, terimakasih untuk potionnya. Ngomong-ngomong, kamu mau pergi kemana? Kalau kami, kami akan pergi ke Kota Acela." Tanya Tetsu.

"Oi, Tetsu! Aku mendapatkan tongkat si ketua busuk ini!" Teriak Hama yang saat itu sedang menjarahi barang-barang milik para bandit. "Sial, bahkan seorang bandit pun tongkatnya lebih bagus dariku!" Sambungnya.

"Hahaha... Benarkah? Berikan padaku! Aku ingin melihatnya!" Tetsu berlari menghampiri Hama.

"Tetsu, tunggu! Namaku Rhaka, bukan Scarra!" Tegas Rhaka.

"Tapi di statusmu...?"

"S-Status? Jangan-jangan...?"

Mendengar hal itu, Rhaka pun langsung memeriksanya.

"Sialan, pak tua itu telah mengubah namaku!" Rhaka menggerutu kesal ketika mendapati nama kebanggaannya kini telah berganti.

Saat itulah dimana langkah awal Sang Legenda Crown Island Online memulai kisahnya. Di Dunia yang baru dan dengan nama barunya.

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status