Share

Episode - 6

Penginapan Erissan.

"Eh... Hanya tersisa satu kamar lagi?" Scarra menoleh ke arah Yuki yang saat itu sedang menunggunya di sofa, dan ia terlihat cukup kelelahan.

 

"Hmm... Apa boleh buat." Scarra mengambil kamar yang tersisa itu.

 

 

"Maaf, sudah membuatmu menunggu."

 

 

"Eh, tidak-tidak. Aku tidak apa-apa. Tuan tidak seharusnya berkata seperti itu." Yuki jadi salah tingkah.

 

 

"Ja-Jadi, kamarnya... Apa tuan mendapatkannya?" Lanjut Yuki terbata-bata.

 

 

"Ini...." Menunjukan kunci kamar.

"B-Baiklah." Yuki beranjak dan berjalan mengikuti Scarra.

 

 

Saat itu langkah Yuki cukup pelan, kepalanya tertunduk dan ia diam seribu bahasa.

 

 

"Dia kenapa sih, kok tiba-tiba jadi pendiam gitu. Aneh sekali." Gumam Scarra di dalam hatinya.

 

 

BRAAG

 

 

Pintu kamar pun dibuka, namun Yuki masih tetap menundukan kepalanya. Ia masih tetap diam.

 

 

"Hmm...." Scarra merasakan ada sesuatu yang aneh pada Yuki. Namun ia mencoba untuk tidak memikirkannya.

 

 

Setibanya di dalam kamar, Scarra langsung duduk di sebuah sofa. Ia membuka inventorinya dan mulai memeriksa perlengkapan miliknya.

 

 

Scarra mencoba mempersiapkan beberapa perlengkapan yang akan ia gunakan untuk ujiannya besok.

 

 

Dan saking terlalu fokusnya, sampai-sampai Scarra tidak menyadari bahwa Yuki saat itu sedang melepaskan seluruh pakaiannya.

 

 

Yuki berjalan melewati Scarra begitu saja, dengan hanya tinggal menggunakan pakaian dalamnya saja.

 

 

"Yu-Yuki! Sejak kapan, dia...?" Scarra terperangah, ia tidak bisa berhenti menatap Yuki.

 

 

Yuki berjalan menuju ranjang dan ia berbaring begitu saja di sana, dengan kedua tangannya yang silih menyilang menutupi bagian intim tubuhnya.

 

 

Saat itu mendadak keadaan menjadi sangat hening, keduanya terdiam dan tak saling berbicara.

 

 

Hingga beberapa saat Yuki pun mencoba membuka pembicaraan.

 

 

"Tu-Tuan... Apa Anda tidak akan tidur?" Tanya Yuki dengan pandangan yang membelakangi.

 

 

"I-Iya...." Dengan kaki yang gemetaran, Scarra berjalan menuju ranjang. "Sial, kakiku... Berjalan dengan sendirinya." Scarra menelan ludahnya.

 

 

Scarra kemudian berbaring di samping Yuki, dan ia mulai merebahkan kakinya.

 

 

Saat itu jantungnya berdetak cukup kencang, perasaanya mulai tidak karuan diikuti dengan burung yang mulai tegang. "Sial."

 

Scarra melirik ke arah Yuki, ia memandangi tubuhnya yang saat itu sedang membelakanginya.

Pikiran-pikiran mesum pun mulai bermunculan dari benaknya.

"Gawat, lebih baik aku tidur saja."

Scarra memejamkan matanya dan mencoba untuk tertidur. Namun rasa gairah itu telah mempersulitnya.

"A-Anu...?" Yuki terlihat sangat gugup. "Tu-Tuan, apa Anda sudah tidur?"

"Belum... Ke-Kenapa?"

"Jujur saja, hari ini aku sangat senang. Aku tidak pernah diperlakukan seperti ini." Ujar Yuki seraya masih membelakangi Scara.

"Tuan, Te-Terimakasih...." Sambung Yuki.

"Ah itu... Tidak perlu dipikir...." Belum selesai Scarra berbicara, Yuki langsung menciumnya dan melumut bibirnya.

"Eh! Yu-Yu... Em...?!" Ciuman itu berlangsung hingga beberapa saat. Sampai akhirnya, Scarra melepaskannya.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Tu-Tu-Tuan... Ma-Maaf, aku tidak bermaksud!" Yuki terkejut dan ia terlihat sangat ketakutan.

"Jelaskan padaku?!"

"A-Aku hanya ingin membuat Anda senang. Bu-Bukankah, aku ini budakmu?" Jelas Yuki terbata-bata.

Saat itu Scarra telah lupa, bahwa seorang tuan dapat melakukan apa saja terhadap budaknya. Dan tugas seorang budak tidak lain hanyalah untuk membuat senang tuannya.

Seketika Scarra langsung memeluk Yuki. Ia memeluknya cukup erat.

"Kamu bukan lagi seorang budak. Jadi, berhentilah berfikir seperti itu. Mulai sekarang, kamu adalah adikku. Jika kamu melakukannya, maka aku akan senang." bisik Scarra.

Yuki terkejut, matanya berlinang dan ia terharu bahagia.

"Kakak!" Yuki membalas pelukan Scarra.

Dalam pelukan itu, tubuh Yuki tercium sangat harum. Meski terasa kasar di bagian bekas lukanya, namun di bagian yang lain, kulitnya terasa begitu lembut.

"Wanita indah sepertimu... Tak seharusnya menjadi seorang budak." Bisik Scarra seraya mencium lembut lehernya.

Mendengar bisikan itu, Yuki pun tak tertahankan lagi. Ia tenggelam dalam kebahagiaan.

Yuki memeluk Scarra semakin erat, membaringkannya dan kemudian meluapkan seluruh kebahagiaanya.

Hingga akhirnya mereka pun terlelap tidur bersama, menghabiskan malam yang panjang dalam pelukan yang hangat.

***

Matahari mulai terbit, burung-burung silih berkicau ria, suara para penduduk kini mulai terdengar semakin ramai, dan karenanya Scarra pun mulai terbangun dari tidurnya.

Saat itu tepat di hadapannya, Yuki masih tertidur lelap di atas tubuhnya, namun dengan tali bra yang sudah terlepas.

Melihat hal itu Scarra tertegun. Ia menunduk seraya memegang keningnya. "Bodoh, apa yang sudah ku lakukan...?" Scarra menyesal dan sekaligus kesal, malam itu ia tidak mampu menghentikan Yuki.

"Yuki, bangunlah! Sudah pagi!" menggoyangkan bahu Yuki.

"Emm... Iya, kak. Sudah pagi yah... Apa semalam kaka tidur nyenyak?" Tanya Yuki dengan mata yang masih setengah tertutup, seraya memasang kembali tali bra miliknya yang telah terlepas.

"Ah... Iya. Nyenyak kok." Jawab Scarra seraya beranjak dari tempat tidurnya.

Melihat hal itu Yuki langsung cemas. "Kakak mau kemana? Aku mohon jangan tinggalkan aku!"

"Oh iya, aku belum bilang ya? Hari ini aku ada ujian hunter. Jadi, aku harus pergi." Jelas Scarra seraya bersiap-siap.

"Tapi...."

"Jangan khawatir, Aku pasti akan kembali."

"Benarkah...?! Janji?!"

"Iya, Janji!" Scarra menghampiri Yuki dan kemudian memberinya beberapa koin emas.

 

 

"Gunakan ini untuk membeli apa yang kamu butuhkan. Dan ingat! Jangan pernah coba-coba mencuri lagi! Mengerti?!"

"Mengerti!" Teriak Yuki seraya tersenyum bahagia. "Aku akan menyiapkan makan malam yang lezat untuk kakak. Jadi, jangan telat, yah!" Ujar Yuki dengan senyuman termanisnya.

"Hahaha... Mendengarnya, membuatku jadi tak sabar. Baiklah, Aku berangkat!"

BRUKK

Suara pintu ditutup.

***

[Aliansi Gagak Hitam]

Pagi itu sebelum ujian hunter dimulai, para anggota terkuat Guild Gagak Hitam dikumpulkan. Mereka mengadakan rapat tertutup.

Ke 10 besar Hunter Rank S Gagak Hitam telah hadir, dan mereka telah duduk di tempatnya masing-masing.

Namun Kousei (Rimaster Guild Gagak Hitam) masih belum juga muncul, Dan hal itu sedikit menimbulkan kegaduhan.

Di sisi lain, Kousei sedang termenung. Ia sedang memandangi hamparan Kota Acela dari ruangannya.

"Hmm...." Kousei menarik nafasnya dalam-dalam.

Saat itu, Kousei teringat akan panutannya. Ia adalah Master Guild Gagak Hitam yang sesungguhnya.

Sang master sebenarnya telah lama pergi, dan tidak ada sedikit pun kabar tentang keberadaanya.

Sebagian orang meyakini, bahwa sang master sebenarnya telah lama mati.

 

 

Namun tidak dengan Kousei, ia sangat yakin bahwa panutannya itu masih hidup hingga saat ini.

Selama ia tidak mendengar kabar tentang kematiannya, maka ia akan terus meyakininnya tetap hidup. 

Tak berselang lama, seorang hunter penjaga pun datang.

"Master, mereka sudah menunggu Anda di aula. Keadaan sudah mulai tidak kondusif." Jelas hunter itu dari luar ruangan.

"Baiklah, Aku datang!"

Kousei pun keluar dari ruangannya. Ia pergi menuju Aula Pertemuan dengan rasa hampa di hatinya.

Bersambung.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
RRR family
mantappppppp
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status