Share

Episode - 7

[Aula Pertemuan Guild Gagak Hitam]

"Dimana Kousei? Kenapa dia belum datang juga?" Dalam pertemuan itu Kyo Ren telah datang lebih awal, dan ia telah menunggu cukup lama.

*Kyo Ren - Hunter Rank S peringkat 4*

"Bersabarlah, Ren. Oh ya, kalau di ingat-ingat, ini sudah menjadi kali ke tiga ujian Hunter diadakan. Tapi sampai saat ini, aku masih belum pernah melihatnya." Celetuk Shiro membuka pembicaraan. 

*Shiro - Hunter Rank S peringkat 5*

"Hmm... Dari awal aku bergabung saja, hingga sekarang, aku tidak pernah tau seperti apa sosoknya." 

*Kazu - Hunter Rank S peringkat 9*

Kyo Ren berdiri dari tempat duduknya, "Tunggu sebentar! Apa kalian sedang membicarakan Master yang itu...?"

"Menurut mu siapa lagi? Memangnya ada Master yang lain lagi?" Jawab Kazu.

"Sudah kuduga! Sekarang coba kalian pikirkan, selama ini semua perintah siapa yang perintahkan? Setiap keputusan siapa yang putuskan? Kousei bukan?! Aku yakin, Sang Master sebenarnya tidak ada!" Terang Kyo Ren dengan yakinnya.

Peryataan Kyo Ren telah membuat beberapa Hunter yang lain terhentak. Mereka mulai sedikit terpengaruh dengan pemikirannya. 

"Kalau memang posisi Master itu kosong, lalu kenapa Kousei tidak menempatinya dan kemudian memilih Rimaster yang baru? Bukankah dengan begitu, pekerjaannya menjadi semakin mudah?" Tanya Shiro yang masih meyakini keberadaan Sang Master Gagak.

"Mungkin saja Kousei sengaja melakukan itu, agar kedua posisi itu bisa ia kendalikan!"

Mendengar ucapan Kyo Ren, Tao pun menjadi geram. Ia berdiri dan lalu menggebrak meja, "Sudah cukup! Hentikan omong kosongmu, Ren! Pikiranmu terlalu berlebihan! Tidak mungkin Rimaster Kousei melakukan hal itu, aku mengenalnya lebih darimu!" Tegurnya.

*Shinji Tao - Hunter Rank S peringkat 3*

"Oi-oi-oi... Apa maksudmu memukul meja seperti itu? Mau ngajak ribut, hah?! Aku tau peringkatmu lebih tinggi, tapi itu hanyalah sebuah peringkat, kita tidak akan tahu siapa yang lebih kuat sebelum kita bertarung, dan aku tidak akan kalah darimu!" Kyo Ren menatap tajam ke arah Tao.

"Coba saja!" Balas Tao, menanggahkan dagunya.

"Kak Hanami, ayo tolong bantu aku hentikan mereka!" Pinta Mika, seraya menggoyangkan bahu Hanami yang saat itu sedang mabuk berat.

*Mika - Hunter Rank S peringkat 10*

"Ah sudah, biarkan saja mereka. Aku tidak mau ikut campur masalah mereka. Lebih baik kita minum, daripada mengurusi orang keras kepala seperti mereka. Benarkan, Lion? Hehehe."

Hanami adalah seorang pemabuk berat, ia selalu membawa sake kemanapun dirinya pergi.

"Benar sekali! Hahaha... Ngomong-ngomong, di mana kamu mendapatkan sake ini?" Tanya Lion.

"Itu rahasia. Hahaha...."

"Sial, ini nikmat sekali!"

*Hanami - Hunter Rank S peringkat 8*

*Lion - Hunter Rank S peringkat 7*

Keadaan mulai menjadi tegang, namun bertepatan dengan itu, Kousei pun datang dan memasuki ruangan.

"Master!"

Serentak para Hunter pun berdiri.

Terlihat sikap dan nyali mereka menciut ketika Kousei datang. Berbanding terbalik dengan sesaat sebelum Kousei datang.

Melihat Kousei yang hanya datang seorang diri, para Hunter pun saling melirik.

Ketidak hadiran Sang Master untuk kesekian kalinya, telah membuat keberadaannya mulai diragukan.

"Ayo kita mulai pertemuan ini!"

"Yes, Master!" Jawab para Hunter serentak.

Pertemuan pun dimulai.

"Langsung saja, aku ingin standar penilaian ujian kali ini lebih tinggi lagi! Aku tidak ingin menerima anggota yang masih dalam proses berkembang! Ujian Hunter kali ini, hanya akan dapat diikuti oleh petualang tingkat dua saja!" Terang Kousei menegaskan.

"Aku setuju!" Celetuk Kyo Ren tanpa berfikir panjang.

Para Hunter yang lain menggelengkan kepalanya, melihat tingkah Kyo Ren yang hampir saja memotong pembicaraan.

"Tunggu Master, bukankah mencari orang yang sudah mencapai tingkat dua itu cukup sulit? Walaupun ada, mungkin hanya satu atau dua orang saja." Ujar Nobu mengingatkan. 

*Nobu - Hunter Rank S peringkat 6*

"Master, apa yang di katakan Nobu benar. Kenapa tidak dengan cara yang biasa saja? Memilih orang berbakat di tingkat pertama, lalu melatihnya hingga mencapai tingkat dua."

Shiro berpendapat, bahwa cara yang selama ini dilakukan sudah tepat dan benar.

"Seperti yang kita tahu, petualang tingkat dua sangatlah jarang sekali ditemukan. Kalaupun ada, kebanyakan dari mereka pasti akan lebih memilih menjadi seorang Kaze (Istilah bagi para pemburu hadiah)."

Tao pun berpendapat, bahwa keputusan Kousei saat itu tidak tepat.

"Kau benar!"

"Ya, dia benar!"

Para Hunter silih bersautan dan berpendapat.

"Kita tidak akan mencarinya! Kita sudah mendapatkannya!" Celetuk Kousei.

"Eh?!" Para Hunter kebingungan.

"Maki! Kamu membawa data para peserta ujian, bukan?!" Tanya Kousei.

"Ya, Master!"

"Beritahu mereka! Jelaskan pada mereka status dari orang-orang itu!"

"B-Baik Master!" Berbekal tumpukan berkas yang dibawanya, Maki pun kemudian berdiri dan mulai menjelaskannya.

"Dari semua formulir pendaftaran ini, terdapat 25 Petualang yang telah mendaftarkan diri. 20 di antaranya, merupakan Petualang di tingkat pertama dan 5 peserta yang tersisa merupakan Petualang di tingkat kedua.

"Apa?! Lima orang?! Yang benar saja!" Kyo Ren terkejut, seolah tidak percaya.

"Master! Sepertinya ini hari keberuntungan kita!" Nobu menimpalinya.

"Kalau begitu, kita langsung terima saja mereka, bagaimana?"

"Tidak bisa seperti itu, Ren. Kita harus tetap menguji mereka!" Sahut Shiro.

Saat itu, seiring Maki menjelaskan, para Hunter silih bersahutan. Mereka terlihat begitu gembira dan juga bersemangat.

Maggie, Level 105, Class Witch.

Rigen, Level 107, Class Guardian.

Shinji Nero, Level 102, Class Archer.

"Tunggu! Shinji...?!" Potong Shiro.

Semua Hunter terdiam sejenak dan mereka saling melirik. Nama itu, terdengar tidak asing di telinga mereka. 

Hingga kemudian, secara bersamaan, mereka pun menoleh ke arah Tao. Termasuk Kousei.

"Jangan-jangan...? Tao! Dia itu saudaramu, ya?!"

Kazu mencurigai Tao karena memiliki nama depan yang sama.

"I-iya." Jawab Tao, singkat.

"Eh! Kenapa tidak bilang? Kamu kan bisa memasukannya melalui jalur rekomendasi!"

Kluarga Shinji adalah salah satu keluarga bangsawan yang cukup terpadang di Kota Acela.

Dengan reputasi dan kedudukannya, seharusnya, Tao dapat memasukan saudaranya tanpa harus melewati ujian terlebih dahulu. 

"Tidak apa. Aku ingin dia masuk ke Guild ini dengan usahanya sendiri."

Tao mencoba menutupi rasa bangga di dalam hatinya, dengan memperlihatkan ekspresi dinginnya.

Yang padahal saat itu, Tao sendiri pun tidak mengetahui kalau ternyata adiknya kini sudah mencapai tingkat dua.

Setelah mulai kondusif, Maki kemudian melanjutkan penjelasannya.

Tsuhira, Level 104 dengan Class Destroyer.

"Dan yang terakhir. Scarra, Level... Tu-tunggu! Dia tidak mencantumkan levelnya! Master, Apa formulirnya masih bisa diterima?"

Dengan sedikit terkejut, Maki bertanya kepada Kousei. Yang mana menurut peraturan, jika terdapat satu kolom saja yang tidak terisi, maka formulir itu akan dinilai tidak sah.

"Apa-apaan orang itu?! Apa maksud dia tidak mengisinya?!"

Kyo Ren yang terkenal akan tempramennya, tidak dapat membendung emosinya kala mendengar hal itu.

Shiro yang saat itu duduk di sebelah Kyo Ren, langsung menginjak kakinya. Shiro memberinya tanda untuk tidak membuat keruh suasana.

Kyo Ren pun terdiam, ia menoleh ke arah Shiro dengan ekspresinya yang terlihat sangat kesal.

"Hmm... Apa Classnya?" Tanya Kousei.

"Classnya Samurai, Master!" Jawab Maki.

Di antara Class yang lain, Class Samurai merupakan Class tersulit dalam Game Crown Island Online.

Meski memiliki daya luka yang cukup tinggi, namun dengan jumlah HP dan daya ledak yang rendah, membuat Class ini menjadi tidak begitu diminati.

Terlebih, sulitnya memadukan combo, menjadi alasan terbesar bagi para Player untuk tidak menggunakannya.

Kousei terdiam sejenak dan ia mencoba berfikir. Pasalnya, di Dunia baru ini sendiri, Class Samurai sangatlah jarang sekali dijumpai. Hal itu membuat informasi mengenai Class ini menjadi sangat terbatas.

Dan tidak sedikit pula orang-orang dengan Class Samurai tingkat Satu, mengaku-ngaku sebagi Samurai di tingkat Dua.

Ken dan Kai yang saat itu mengerti apa yang menjadi pikirkan Kousei, akhirnya bersuara.

"Master!" Ken dan Kai mencoba memberikan isyarat.

Mendengar suara Ken dan Kai, Semua Hunter di ruangan itu seketika terkejut. Terkecuali Kousei.

Mereka saat itu benar-benar tidak menyadari keberadaan kedua orang tersebut.

"Mereka...?! Sejak kapan?!"

"Mengerikan! Apa selama ini, mereka benar-benar ada disana?!" Gumam Kazu di dalam hatinya.

*Sein Ken - Hunter Rank S peringkat 1*

*Sein Kai - Hunter Rank S peringkat 2*

Ken dan Kai adalah merupakan saudara kembar. Dan dalam hal kekuatan mereka berdua setara.

Jika dalam satu peringkat dapat diduduki oleh lebih dari satu orang, maka mereka berdua tentu akan berada dalam peringkat yang sama.

Kousei saat itu lupa bahwa Ken dan Kai adalah merupakan seorang Samurai. Namun isyarat itu telah mengingatkannya.

Dan Kousei percaya, bahwa mereka berdua dapat membantunya dalam memberikan penilaiannya.

Berdasarkan pertimbangannya, Kousei pun akhirnya menerima Scarra sebagai salah satu kandidat peserta ujian.

"Baiklah, kita akhiri pertemuan ini! Maki, setelah ini, pergilah temui para peserta yang lain, informasikan kepada mereka mengenai putusan ini!"

"Baik, Master!" 

Selain menjadi salah satu dari kesepuluh Hunter terkuat, Maki juga menjabat sebagai penanggung jawab administrasi di Guild Gagak Hitam.

"Sisanya ikut aku ke Arena!" Seru Kousei.

"Yes, Master!"

***

 Lonceng Arena pun berbunyi. Tanda akan segera dimulainya Ujian Hunter Guild Gagak Hitam.

Seakan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang hanya diadakan 6 bulan sekali ini, para Petualang yang saat itu sedang singgah di Kota Acela pun berbondong-bondong memasuki Arena Ujian dengan begitu antusiasnya.

Terlihat, para petualang kini mulai memadati kursi penonton. Suara gemuruh pun terdengar hingga ke pelosok kota. Mereka begitu bersemangat.

Di sisi lain, di pintu belakang Arena, Scarra menunjukan Lisensi Sementaranya kepada petugas yang berjaga.

Ia kemudian diarahkan menuju sebuah ruangan khusus, dengan dikawal oleh beberapa orang penjaga. 

Dan setibanya di ruangan itu, terlihat empat peserta lain sudah tiba terlebih dahulu di sana.

Mereka tengah berdiri dan saling menatap dengan tatapan yang tajam.

Bukan hanya menatap, mereka juga mencoba saling mengintimidasi satu sama lain dengan auranya masing-masing.

Scarra yang saat itu tidak mengerti apa-apa, dengan dinginnya ia berjalan melewati orang-orang tersebut.

Ia pun kemudian duduk di sebuah kursi, tepat di tengah-tengah ruangan itu.

Dan dengan polosnya ia pun bertanya, "Hey, apa kalian tidak pegal?" 

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status