Share

Episode - 8

Kousei mulai memasuki Arena dan ia pun duduk di kursi para petinggi, dengan didampingi oleh Ken dan Kai di belakangnya.

 

Di jajaran kursi itu, terdapat pula para tamu VIP. Mereka merupakan para bangsawan terpandang di Kota Acela.

 

"Hey lihat! Bukankah itu Master Kousei?!" Teriak salah satu penonton.

 

"Iya benar, Ken dan Kai juga ada disana!" Timpal penonton yang lain.

 

Kousei melambaikkan tangannya, ia mencoba menyapa seluruh penonton.

 

Dan seketika, para penonton pun bersorak gemuruh.

 

Seraya menyapa, Kousei pun mengaktifkan skill pendeteksi aura miliknya.

 

Ia memperhatikan dan mengawasi setiap aura yang terpancar dari para penonton.

 

Hal itu ia lakukan guna menghindari masuknya para penyusup. Atau yang biasa disebut dengan istilah Black Hunter (Hunter Pencari Informasi / Mata-Mata).

 

Hingga beberapa saat kemudian, Tao pun datang, "Master, persiapan sudah selesai. Kita sudah bisa memulainya." Bisiknya dari belakang.

 

"Bagaimana dengan Maki, apa dia sudah kembali?"

 

"Sudah Master, dia sudah berada di posisinya bersama Hanami."

 

"Baiklah. Mari kita mulai!"

 

Kousei berdiri, lalu ia menghentakkan tongkatnya ke lantai.

 

Sebuah dinding pelindung pun muncul. Dinding itu melingkari area pertarungan layaknya kubah.

 

Perlahan, dinding itu pun semakin meredup. Bahkan terlihat sangat transparan seperti kaca.

 

Saking transparannya, para penonton sampai tidak bisa melihat pembatas tersebut.

 

Sorakkan takjub membuat Arena Pertarungan pun menjadi semakin bergemuruh.

 

Kousei yang saat itu masih berdiri, ia menganggukkan kepalanya, memberi tanda kepada Shiro untuk segera memulai acaranya.

Shiro pun kemudian memfokuskan energi sihirnya pada suaranya. Dan dengan suara yang lantang, ia pun membuka acara tersebut.

"Para hadirin! Terimakasih karena sudah menunggu! Ujian Gagak Hitam kali ini, inilah persertanya!" Teriak Shiro bersemangat.

"Yang pertama! Petualang dengan Class Witch, Inilah dia... Maggie!" Sambut Shiro.

Maggie berjalan memasuki arena.

"Akankah kemampuan sihirnya yang eksotis dapat meloloskannya dalam Ujian Hunter kali ini?! Kita lihat saja nanti!" Sambung Shiro.

"Aku sudah pasti lolos." Gumam Maggie seraya melambaikan tangan ke arah penonton.

"Berikutnya, yang kedua! Sang tembok baja, kekuatan dari segala kekuatan membuatnya sulit untuk di jatuhkan! Inilah dia... Rigen! The Guardian!"

Dengan senyuman yang sedikit kaku, Rigen pun mulai berjalan memasuki arena.

"Berikutnya! Dia adalah adik dari Shinji Tao, The Silver Bow! Dengan Class yang sama seperti kakaknya yaitu Archer, akankah kehebatan kakaknya menular kepada dirinya?! Kalian akan mengetahuinya nanti! Inilah dia... Shinji Nero!"

"Lihat saja kak, aku akan membuatmu bangga." Nero melirik ke arah Tao.

"Selanjutnya! Dengan serangan, kecepatan, dan power yang tinggi, membuat Class ini menjadi cukup ditakuti! Siapakah dia?! Tentu saja, Sang Destroyer... Tsuhira!"

"Cepat, langsung saja bertarung!" Seru Tsuhira sambil memainkan senjatanya.

"Dan yang terakhir! Seorang pria misterius dengan Class yang misterius! Cukup penasaran?! Kita langsung panggil saja! Scarra! The Samurai!"

Scarra memasuki arena dengan santai dan senyuman manisnya.

"Baiklah, perlu kalian ketahui, ke 5 peserta ini adalah merupakan Petualang Tingkat Dua! karena itu, ujian kali ini pasti akan sangat menarik untuk di saksikan!"

Selepas mendengar hal tersebut, para penonton pun semakin bersorak.

Kemudian Shiro pun menjelaskan, bahwa pertandingan kali ini akan sedikit berbeda dari sebelumnya.

Para peserta yang biasanya akan ditarungakan satu sama lain, kini mereka harus bertarung satu lawan satu dengan salah satu Hunter terkuat Gagak Hitam.

Hunter itu, Rank S peringkat ke #7. Lion, Sang Paladin.

"Yosh, kerahkan semua kemampuan kalian!" Tantang Lion.

Shiro pun melanjutkan penjelasannya.

Peraturan Ujian Hunter kali ini sangat sederhana, yaitu, jika para peserta mampu menguras jumlah HP dari Lion Sang Paladin lebih dari 30%, maka pertandingan akan dihentikan dan peserta tersebut akan dinyatakan sebagai pemenang.

Namun jika para peserta tidak berhasil merobohkan Sang Paladin dalam waktu yang sudah ditentukan, dan jika jumlah HP yang tersisa dari para peserta telah mencapai di bawah 10%, maka pertandingan akan langsung dihentikan.

Selanjutnya, penilaian pun akan ditentukan dari seberapa kuat dan seberapa tangguh mereka dalam bertarung.

"Baiklah, ke 5 peserta sudah diperkenalkan, dan peraturan sudah disampaikan! Sesaat lagi, kita akan mulai pertandingannya! Are you ready!" Teriak Shiro dengan diiringi suara gemuruh dari para penonton.

***

"Tarik nafas dalam-dalam... Tenanglah... Tenanglah...." Rigen berdiam diri di sebuh lorong, dan mencoba menenangkan dirinya.

"Hey paman, apa kau gugup?" Sapa Scarra saat hendak melewati lorong tersebut.

"Aku bukan pamanmu! Dan aku masih berumur 22 tahun!" Tegas Rigen.

"Eh! Wajahnya boros banget!" Celetuk Scarra di dalam hatinya.

"Para hadirin, langsung kita panggil saja, inilah dia peserta pertama kita, Rigen! Sang Guardian!" Sambut Shiro yang disusul dengan suara gemuruh dari para penonton.

"Hey, Pa... Maksudku... Rigen, namamu dipanggil tuh!" Terang Scarra kepada Rigen yang saat itu terlihat sedang melamun.

"Aku juga dengar!" Rigen melangkah memasuki arena. "Sialan, kenapa harus aku yang jadi peserta pertamanya." Gumamnya.

"Baiklah, Tampaknya para penonton sudah tidak sabar untuk menyaksikan pertarungan ini! Lion Sang Paladin! Melawan Rigen Sang Guardian! Siapa yang akan menang?!"

"Yosh... Aku pasti bisa." Rigen menyemangati dirinya sendiri.

 

"Lihatlah senyuman di wajah Rigen! Apa dia sangat percaya diri?! Atau mungkin dia ingin menyembunyikan rasa gugupnya?! Kita akan mengetahuinya! Are you ready...?! Fight!"

 

Pertandingan pun dimulai. Begitu aba-aba diucapkan, Rigen tidak lantas langsung menyerang Lion.

Melainkan, mengaktifkan beberapa skill penguatan miliknya terlebih dahulu. Dan ia melakukannya dengan begitu tenang.

"Ho... Baiklah-baiklah, biar aku yang maju."

Seraya tersenyum lebar, Lion berjalan santai ke arah Rigen. Namun tiba-tiba saja, seketika Lion menghilang dari pandangan. Dan hanya meninggalkan asap tipis yang berputar.

WUUSSHH...

"Whooa... Apa yang terjadi?! Dengan sekejap Lion lepas dari pandangan kita!" Teriak Shiro.

"Me-Menghilang?!" Rigen melirik kesana-kemari, mencoba mencari keberadaan Lion.

"Ja-Jangan-jangan...? Di atas?!"

Dan benar saja, saat itu Lion sebenarnya tidak menghilang, akan tetapi dirinya meloncat tinggi ke udara dan melakukan terjangan yang sangat keras dari atas sana. Skill itu dinamakan dengan Rising Smash.

Dengan diiringi cahaya kilat, Lion pun menerjang ke arah Rigen.

BOOMM!

SRREEETT...

Rigen terseret cukup jauh dari tempatnya. Hantaman itu benar-benar keras.

 

Namun meski begitu, Rigen berhasil menahannya. Skill Aerial Block miliknya berhasil melindunginya.

 

"Hebat sekali... Hebat sekali... Meski mendapatkan serangan yang mengerikan, Rigen Sang Guardian masih berdiri dengan kokoh!" Ujar Shiro mengomentari.

 

"Sial, tadi itu bahaya sekali! Jika dia melakukannya lagi, sepertinya perisai ini sudah tidak akan mampu menahannya." Gumam Rigen.

 

"Lumayan juga kau. Tapi bagaimana dengan ini?!"

 

Lion kembali menyerang.

 

DDUUAAR!

Ledakan dari Skill Demolisher Land milik Lion, membuat lantai arena seketika menjadi hancur. Namun beruntung, Rigen masih sempat menghindar.

"Hahaha... Ayolah, lawan aku! Jangan buat aku bosan!" Tantang Lion, seraya menyerang Rigen bertubi-tubi dengan pedangnya.

 

Menerima serangan combo dari Lion, Rigen hanya bisa bertahan dan berlindung dibalik perisainya. Dan keadaan itu berlangsung cukup lama.

 

"Serangan bertubi-tubi! Tapi semuanya masih bisa ditahan! Yang Rigen lakukan hanyalah menutupi tubuhnya dengan perisainya! Apa dia sudah menyerah?!" Teriak Shiro mengomentari.

 

"Ada apa? Apa kau sudah menyerah?" Lion mencoba memprovokasi Rigen.

 

"Kau tidak tahu apapun, ini baru pemanasan saja. Kau kuat, bukan?! Bersiaplah, karena aku tidak akan menahan diri!" Jawab Rigen dibalik perisainya.

 

"Hahaha... Baiklah! Ayo hibur aku!"

 

CRACK!

 

Suara retakan mulai terdengar, dan perlahan mulai sering terdengar.

 

Nampaknya, perisai Rigen sudah tidak mampu lagi bertahan.

Hingga beberapa saat kemudian, perisai itupun hancur.

 

"Ha-Hancur! Perisainya hancur! Serangan bertubi-tubi telah membuat perisai Sang Guardian hancur!" Teriak Shiro terkejut.

 

Rigen melompat mundur.

 

"Sepertinya, presenter itu tidak tahu apa-apa. Dan kau juga, telah melupakan satu hal penting."

"Apa maksudmu?" tanya Lion.

"Unique Skill! Mungkin kau lupa bahwa Class Guardian memiliki satu Skill Unik yang cukup menakutkan. Dan sekarang, aku akan menunjukkannya padamu, betapa menakutkannya Skill ini!"

Guardian Unique Skill. Guardian memiliki satu Skill unik yang mampu membuatnya menjadi Class yang sangat tangguh.

Dimana selama Skill unik tersebut aktif, setiap serangan yang diterimanya akan diserap per 10% dari jumlah Damagenya.

Dan per 10% Damage yang diserap tersebut, akan secara otomatis ditingkatkan kepada jumlah Damage Skill miliknya.

Kini hanya dengan satu kapak di tangan kanannya, Rigen mulai menyerang balik dengan brutal.

Dengan Skill Torso Ripper miliknya, Rigen dengan cepat langsung menerjang dan mengayunkan kapaknya kepada Lion. Dan Lion pun seketika terlempar keudara.

"Ce-Cepat sekali! Apa Rigen sudah mulai serius?!" Shiro cukup terkejut dengan apa yang terjadi.

Rigen tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Dengan cepat, ia pun melopat ke atas udara, menyusul Leon yang saat itu masih melayang di atas sana.

"Mountain... Smash!"

BBAAAMM!

Hantaman keras dilancarkan Rigen kepada Lion.

Hantaman itu menciptakan gelombang kejut yang luar biasa. Bahkan membuat perisai Lion hingga bergetar.

Lantai yang menjadi tumpuan Lion saat mendarat pun seketika hancur. Lion terpental dengan begitu kerasnya.

Lion terperosok, dan ia mencoba berdiri. Namun belum sempat Lion berdiri, sebuah kapak sudah melayang di atasnya. Menerjang dengan cepat ke arahnya.

TRAANK!

Lion berhasil menangkisnya, namun Rigen seolah mengetahui hal itu akan terjadi.

 

Rigen telah memprediksi kemana kapak itu akan terpental.

 

Rigen pun melompat dan mengambilnya, lalu kemudian kembali menyerang dengan Skill Mountain Smash untuk kedua kalinya.

 

BAAAMM!

 

"Be-Berakhir sudah! Apa Lion baik-baik saja?! Apa dia masih bisa berdiri?!" Teriak Shiro dengan diiringi suara gemuruh dari para penonton.

 

"Hebat! Orang itu bisa menandingi kekuatan Lion, Sang Hunter Peringkat #7!" Sahut salah satu penonton.

 

"Tidak! Lion sengaja membiarkannya!" Penonton lain menimpalinya dari belakang.

 

"Maksudmu...?"

 

"Lihat, dan saksikan saja!" Jawab penonton misterius tersebut.

 

"Dari serangan sekuat itu saja, masih tidak berdampak apa-apa padanya, padahal dia belum menggunakan Skill Penguatan apapun. Sepertinya, yang dirumorkan tentang dirinya itu benar." Gumam penonton misterius tersebut.

 

"Hahaha... Kau benar-benar membuatku terhibur!" Sambil tertawa keras, Lion mencoba untuk bangkit.

 

"Haha... Kalau tidak begitu, tidak akan menyenangkan bukan?!" Timpal Rigen.

 

"Yang benar saja! Dia bahkan masih bisa tertawa." Gumam Rigen.

 

"Cepat, serang lagi! Hibur aku! Hahaha..." Tantang Lion.

 

"Cih... Sialan. Rasakan ini." Rigen yang merasa diremehkan, seketika langsung menerjang dan menyerang Lion dengan sekuat tenaga dari segala sisi.

 

"Throw Axe! Breaker Wall! Beast Demolisher! Slash Of Mutilation! Mountain... Smash!"

 

Rigen mengerahkan seluruh kemampuannya, namun Lion masih tidak bergeming.

 

Semua Skill yang digunakan Rigen sama sekali tidak mampu menembus Holly Barrier milik Lion.

 

Dan di saat Rigen hendak menyerang kembali, tiba-tiba, ratusan cahaya kuning menyerupai pedang muncul tepat di atas kepalanya. Cahaya itu seketika menghujami dirinya.

 

"Huwaaaaaaaa!"

 

Rigen berteriak sekeras-kerasnya. Bahkan terdengar hingga ke ruang tunggu peserta.

 

"Apa itu?! Apa yang terjadi?!" Tsuhira beserta para peserta yang lain mulai gugup.

 

Nampaknya, teriakan Rigen sedikitnya telah melemahkan mental mereka.

 

"Wah, gawat! Kelepasan!" Celetuk Lion sambil menggaruk pahanya. Ia hampir saja membunuh Rigen.

 

"A-Apa yang terjadi?! Apa kalian melihatnya?! Tanya Shiro kepada para penonton.

 

"Apa itu?! Aku belum pernah melihatnya!" Teriak salah satu penonton.

 

"Hunter 10 besar, kekuatannya memang tak diragukan lagi!" Timpal penonton yang lain.

 

Para penonton terkagum-kagum, ketika melihat skill Lion yang dahsyat itu.

 

Di sisi lain, keadaan Rigen saat itu cukup menghawatirkan.

 

Mika dan tim penyembuh pun langsung bergegas berlarian ke arena. Mereka segera menyembuhkan Rigen yang sudah tergeletak tak berdaya itu.

 

Suara penonton yang tadinya bergemuruh pun seketika menjadi hening. Kala menyaksikan para tim penyembuh mencoba menyembuhkan Rigen dengan sekuat tenaga.

 

Hingga akhirnya Rigen pun berhasil di sembuhkan, dan saat itu semuanya di selimuti dengan perasaan haru.

 

Kemudian Kousei mengangkat tangannya, dan memberi tanda untuk mengakhiri pertandingan.

 

"Ta-Tak bisa di percaya! Pertandingan ini telah berakhir! Pemenangnya, Lion! Teriak Shiro menutup pertandingan.

 

 

Bersambung.

 

Jangan lupa like, vote, comment and share ya guys thanks ✌.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Koplakgame
bagus cerita nya
goodnovel comment avatar
Aldirat Aldi
Saya Suka...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status