Flash back On :
Malam ini aku sedang makan bersama dengan mami dan adik lelakiku satu-satunya, Ryan.
Tiba-tiba mami bertanya padaku, " Bram, kamu kan sudah umur 28 tahun, sudah memegang perusahaan warisan papi pula, apa kamu tidak ingin menikah?" tanya mami.
"Mami pingin segera menimang cucu," sambungnya lagi.
Aku memotong daging yang ada di piringku sambil melirik ke arah mami dan Ryan bergantian. Ryan tampak asyik dengan makanannya dan tidak peduli dengan obrolan kami.
"Bram belum kepikiran Mi, enak sendiri dulu, punya cewek apalagi istri itu ngeribetin, apalagi kalau sifatnya menye-menye dan manja, pasti bikin kesel, Bram ingin cari uang agar bisa buat mami seneng dan menguliahkan Ryan sampai wisuda." tukasku.
Mami cemberut.
"Mami cuma nggak ingin usia yang semakin tua membuatmu nanti susah dapat keturunan, Bram," tukas mami.
"Mami juga ingin melihatmu bahagia, jangan khawatir soal kerja, kan kamu bisa membagi waktu kapan harus kerja dan kapan harus menemani istri," sambung mami lagi.
"Kalau mas Bram, nggak mau kawin, biar aku yang kawin Mi," celetuk Ryan sambil tertawa.
Aku mendelik padanya.
"Bocah kemarin sore aja berlagak, kuliah dulu yang bener, cari kerja yang mapan, baru kawin, mau dikasih makan apa anak istri kamu nanti Yan," seruku menoyor kepala adikku.
Adikku tergelak.
Aku memandang wajah mami. Keriput di wajahnya sudah begitu terlihat. Dan aku ingin menuruti permintaan mami. Tapi aku sedang tidak dekat dengan seorang cewek manapun.
Rata-rata cewek yang mendekatiku karena limpahan harta yang kupunya. Bikin kesel.
"Mi, Bram sedang tidak punya stok gadis, coba mami yang mencarikan, siapapun itu, akan Bram nikahin," sahutku.
Mami ceria. Matanya langsung berbinar-binar. Seperti balita yang mendapat sekeranjang permen kesukaannya.
"Mami ada teman, Bram, pensiunan perusahaan pertambangan di kalimantan, sekarang pindah di kota ini, dia punya anak perempuan, dokter yang cantik, sholihah, dan sedang menempuh pendidikan spesialis Obgyn. Apa kamu mau dikenalkan dengannya?" tanya mami.
"Temen mami itu, Pak Pambudi sedang mencarikan jodoh untuk anaknya," sambung mami lagi.
Aku mengangguk.
"Everything for you, Mi, aku mau dikenalin, asal itu pilihan mami," jawabku.
******
Dan disinilah aku, di rumah keluarga gadis yang hendak dijodohkan denganku.
Namanya Kemala sarasvati. Dia cantik, berhijab, dan sepertinya mandiri serta jauh dari kata menye-menye.
Kami mengobrol cukup lama di ruang tamu. Dan aku meminta waktu untuk berbincang dengan Kemala berdua di taman.
"Mas Bram, kata papaku, kita ini sedang dijodohkan," ujar Kemala seraya duduk di gazebo taman belakang rumahnya.
"Iya memang, kenapa? apa kamu keberatan? " tanyaku.
"Sebenarnya, aku belum memikirkan pernikahan, aku masih ingin kuliahku tuntas menjadi dokter kandungan dan memiliki klinik sendiri, menyelamatkan banyak nyawa perempuan yang hamil dan melahirkan, karena banyak dokter kandungan yang laki-laki membuat beberapa perempuan malu untuk memeriksakan diri," jawabnya menggantung.
"Hm, bagus, cita-cita mulia, terus?" tanyaku.
"Kebanyakan laki-laki yang mau dijodohkan denganku memilih mundur, saat aku berkata ingin melanjutkan kuliah spesialisku yang kurang 3 tahun, karena pasti hubungan pernikahanku kelak akan LDR, dan mereka menolak dengan prinsipku yang ingin mengamalkan ilmu di masyarakat, karena beberapa suami ingin istri yang stand by di rumah terus dan bisa menyambut suami saat pulang kerja, gimana menurut mu Mas?" tanyanya.
"Wah, cocok ini, aku juga sering keluar kota untuk bertemu klien, tak ada masalah bagiku jika LDR sampai dia lulus, toh setelah dia lulus kan bisa serumah, kapan lagi aku menemukan wanita yang independen seperti dia," batinku.
"Kemala, aku juga sering keluar kota untuk kemajuan perusahaan warisan papa. Jadi aku tidak masalah jika kita LDR dulu, nanti kan kalau kamu lulus kita bisa tinggal serumah. Dan aku bangga banget jika kamu mandiri, bahkan ingin menolong sesama perempuan," jawabku.
Kemala tersenyum dan berpikir sejenak. "Tapi bagaimana soal cinta? apa mas mencintaiku, kita baru kenal hari ini," tanyanya.
"Cinta urusan belakang Mala, lagipula apa kamu pernah dengar pepatah jawa, witing tresno saka saking jalaran kulina?" tanyaku.
Kemala mengangguk dan tersenyum,
"Lalu bagaimana soal anak? ada beberapa temanku yang menjalani hubungan LDR, belum mempunyai anak," ucapnya.
Aku tersenyum.
"Anak itu rezeki dari Tuhan, Kemala, akan kutunggu sampai kamu hamil dengan sabar, nunggu kamunya hamil saat lulus kuliah pun tidak apa-apa, agar kamu fokus pada pendidikan kamu dulu. Lagipula aku ingin kita nikmati saat-saat berdua dulu, aku optimis, aku bisa menghamili kamu, " aku menjawab sambil tertawa.
Kemala mencubit lenganku pelan tapi tak urung wajahnya memerah, " Kamu ada-ada aja Mas, baiklah Mas, sepertinya visi dan misi hidup kita cocok, dan aku mau menerima perjodohan ini," tukasnya.
*****
Kamipun menikah, pesta pernikahan kami digelar besar-besaran karena keluargaku merupakan keluarga terpandang di kota ini sehingga banyak yang menghadiri acara resepsi kami.
Dan kehidupan pernikahan kami pun dimulai.
Aku telah memberikan Kemala mas kawin berupa rumah minimalis mungil dengan kolam renang mini di belakangnya.
Kehidupan yang indah, Kemala wanita independen yang tidak keberatan saat aku keluar kota untuk mencari investor dan developer. Aku pun tidak keberatan saat dia keluar kota untuk menyelesaikan skripsinya.
Kehidupan percintaan kami mulus-mulus saja, dia bisa mengimbangi gaya bercinta apapun yang aku mau.
Ah, kehidupanku memang sesempurna ini.
Sampai 3 tahun kemudian, Kemala sudah lulus menjadi dokter spesialis kandungan dan aku membuatkannya klinik mungil yang berjarak 15 menit dari rumah kami. .
Kami semakin bahagia dan saling mencintai, walaupun kami belum juga dikaruniai momongan.
Sampai suatu saat, Kemala sedang di kliniknya, mami dan Ryan datang berkunjung ke rumahku.
Setelah berbasa-basi sejenak, akhirnya mami mengatakan uneg-unegnya.
"Bram, 5 tahun sudah kamu menikah, kenapa kamu belum ngasih mami cucu?" tanya mami.
"Ya sabar Mi, belum rejeki, tapi kami tetep berusaha kok, lagipula dulu Bram kasihan kalau Kemala hamil saat kuliah, makanya selama ini kami santai saja," jawabku.
"Tapi kemala sekarang sudah lulus kuliah spesialisnya kan? kalian bisa serius untuk mempunyai momongan, periksa kesuburan atau usaha bayi tabung. Pasti Kemala lebih mengerti, dia kan dokter kandungan," kata mami.
"Iya Mi, setelah ini kami akan serius untuk mempunya momongan. " Sahutku mantap.
******
Saat mami sudah pulang ke rumah, aku mengatakan permintaan mami padanya.
Dan Kemala menyanggupinya. Bahkan Kemala mengajakku untuk memeriksakan kesuburanku dan kondisi rahimnya dengan USG 4 dimensi serta konsultasi pada profesor sekaligus pembimbing thesisnya saat masih kuliah dulu.
Dengan harap-harap cemas kami duduk di hadapan profesor Wijaya.
Dengan tenang, profesor Wijaya memandang wajah kami bergantian, kemudian berkata, " Jadi, hasil USG memperlihatkan bahwa uterus (rahim) Kemala ....
Next?
Flash back On :Dengan tenang, profesor Wijaya memandang wajah kami bergantian, kemudian berkata, " Jadi, hasil USG memperlihatkan bahwa uterus (rahim) Kemala normal semua, tidak ada masalah dalam uterusmu, seharusnya kamu tahu sejak dulu kan, di awal perkuliahan, pasti kamu dan teman-temanmu yang lain saling praktik alat USG," sahut profesor Wijaya.Kemala tersenyum malu mendengar perkataan profesor Wijaya. Sementara aku tersenyum kecut. Kalau Kemala hasil pemeriksaan USGnya normal, berarti apa kesuburanku yang bermasalah. Batinku."Saran saya, makan bergizi dan jangan terlalu capek, jangan stres dan olahraga teratur, untuk pak Bram bisa tes kesuburan sperm* dan kalau perlu kalian tes TORCH ya," sahut profesor Wijaya sambil menuliskan vitamin ke lembar resep.Aku dan Kemala mengangguk lalu berpamitan pada profesor Wijaya.Untung tadi sebelum masuk ke ruangan profesor Wijaya, aku dan Kemal
Rumah tangga tidak hanya dibangun dari batu bata saja, tetapi dari cinta, kasih sayang, saling membantu dan menghargai. - Kemala Sarasvati-***Flash back On :Tiba-tiba terdengar suara dari arah belakangku, " Apa? jadi yang mandul itu Bram?"Aku dan Kemala menoleh serempak ke asal suara, " Mami?!"Terlihat mami membawa rantang makanan dan diikuti oleh Ryan."Tadi sepulang dari kalimantan, Ryan minta makan malam di sini, tapi pas kesini cuma ada bi Sumi saja, ternyata kalian sedang membicarakan masalah keturunan, jadi gimana sebenarnya? apa benar Bram mandul?" mami memberondong dengan pertanyaan.Kemala berdiri. " Ayo ngobrol di meja makan saja Mi, biar lebih enak sama makan malam, " ajaknya.Akhirnya aku, Kemala, Mami dan Ryan duduk mengelilingi meja makan. Bi Sumi mengeluarkan rendang dan ayam betutu bawaan mami.
Sesempurna apapun pasanganmu, kalau kamu tidak pandai bersyukur, pasti kamu akan melirik yang lainnya. - Kemala Sarasvati-***Flash Back On :Tiba-tiba terdengar suara dari belakang, "Tunggu dulu...,"P-pak Pramono?" aku terkejut dengan kehadiran pak Pramono secara tiba-tiba."Pak Bram, saya tidak menyangka kamu melakukan hal yang memalukan dengan keponakan saya, dan kamu Mayang, barusaja papa kamu meninggal, sudah berbuat seperti ini.Paman tidak mau tahu, sekarang juga kalian harus menikah, siri dulu tidak apa-apa," lanjut pak Pramono.Aku tersentak. Aku memang telah tergoda oleh Mayang, tapi aku tidak menyangka akan dinikahkan secepat ini.******Satu bulan setelah menikahi Mayang secara siri, Mayang memintaku segera menikahinya secara resmi.Tentu saja aku belum berani, karena aku su
Hari ini bukan raga yang dikuasai oleh lelah, Sesak menggedor-gedor mata sehingga meneteskan airnya. Membuat jiwa seakan digerogoti oleh penat dan sesal. -Kemala Sarasvati-***Bram dan Ryan sampai di depan rumah Kemala. Meski berdebar, dia melangkahkan kaki juga memasuki ruang tamu.Seketika semua mata yang ada di ruangan tersebut memandang tajam ke arah dirinya yang baru sampai di ambang pintu."Duduk Bram !" terdengar suara berwibawa papa Kemala.Bram segera berjalan menuju sofa berwarna abu-abu di ruang tamunya diikuti oleh Ryan.Begitu Bram dan Ryan sudah duduk, papa Kemala berkata sambil mengulurkan ponsel, " Jelaskan Bram, apa yang terjadi,"Bram menerima ponsel dari papa dan memandanginya. Tampak video di apotik rumah sakit Mitra Sehat yang tadi sudah dilihatnya.Bram menarik nafas panjang. Jadi memang dia h
Cinta itu ibarat pasir pantai. Kalau kau menggenggamnya terlalu erat, dia akan pergi dari sela-sela jarimu. Tapi kalau kau tidak menggenggamnya dia akan terbang, terbawa angin. ***"Kamu tahu Mas, usia kandungan Mayang menurut USG sudah 13 minggu atau 3 bulan lebih? Berarti lebih dulu hamil daripada nikahkan? " Kemala bertanya retoris.Bram terpana mendengar perkataan Kemala. " Benarkah? kamu jangan bercanda!"Kemala mendelik."Apa aku terlihat bercanda? kami tenaga medis sudah disumpah profesi untuk tidak pernah berbohong ataupun menyembunyikan kebenaran terkait dengan kondisi pasien, apalagi mas kan suaminya Mayang, mas berhak mengetahui kondisi istri KEDUA mas, " Sahut Kemala tersenyum walau ada ribuan jarum yang seolah menusuk hatinya saat dia berkata bahwa Mayang adalah istri Bram.Bram tersenyum miring. "Atau kamu salah mendiagnosa?" tuduhnya.
Hati itu hanya satu, karena itu akan sangat sulit jika ada dua nama yang tertulis di dalamnya - Kemala Sarasvati -***"Dari Ryan?" gumamku tak percaya. Dia memang sering bertanya tentang aktifitasku dan aku pun membalas pesannya.Karena kupikir tidak aneh jika ada seorang adik ipar yang bertanya tentang aktifitas kakak iparnya. Dan tidak ada pertanyaan lain setelah itu.Lagipula Ryan memwhatsapp juga tidak setiap hari.Tapi sekarang, kok aneh whatsapp Ryan padaku.Dulu pernah kuberitahukan pada mas Bram bahwa adiknya beberapa kali pernah menanyakan apa yang sedang kulakukan, tapi mas Bram menanggapinya dengan biasa saja."Mungkin itu caranya agar akrab dengan saudara iparnya, Mala," itu jawaban mas Bram.Maka akupun dengan senang hati membalas pesan Ryan dan balik bertanya dia sedang apa.
Tahu nggak kenapa Tuhan menciptakan ruang kosong diantara jari-jari tangan kita? Itu karena suatu saat akan ada orang yang datang menemui kita untuk mengisi ruang kosong diantara jari-jari kita tersebut dan menggenggamnya erat untuk selama-lamanya. - Kemala Sarasvati-***"Hm, terserahlah mau mengirimiku apapun juga, aku tidak akan menemuinya," batin Kemala."Walaupun penasaran, tetapi aku tidak ingin lebih dahulu nyamperin cowok. Kalau dia ingin bertemu denganku, biar dia ke rumah atau ke rumah sakit Elan saja," gumam Kemala lagi.Dia lalu meletakkan buket bunga tersebut di meja ruang tamu lalu bergegas menuju kamarnya.Setelah melepas jilbab dan berganti baju, Kemala menuju kamar mandi untuk berwudhu. Sudah jam 3 sore dan dia belum menunaikan sholat ashar.Seusai sholat, Kemala berbaring di ranjang. Diedarkannya pandangan ke seluruh dinding
Kenapa rumah sakit menerima pasien?Karena yang menerima kamu apa adanya ya cuma aku...***Flash Back On :"Yan, temenin gue beli sarapan yok, udah jam 9 belum sarapan, laper banget nih, mana semalam gue malas makan, " ajak Eza, teman sekostku yang tiba-tiba muncul di ambang pintu kamar.Aku yang baru saja memainkan gitarku dan menyanyikan lagu favorite menjadi berhenti sejenak dan mengalihkan pandangan dari gitar ke wajah Eza."Males gue, tadi udah delivery ayam goreng, tapi sekarang udah habis," sahutku seraya tersenyum."Ah elu ga asik, masak anak cowok di kamar terus sih, sering-sering main dong, lihat dunia luar, siapa tahu ketemu cewek cakep," sahut Eza."Elu tuh ngajak gue keluar buat cari sarapan atau cari cewek sih Za?" tanyaku sewot."Dua-duanya. " Eza cengengesan."Lu ga bosen apa di kamar teru