Share

Lima

"Assalamualaikum, Mas ... anak-anak? Mama pulang." Sebuah suara terdengar dari arah depan rumah. 

 

Aku yang sedang membersihkan tubuh ibu serentak menoleh padanya dan tersenyum lega. Alhamdulillah ya Allah, akhirnya malaikat penolong itu pulang juga.

 

Segera kuletakkan kain lap, lalu menyongsong Andin yang baru saja pulang. Tapi ... melihat penampilan Andin saat ini, serta merta kuhentikan langkah lalu membulatkan mata lebar-lebar.

 

Tidak salahkah penglihatan saat ini? Andin terlihat beda dari biasanya. Tubuhnya yang biasanya bau keringat dan beraroma tak sedap, sekarang menguar bau harum yang melenakan indera penciuman.

 

Rambutnya yang biasanya hanya diikat ke atas dengan tali rambut seadanya, sekarang sudah dirapikan dan terlihat berkilau dan wangi.

 

Ke mana sebenarnya Andin seharian ini, kok bisa berubah drastis jadi cantik seperti sore ini. Tubuhnya yang biasanya hanya berbalut daster kumal, saat ini juga sudah berbalut gamis baru yang terlihat elegan dan pas di badannya.

 

Sepertinya Andin baru saja make over penampilannya habis-habisan. Tapi untuk siapa? Aku?

 

Walaupun sudah punya Mila yang senantiasa menyegarkan mata ini dengan penampilan menawannya, tapi melihat penampilan Andin saat ini, hatiku juga ikut senang. Ternyata Andin juga bisa cantik kalau mau dandan.

 

"Andin, kamu habis dari salon? Kok beda rambutnya?" Aku bertanya heran. Padahal sudah jelas tahu jawabannya. Yang tidak atau belum kuketahui hanyalah apa yang membuat Andin tiba-tiba mau berdandan dan merubah penampilannya menjadi seperti saat ini?

 

"Iya, Mas. Masa yang bukan istri saja bisa puas ke salon kok yang jelas-jelas istri nggak bisa," sahutnya ketus lalu tanpa menghiraukanku lagi bergegas masuk ke dalam kamar dan meletakkan kantong-kantong besar di tangannya ke atas pembaringan.

 

"Maksud kamu?" Aku mengernyitkan kening. Kaget mendengar ucapannya.

 

"Nggak ada, Mas. Lupakan aja. Oh ya, kamu tadi lagi ngapain? Kata Seruni, ibu BAB ya? Sudah dibersihkan?" ujar Andin malah balik bertanya.

 

Mendengar pertanyaannya, aku menghela nafas lega. Ya, kalau sudah ada Andin, tentu saja aku tak perlu repot-repot mengurus ibu lagi. Baktinya istriku ini mengurus mertua yang sedang sakit pastilah akan memudahkan langkahnya menuju surga kelak karena ridho-ku terhadapnya.

 

"Sudah mas bersihkan tapi belum selesai. Nih, kain lap-nya bersihkan lagi ya, soalnya masih bau," ujarku sembari menyerahkan kain lap padanya tetapi Andin hanya bergeming.

 

"Kok dikasih ke aku? Kalau belum selesai, ya dilanjutkan dong, Mas. Kerja nggak boleh separuh-separuh, nanti kerjaan kamu diambil orang, mau?" sahut Andin tiba-tiba sembari membalikkan badannya lalu keluar dari kamar ibu.

 

"Din, kamu kenapa sih, kok sekarang jadi hitung-hitungan begini? Kan biasanya kamu yang merawat ibu, kok sekarang jadi nyuruh mas yang gantiin? Memangnya kamu mau kenapa?" tanyaku dengan nada meninggi. Kesal saja rasanya melihat sikap Andin yang kelihatannya mulai berubah. Apa sih maunya sebenarnya?

 

"Aku nggak hitung-hitungan Mas, karena kalau aku mau hitung-hitungan, Mas mungkin gak akan sanggup bayar aku. Mas ingat kan dulu harus bayar pengasuh buat ibu berapa waktu aku masih kerja di luar rumah? Tiga juta rupiah kan perbulan? Itu saja banyak yang nggak sanggup dan nyiksa ibu sampai akhirnya aku terpaksa berhenti kerja demi bisa merawat ibu kamu. Tapi apa balasan kamu, Mas? Asal kamu tahu kalau mau dihitung-hitung, sudah tiga tahun aku merawat ibu kamu tanpa sepeserpun kamu bayar, tiga juta kali tiga tahun, berapa, Mas?" ucap Andin tiba-tiba mengungkit kebaikannya. Membuatku tak suka mendengarnya. 

 

Kenapa sih Andin tiba-tiba berubah? Apa yang membuatnya jadi mulai berhitung kebaikan yang telah ia lakukan pada ibu?

 

Apa ia tak tahu, berbakti pada ibu mertua adalah kewajiban seorang wanita setelah ia menikah? Dan apakah ia tak tahu kalau seorang istri bersikap tidak patuh dan taat pada perintah suaminya maka neraka adalah tempat yang paling pantas untuknya?

Komen (5)
goodnovel comment avatar
EzaNia
rasain lu ya, ini baru permulaan ...
goodnovel comment avatar
liza sarah
itu maksudnya pake gamis andin pke hijab ato tdk ya.. krn pakaiannya gamis kukira pake hijab. tp kok plg dr salon rambutnya jd indah digerai. ya maaf, soalnya kita readers kan membayangkan apa yg diceritakan penulisnya.
goodnovel comment avatar
Winangsi Rahim
apa si masnya itu tdk tau bgmana bersikap sm istri yg sdh mengurus ibunya..... ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status