AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (118)"Yuli! Jangan pergi! Mbak mohon jangan pergi, Yuli ... !" pekik Yuni sambil memburu ke arah pintu. Tapi terlambat sebab sosok adiknya itu sudah menghilang di jalan raya yang terhampar di hadapannya."Sudahlah, Yuni. Biarkan saja adikmu pergi. Dia pasti bisa menjaga dirinya dengan baik. Kita pikirkan saja hubungan kita ke depannya mau bagaimana? Apa kamu mau seperti ini saja atau mau mas nikahi?" ujar Maruto tanpa beban sambil menggamit bahu nya supaya masuk kembali ke dalam rumah.Yuni melepaskan tangan Maruto yang bergelayut di bahunya lalu masuk lebih dulu meninggalkan laki laki itu.Sebenarnya dia ingin menjawab 'ya' ajakan Maruto supaya mereka bisa menghindari semakin banyak dosa dengan meresmikan hubungan mereka dalam ikatan pernikahan meski pun hanya pernikahan siri.Akan tetapi dia ingat adiknya yang baru saja Maruto ceraikan. Masa iya, baru bercerai dari adiknya sehari saja, sekarang sudah menikah lagi dengannya?Apa bapak dan ibunya s
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (119)"Buka, Pak! Buka mobilnya!" teriak Yuli dengan nada panik saat mobil terus berjalan dan pengemudi tak sedikit pun mengindahkan permintaannya untuk berhenti."Kamu nggak bisa naik dan turun begitu saja! Saya harus tahu kamu siapa? Dan kenapa tiba tiba ada di dalam mobil ini? Saya harus memastikan dulu semua itu karena salah salah saya bisa mendapatkan masalah gara gara kamu!" ujar sang pengemudi."Tapi Bapak mau mengajak saya ke mana? Please, Pak. Saya bukan mata mata atau apa pun yang ada dalam pikiran Bapak! Saya cuma orang yang sedang bingung karena mendapati suami saya tidur dengan kakak kandung saya sehingga saya merasa kalut dan akhirnya tak sengaja masuk ke mobil Bapak! Itu pun saya lakukan sebab saya mengira mobil ini adalah taksi online yang sedang saya tunggu!" jawab Yuli lagi dengan nada memohon.Namun, pengemudi mobil masih juga tak mengindahkan, hingga sesaat kemudian mobil yang dia tumpangi tiba tiba memasuki sebuah rumah mewah de
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (120)"Gimana, Lex? Kamu sudah tahu siapa dia?" tanya Heru saat orang kepercayaannya yang bernama Alex, masuk ke dalam ruangan kerjanya.Alex menggeleng ragu."Saya rasa dia berkata jujur, Bos! Dia memang tidak tahu apa apa. Dia orang biasa yang nggak sengaja masuk mobil Bos karena mengira mobil Bos itu taksi online yang sedang dia tunggu tunggu," jawab Alex.Heru mengangkat sudut bibirnya."Kalau begitu, tanyakan siapa namanya. Dan ke mana dia mau diantar pergi? Aku tak suka dia lama lama di rumah ini, Lex!" kata Heru dengan nada tak senang."Baik, Bos. Tapi kalau dia memaksa tinggal bagaimana? Barusan dia bilang kalau dia ingin tinggal di sini setelah tahu Bos adalah pemilik rumah ini," ujar Alex lagi.Heru mengernyitkan keningnya."Untuk apa dia mau tinggal di sini? Aku tak mau cari penyakit, Lex! Sudah cukup yang harus aku lewati hanya gara gara seorang perempuan! Perempuan murahan yang membuatku kehilangan segalanya. Istri dan anak anak yang sa
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (121)"Mas, jadi kapan kamu mau menikahi aku?" tanya Yuni saat Maruto kembali datang menemuinya. Sudah satu minggu sejak kepergian Yuli dari kediaman yang dibelikan Maruto untuk adiknya itu. Dan sekarang rumah itu otomatis menjadi miliknya."Kmu sudah mendapatkan izin dari Bapak kamu belum? Kalau sudah, maka Mas akan segera mengurus pernikahan kita," jawab Maruto.Yuni menganggukkan kepalanya. Semalam dia memang sudah menelpon bapak dan meminta kesediaan bapaknya untuk memberi restu pada dirinya yang hendak menikah lagi.Hanya saja dia tak berani bilang kalau calon suaminya adalah suami adiknya yang baru saja menjatuhkan talak pada Yuli."Sudah Mas. Jadi besok tinggal telpon Bapak saja supaya bapak memberikan restu dan menyerahkan perwaliannya pada orang yang akan menikahkan kita. Gimana Mas?""Oke, kalau gitu secepatnya mas akan mencari orang yang bisa menikahkan kita. Kamu sabar saja. Yang penting kamu baik baik jadi istri ya. Jangan bikin Mas kec
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (122)"Mas, malam ini kamu jatah giliran ke rumahku kan, Mas? Pokoknya malam ini aku akan memberikan servis terbaik kalau kamu ke sini. Ya, Mas?" ujar Yuni saat panggilan telepon darinya pada Maruto akhirnya diangkat oleh pria itu. Yuni mengira dia adalah istri kedua pria itu sehingga menghitung jatah giliran seperti yang dia katakan pada laki-laki itu kemarin."Ya, Sayang. Mas pasti ke sana kok. Kamu tunggu aja ya," jawab Maruto yang saat itu tengah berada di kediaman Sila, istri kedua nya dengan nada tak yakin, sebab sudah tiga malam dia tak pulang ke rumah ini karena sibuk di rumah Yuni, dan dua istri yang lain. Dia tak yakin bisa kembali menginap di rumah istri ke empatnya itu karena malam ini seharusnya adalah jatah malam untuk Sila, setelah semalam dia tidur di rumah istri ketiganya, Mira."Oke, Mas. Kalau gitu aku tunggu ya," balas Yuni dengan senyum lebar di bibir saat mendengar jawaban dari suami barunya itu. Sementara Maruto hanya tersenyum
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (123)"Mas, syukurlah akhirnya kamu datang juga. Aku pikir nggak jadi datang. Masuk yuk, aku barusan masak enak lho buat kamu," ujar Yuni menyambut kedatangan suaminya.Semakin hari kondisi fisik Yuni memang sudah semakin sehat kembali. Kehadiran Maruto dalam hidupnya membuat semangatnya untuk sembuh seperti sedia kala bangkit tanpa bisa dibendung.Maruto sekarang adalah penyemangat hidupnya. Harapan baru dalam hari harinya. Masa depan yang ingin dia perjuangkan. Dia tahu istri pertama Maruto dalam keadaan sakit serius. Kalau dia bisa bertahan hidup di sisi Maruto, bukan tak mungkin suatu saat nanti dia akan jadi Nyonya Maruto satu satunya. Pemilik beberapa usaha besar di kota ini.Maruto menganggukkan kepalanya lalu masuk ke dalam rumah dan langsung berbaring di kamar. Sementara Yuni sibuk menyiapkan makan malam.Setelah selesai, dia pun memanggil Maruto untuk keluar kamar karena hidangan sudah siap. Namun, baru saja hendak berjalan menuju pintu ka
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (124)"Sila?" Maruto teriak tertahan melihat penampakan istri keduanya itu di depan kediaman Yuni ini.Sila yang kedatangan nya ke rumah itu selain hendak mendamprat dan memberi pelajaran pada perempuan yang dia yakini telah merebut dan menggoda suaminya itu, juga hendak mencari keberadaan suaminya, melotot lebar mendengar namanya disebut dan melihat penampakan suaminya itu di sana."Mas Maruto, terlalu kamu ya. Kamu bilang nggak bisa nginap karena Mbak Sinta sakit, kamu mau nemani dia di rumah, ternyata itu alasan kamu aja! Kamu bohong, Mas! Bukannya nemani Mbak Sila kamu malah enak enakan di sini sama perempuan su*dal ini! Kurang ajar kamu ya, Mas!" teriak Sila dengan nada penuh emosi sambil memelintir pergelangan tangan Yuni dengan lebih keras lagi.Gerakannya itu membuat Yuni kembali berteriak kesakitan karena pergelangan tangannya terasa patah akibat dipelintir dengan keras oleh Sila.Mendengar teriakan istri ke empatnya itu, Maruto pun buru bu
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (125)"Sekarang juga bawa pakaian kamu dan segera pergi dari rumah ini!" teriak Sila setelah melepaskan tangan Yuni dan mendorong tubuh perempuan itu hingga terjerembab di atas lantai.Yuni memegangi pergelangan tangannya yang terasa sakit akibat habis dipelintir oleh Sila lalu memandang wanita di depannya itu dengan nanar. Dia masih berharap Sila punya rasa kasihan terhadapnya sehingga membatalkan keinginan hendak mengusirnya dari rumah ini. Namun, tampaknya Sila tak punya perasaan seperti itu. Meski begitu, Yuni tetap berusaha meminta bekas kasihan Sila."Kamu nggak kasihan sama aku, Mbak? Aku baru saja sembuh dari sakit, tapi sekarang kamu tega mengusirku dari rumah ini ... Please, Mbak ... maafkan aku. Tapi beri kesempatan aku untuk tunggal di rumah ini. Aku janji aku nggak akan melayani Mas Maruto lagi, Mbak ... " ujar Yuni mencoba meluluhkan hati istri kedua Maruto itu, tapi dia tak mendapatkan apa apa selain cibiran sinis dari Sila."Memberi