Share

Penakluk Dewa
Penakluk Dewa
Penulis: Syafir Yahya

Awal Mula Semuanya

Matahari terus berputar dan galaksi yang berisi luasnya semesta terus berputar di orbitnya masing-masing. Hal itu terjadi miliyaran kali dalam rentang waktu yang tak terbayangkan lamanya.

Triliunan tahun yang lalu, sebuah fenomena alam yang membuat terciptanya galaksi terjadi. Konon katanya ada Sembilan Dewa Agung yang menyusun tatanan alam semesta mulai menciptakan alam semesta saat itu.

Mereka menciptakan sebongkah batu raksasa yang melingkupi luasnya semesta, kemudian mereka menghancurkannya dan menjadikan batu raksasa itu terpecah belah menjadi jutaan pecahan batu yang menyebar diseluruh angkasa.

Saat itu terdapat sebuah bongkahan Kristal yang ikut terpecah menjadi sembilan bagian menyebar ke berbagai pecahan batu dan akhirnya pecahan Kristal yang semulanya adalah inti dari bongkahan batu, sekarang membentuk keberadaanya masing-masing yang tersebar di berbagai dunia.

Kesembilan Dewa Agung sama sekali tidak tahu, Kristal yang ada di dalam batu raksasa ciptaan mereka kelak akan menjadi sesuatu yang dapat menyingkirkan mereka, atau sebaliknya, dapat membuat mereka menjadi lebih kuat dari sekarang. Hanya saja tidak ada satupun dari mereka tahu hal itu dan pada akhirnya kesembilan pecahan kristal yang tersebar ke berbagai pecahan batu menjadi terbengkalai.

Jutaan tahun kemudian flora dan fauna mulai tercipta, beberapa pecahan batu diguyuri hujan deras, menciptakan lautan dan kehidupan mereka sendiri. Keberadaan manusia pun berevolusi setiap jamannya, sampai pada akhirnya mereka mampu menciptakan peradaban mereka sendiri.

Di salah satu jutaan keberadaan planet yang ada, terdapat sebuah planet yang ukurannya sedikit lebih besar dibandingkan dengan planet yang lainnya. Sudah jelas kalau ada banyak kehidupan yang tinggal di atasnya.

Itu adalah dunia dimana semuanya akan dimulai, planet itu biasa disebut sebagai Benua Sinar Surgawi.

***

Disebuah rumah yang cukup sederhana di salah satu gunung di kota Bulan, seorang wanita berteriak keras di dalam kamarnya, ada seorang pria yang menemani dirinya dari samping sambil terus menggenggam tangan sang istri. Raut wajah kemerahan sang istri menunjukkan rasa sakit luar biasa yang istrinya rasakan.

“Kau pasti bisa, cobalah untuk terus mendorongnya…”

“Akhh!” teriakan wanita terdengar makin keras. Wanita lain yang ada di dalam kamar terus membimbing pasiennya.

“Terus! Tinggal sedikit lagi nyonya…”

‘Oak…oak…”

Tak lama kemudian suara tangisan bayi terdengar lantang di dalam kamarnya.

Bersama dengan kehadiran si buah hati, air mata sepasang suami istri itu mengalir deras. Melihat kehadiran orang baru di keluarga mereka membuat mereka bahagia, jika seseorang bertanya pada mereka hari apa yang membuat bahagia, sepasang suami istri itu tidak akan ragu untuk menjawab kalau hari ini adalah hari yang paling membuat mereka bahagia.

Tanpa mereka sadari, seorang pria bertopeng setengah wajah berdiri di atas rumah mereka. Tatapan dan raut wajahnya yang sulit diartikan memberikan kesan misterius yang mendalam pada sosoknya.

“Tangisan bayi di bawah bulan purnama. Tiga puluh satu bunga bermekaran. Suara jangkrik terdengar dari selatan.

Tiga buah persik jatuh masak dari pohonnya. Bahkan keberuntungan pun ikut andil dalam perjalanan hidupnya, tentu saja akan ada marabahaya yang datang menyerang mereka saat waktu itu tiba.”

Pria itu melambaikan tangannya sebelum sosoknya menghilang begitu saja.

Hari demi hari berlalu, tanpa terasa dua bulan berlalu begitu saja. Hao Ming dan Yu Jing Xi berada diluar rumahnya sambil menggendong bayi dipangkuan mereka, lebih tepatnya Yu Jing Xi yang melakukannya. Bayi itu diberi nama Hao Li.

Umurnya yang menginjak usia dua bulan membuat Yu Jing Xi dan Hao Ming senang. Perpaduan antara Hao Ming yang tampan dan Yu Jing Xi yang cantik membuat sosok Hao Li terlihat menawan bahkan di usianya yang baru saja menginjak dua bulan. 

“Suamiku, kurasa saat Hao’er tumbuh dewasa, dia akan setampan dirimu…” ujar Yu Jing Xi dengan senyuman manis diwajahnya. Hao Ming tertawa pelan dan membalas, “Tentu saja dia akan setampan diriku. Anak Hao Ming tidak akan menjadi sosok jelek yang dibenci gadis, Hao’er akan menjadi idaman para gadis ketika usianya menginjak remaja nanti.”

“Tolong kau jaga sebentar, aku akan membawakan makan siang kita ke sini. Aku rasa sup ayam yang kumasak tadi sudah mendidih…”

“Baiklah, kau bisa tenang.”

Hao Ming dengan penuh riang mengasuh anak semata wayangnya. Langit biru dan cerah seolah menggambarkan suasana hatinya saat ini yang dipenuhi dengan kebahagiaan. Tidak ada seharipun mereka melewatkan kebahagiaan setelah hadirnya Hao Li di dalam hidup mereka, tentu saja sebelumnya Yu Jing Xi dan Hao Ming sudah amat sangat bahagia, dan kehadiran Hao Li menambah kadar kebahagiaan mereka berdua.

“Hao’er, jangan tumbuh dengan cepat ya. Aku dan ibumu enggan berpisah denganmu. Kalau saja aku bisa meminta pada Dewa, aku akan meminta kau agar tetap menjadi sosok menggemaskan. Membayangkan kau meninggalkan kami saat kau sudah dewasa nanti membuatku sedih…”

“Apa yang kau bicarakan? Hao’er akan hidup bahagia dengan keluarganya kelak. Apa kau tidak ingin memiliki cucu?” Yu Jing Xi akhirnya keluar seraya membawa sepanci sup ayam yang masih panas.

Keharmonisan keluarga kecil itu akan membuat siapa saja yang melihatnya iri. Terkadang Yu Jing Xi memberikan suapan pada Hao Ming, terkadang juga sebaliknya. Mereka tampak sangat bahagia untuk sesaat. 

Sementara itu jauh di bawah pegunungan, sekelompok orang bersenjatakan pedang berlari dengan cepat ke puncak gunung. Mereka mengenakan pakaian berwarna hitam dengan bagian bawah wajahnya ditutupi oleh kain hitam.

“Jangan lewatkan sedikitpun area! Mereka pasti ada disekitaran sini,” teriak pemimpin pasukan. 

“Siap laksanakan Tuan!”

Mereka berasal dari kota Kerajaan. Mereka disuruh untuk menangkap dua orang buronan Istana Kerajaan beberapa hari yang lalu, dan setelah begitu banyak penyelidikan, mereka menemukan kalau dua orang buronan Istana Kerajaan seharusnya tinggal di Gunung Persik sekarang ini.

Maka dari itu mereka langsung bergegas pergi menyusuri Gunung Persik untuk memastikan. 

Setelah menyusuri wilayah daratan di sisi Gunung Persik, sayangnya mereka sama sekali tidak menemukan kedua orang itu. Pemimpin pasukan kembali berteriak, “Kita akan pergi ke dalam gunung sampai puncak gunung. Aku tidak percaya mereka tidak ada di sini.”

Sesampainya mereka di puncak Gunung Persik, mereka melihat adanya tebing yang cukup curam. Di atas tebing itu terdapat sebuah rumah sederhana yang tampaknya berpenghuni. 

“Mereka pasti di sana! Cepat pergi ke atas tebing itu dan hancurkan rumah itu!”

Yu Jing Xi dan Hao Ming yang menyadari sekelompok pasukan mengejar mereka langsung memasuki rumah. Yu Jing Xi dengan cekatan segera mengunci pintu rumah, sedangkan Hao Ming memeluk putranya dengan erat.

“Xiao Xi, aku rasa kali ini aku tidak bisa berdiam dan meerima semuanya. Aku akan keluar dan berhadapan dengan mereka semua…” Hao Ming menatap Yu Jing Xi sendu. Sepintas kenangan masa lalunya membuatnya tak ingin bertindak layaknya pengecut.

Yu Jing Xi menggelengkan kepalanya keras, tidak sependapat dengan Hao Ming. “Apa kau sudah gila?! Berhadapan dengan mereka sama saja dengan mencari kematianmu sendiri! Apa kau tidak ingin melihat Hao Li tumbuh besar dan memanggilmu ‘ayah’?!”

Hao Ming menghela napasnya pelan, “Tidak ada yang bisa aku lakukan. Demi keselamatan anak kita, aku rela mengorbankan nyawaku. Kau tahu salah satu diantara pasukan itu adalah seorang kultivator tahapan Pembentukan Pondasi tingkat 4. Hanya aku yang bisa berhadapan dengannya…”

Yu Jing Xi terlihat ragu. Dia juga seorang kultivator dan dia berada di tahapan Kondensasi Qi tingkat 9. Namun jika disandingkan dengan pemimpin pasukan yang ada di depan rumahnya, dia sama sekali bukan tandingannya.

“Aku percaya kau tidak akan kalah dari pemimpin pasukan itu. Aku tahu kau sangat kuat dan itulah yang menjadikanku jatuh cinta kepadamu. Tapi dengan puluhan anak buahnya, kau tak akan bisa menang. Jika kau masih saja bersikeras untuk berhadapan dengan mereka, maka aku juga akan ikut denganmu!”

Kedua bola mata Hao Ming melebar mendengar perkataan Yu Jing Xi, “Lalu siapa yang akan menjaga Hao Li? Kau cukup dengarkan aku dan pergi dari sini secepat mungkin!”

Tanpa mendengarkan ocehan istrinya, Hao Ming langsung keluar dari persembunyiannya. Dia melihat ada 40 orang berkumpul di halaman rumahnya.

Dia berkata, “Aku tidak menyangka kalau Istana Kerajaan akan memandangku begitu tinggi dengan mengirimkan pasukan kelas atas seperti kalian ini.”

“Kau telah melakukan pengkhianatan tak termaafkan dan kau masih berani muncul di depan Pasukan Kerajaan dengan begitu percaya dirinya?” ucap Pemimpin pasukan yang kebetulan adalah orang yang sama dengan orang yang berusaha menangkap Hao Ming dan Yu Jing Xi tujuh bulan yang lalu.

Mendengar hal itu, Hao Ming terkekeh pelan. Dia balas berkata, “Pengkhianatan? Hao Jun mengatakan kalau dia akan memberikan hadiah kepadaku setelah aku membawa kemenangan pada Pasukan Kerajaan waktu itu. Tapi setelah aku kembali dari peperangan, apa yang aku lihat jutru istriku diikat di tumpukkan kayu dan kalian siap membakarnya kapan saja. Hao Jun memfitnah istriku dengan menyebarkan rumor kalau anak yang dikandungnya bukanlah anakku. Padahal dia sendiri hanya bertemu dengan Xiao Xi beberapa kali. Jika aku tidak membunuh Hao Jun saat itu, maka yang akan terbunuh adalah istriku. Aku tidak perduli mengenai sudut pandang kalian, tapi aku tahu apa yang aku lakukan…”

Sorot mata Hao Ming mengisayaratkan ketegasan yang membuat Pemimpin Pasukan Kerajaan ragu untuk sejenak. Pemimpin Pasukan Kerajaan yang sekarang berhadapan dengan Hao Ming dulunya adalah orang yang berhubungan cukup baik dengan Hao Ming. Namun setelah insiden tujuh bulan yang lalu, hubungan mereka yang semula cukup baik malah berbalik, mereka berdua sekarang bagaikan musuh yang akan saling menangkap dan maghindar jika saling berpapasan.

Pria itu bernama Hao Xun, jenderal utama Kerajaan saat ini. Hao Xun tentu saja masih ingat saat Hao Ming merancang rencana untuk digunakan dalam peperangan beberapa bulan yang lalu. Dia sendiri tidak percaya akan ada masanya dimana mereka akan saling membunuh satu sama lain. Kisah diantara mereka dapat dikatakan sebagai kisah yang cukup tragis.

“Menteri Hao, aku tahu alasan mengapa kau membunuh Hao Jun saat itu. Tapi bagaimanapun tindakan membunuh salah satu anggota kerajaan bukanlah hal yang bijak, kau sendiri tahu hal itu dengan sangat baik. Alasan menangkapmu benar-benar masuk akal, dengan kau membunuh Hao Jun saat itu, sudah tidak diragukan lagi kalau kau adalah pengkhianat kerajaan. Dan hukuman untuk pengkhianat sepertimu hanya akan ditentukan oleh Yang Mulia di dalam pengadilan Istana…” terdapat nada getir di dalam perkataan Hao Xun. Dia menyayangkan hubungannya dengan Hao Ming menjadi seburuk ini. Namun tidak ada yang bisa ia lakukan, dia hanya seorang jenderal Pasukan Kerajaan, perintah yang diberikan oleh Yang Mulia kepadanya adalah mutlak.

Sekali lagi Hao Ming tertawa, dia menganggap perkataan Hao Xun hanya lelucon belaka. 

“Membunuh Hao Jun tidak dibenarkan sedangkan membunuh Xiao Xi adalah sesuatu yang harus dibenarkan? Betapa lucunya itu. Apakah Yang Mulia ingin membangun panggung komedinya sendiri dan melucu diatasnya? Sepertinya Yang Mulia itu memang berbakat dalam membuat lelucon. Bahkan perkataanmu tadi membuatku tertawa tiada henti, hahaha!”

“Berani sekali kau merendahkan Yang Mulia. Apakah kau pikir karena kau tidak lagi berada di dalam Istana Kerajaan dan kau dapat berbuat sesukamu? Ingat! Kau sekarang masih berada di tanah Kerajaan Naga Merah!” tegur Hao Xun ketika dia mendengar bagaimana lugasnya Hao Ming merendahkan Yang Mulia.

Perkataan Raja Kerajaan Naga Merah adalah aturan yang tidak bisa seorangpun langgar di dalam wilayah kekuasaannya. Siapa saja yang melanggar dan bahkan berani merendahkannya, membunuhnya adalah sesuatu yang wajar dilakukan.

“Tuan, aku rasa dia hanya mengulur waktu kita sehingga istri dan anaknya bisa bebas dari kita. Kita harus cepat membunuhnya!”

Salah seorang anggota Pasukan Naga memperingatkan. Hao Xun mengerutkan kedua alisnya dan mengalihkan pandangannya ke rumah sederhana yang berada di belakang Hao Ming. Samar-samar dia bisa merasakan kehadiran Yu Jing Xi dan anaknya, Yu Jing Xi tampak duduk lemas disisi lain pintu rumah seraya memeluk anaknya dengan erat.

“Kalau kau tidak memberitahuku, mungkin aku tidak akan menyadarinya…”

“Itu adalah tugasku untuk membantu Tuan…”

Tatapan Hao Xun berubah menjadi semakin tajam, dia melambaikan dan berkata, “Kalian semua maju dan hancurkan rumah itu segera. Bunuh siapa saja kecuali Hao Ming!”

Semua pasukan yang ada di belakangnya dengan cepat menganggukkan kepalanya patuh, “Siap laksanakan, Tuan!”

Puluhan anggota Pasukan Kerajaan maju tanpa memperhatikan keberadaan Hao Ming, dan itu jelas membuat Hao Ming kesal. Apakah mereka sama sekali tidak menganggap dirinya ada?

Melihat Yu Jing Xi dan Hao Li dalam bahaya, Hao Ming tidak hanya diam. Dia menghentakkan salah satu kakinya dan retakan tercipta di bawah pijakan semua Pasukan Kerajaan, membuat tubuh mereka limbung. Beberapa diantara mereka terjatuh, tapi masih ada beberapa Pasukan Kerajaan yang dengan gigihnya terus maju, mengabaikan gempa kecil yang terjadi.

“Hao Ming, lawanmu bukanlah mereka, tapi aku!”

Hao Xun melesat dengan cepat ke arah Hao Ming, dia tidak bisa membiarkan Hao Ming menghalangi serangan Pasukan Kerajaan. Selain menangkap Hao Ming, Istana Kerajaan juga memerintahkannya untuk membunuh Yu Jing Xi dan anaknya. Yang Mulia Raja tidak bisa mengabaikan berbagai kemungkinan yang bisa membuat Istana Kerajaan Naga Merah menderita di masa depan.

Tatapan Hao Ming semakin dingin begitu dia melihat Hao Xun yang berusaha menghalanginya. Kekuatan Hao Xun yang berada di tahapan Pembentukan Pondasi tingkat 4 membuatnya tak bisa berbuat banyak selain mempertahakan pertahanannya sekuat mungkin.

Pada dasarnya membunuh Hao Xun adalah sesuatu yang tidak bisa dia lakukan. 

Hao Ming membuat serangkaian gerakananeh. Seketika lapisan energi yang menutupi dirinya membentuk sebuah kendi besar. Kendi itu berwarna ungu gelap dengan ukiran naga di bagian atasnya, Hao Xun merasa sedikit tertekan begitu dia melihat kendi itu. Ini adalah pertama kalinya dia melihat Hao Ming menggunakan kemampuan aneh ini, bahkan saat mereka berdua berada di tengah peperangan dan berhadapan dengan situasi hidup dan mati, Hao Ming tidak pernah menunjukannya.

Hao Xun tidak berhenti menyerang, dia mengepalkan kedua tangannya dan meluncurkannya pada Hao Ming, berharap lapisan energi berbentuk kendi ungu itu hancur dibuatnya.

“Tinju Harimau!”

Dua siluet berbentuk kepala harimau tercipta begitu Hao Xun melemparkan serangan kepada Hao Ming. Tinju Harimau adalah salah satu keterampilan tingkat menengah yang dia ketahui. Serangannya sendiri cukup untuk membuat seorang kultivator yang berada di tahapan yang sama dengannya mati dalam sekejap.

Hao Ming terperanjat, setahunya Tinju Harimau adalah keterampilan yang sangat sulit di pelajari dan dikembangkan. Melihat bagaimana Hao Xun menggunakan Seni Tinju Harimau dan sudah memahaminya sampai tahap kesuksesan besar membuktikan kalau Hao Xun memang pantas menyandang gelar jenderal Pasukan Kerajaan.

‘Bang!’

Ledakan hebat terjadi begitu serangan Hao Xun mengenai pertahanan Hao Ming. Namun selanjutnya apa yang dilihat Hao Xun membuatnya terkejut.

Tidak ada goresan sama sekali di lapisan pelindung yang Hao Ming buat. Hao Xun cukup percaya diri dengan kemampuannya, terutama ketika dia menggunakan Seni Tinju Harimau. 

Dia pikir bahkan jika dia tidak bisa menghancurkan pertahanan Hao Ming, setidaknya dia mampu membuat sedikit retakan di permukaan luarnya.

Tapi nyatanya tidak sama sekali.

Hao Ming merasakan organ dalamnya sedikit terguncang ketika serangan Tinju Harimau mengenai lapisan pelindungnya. 

Apa yang tidak Hao Xun tahu nyatanya lapisan pelindung yang tampak sangat kokoh dan tidak tergoyahkan itu dibangun dari esensi kultivasi Hao Ming sendiri. Dengan kata lain jika lapisan pelindung itu hancur, tidak diragukan lagi Hao Ming akan mati saat itu juga.

Yu Jing Xi yang ada di dalam rumah bisa merasakan fluktuasi Qi Hao Ming sedang tidak stabil dan itu membuatnya khawatir. Dia benar-benar tidak bisa membayangkan akan bagaimana hidupnya dan anaknya jika Hao Ming mati.

Suara dinding rumah yang terus didobrak membuatnya ketakutan, walaupun tahapan kultivasinya sama sekali tidak lebih lemah dibandigkan dengan Pasukan Kerajaan, menghadapi begitu banyak kultivator tahapan Kondensasi Qi tingkat 9 sama sepertinya jelas membuatnya ketakutan.

Terutama dia tidak bisa membiarkan mereka semua menyentuh Hao Li, anak semata wayangnya. Jika situasinya sama seperti dulu atau setidaknya anggota Pasukan Kerajaan tidk tahu keberadaan Hao Li, dia akan ikut bersama Hao Ming untuk melawan Hao Xun dan semua Pasukan Kerajaan Naga Merah.

Karena memang pondasi rumah yang dibangun berdasarkan dari kayu yang mereka berdua tebang di dalam hutan, kekokohan rumah mereka tidak sekuat dinding Istana Kerajaan yang bahkan seorang kultivator tahapan Pembentukan Pondasi tidak bisa menembusnya. Perlahan rumah sederhana yang sudah dibangu oleh Hao Ming dan dirinya mulai runtuh, sinar matahari masuk dari atap yang sudah mulai berlubang.

Pelukan Yu Jing Xi semakin erat memeluk Hao Li, dia sejenak mengalihkan tatapanya keluar rumah dan melihat kondisi Hao Ming sudah benar-benar berada diambang batas kemampuannya.

“Suamiku...” lirihnya tidak bisa berbuat banyak.

Dia menyadari ada begitu banyak pasang mata yang menatap dirinya dan Hao Li. Tatapan sendu yang semula menyelimuti wajahnya digantikan dengan tatapan tegas.

“Istana Kerajaan benar-benar tidak masuk akal. Membunuh seorang pemfitnah dianggap sebuah kejahatan yang sangat serius bahkan anakku saja tidak bisa lepas darinya?” teriaknya tidak terima. Dia memperhatikan Hao Xun yang sekarang tengah berhadapan dengan Hao Ming. 

“Hao Xun, aku akan selalu megingat tindakanmu kali ini. Langit tahu mana yang benar, dan langit akan menurunkan hukuman untuk Istana Kerajaan Naga Merah suatu saat nanti sebagai pembalasan!"

Hao Xun mengangkat kedua alisnya kemudian tertawa keras, “Karena langit tidak buta, maka seharusnya dia lebih tahu siapa yang seharusnya diberi hukuman. Jangan harap kalian bisa lari kali ini seperti sebelumnya, anggap saja kedatanganku adalah sebuah hukuman yang langit berikan kepada kalian karena tidak mematuhi perintah Yang Mulia Raja!”

Hao Xun menghentakkan kakinya dan melesat dengan cepat ke arah Yu Jing Xi, Hao Ming yang terus berada diposisi bertahan terkejut begitu dia melihat Hao Xun menghampiri Yu Jing Xi dan anaknya. 

Lapisan energi berbentuk kendi raksasa seketika hancur, digantikan dengan sebuah liontin kecil. Hao Ming melemparkan liontin itu kepada Yu Jing Xi, dia berteriak, “Cepat lari dari sini! Dengan semua basis kultivasiku yang aku simpan di dalam liontin giok itu, kalian akan bisa menahan serangan Hao Xun setidaknya satu kali. Aku yang akan berhadapan dengannya!”

Mendengar hal itu, kedua mata Yu Jing Xi melebar. Dia benar-benar tidak akan mengira kalau Hao Ming akan mempertaruhkan semua basis kultivasinya ke dalam liontin yang dia pegang saat ini. Dia balas berkata, “Apa yang kau lakukan? Aku hanya akan pergi bersamamu! Bila kau mati disini, maka aku juga akan mati bersamamu!”

Hati Hao Ming tersentuh mendengar perkataa Yu Jing Xi, mereka telah bertama selama beberapa tahun dan berusaha untuk menata hidup bahagia diatas duri yang amat tajam. Buah kebahagiaan mereka akhirnya hadir di dunia yang kejam ini dan anak itu mereka namakan Hao Li.

Tak terelakkan lagi serangan Hao Xun akhirnya mengenai tubuh Hao Ming yang sudah tidak lagi memiliki basis kultivasi, dengan kata lain dia menahan serangan Hao Xun dengan raga manusia biasanya. Tanpa diragukan dia mati dalam sekejap, tepat di hadapan Yu Jing Xi yang masih membeku ditempatnya. 

Raut wajah Yu Jing Xi dipenuhi dengan kepahitan. Terlintas kenangan dimana saat Hao Ming dengan gagah beraninya membunuh Hao Jun yang merupakan salah satu pangeran Kerajaan Naga Merah, saat itu dia yakin, tidak ada lagi halangan yang mampu menjadi peghalang bagi mereka selama Hao Ming berdiri disisinya.

“S-suamiku...” gumam Yu Jing Xi tak berdaya. Kedua lututnya tiba-tiba saja menjadi lemas dan akhirnya dia berlutut tidak berdaya di atas tanah yang sudah digenangi darah suaminya, Hao Ming. 

Sedangkan di sisi lain, Hao Xun sedikit terkejut melihat bahwa Hao Ming mati begitu saja dengan serangannya yang bahkan tidak sekuat Tinju Harimau. Saat dia sama sekali tidak merasakan adanya fluktuasi Qi di dalam tubuh Hao Ming, saat itu juga dia tahu kalau Hao Ming mengeluarkan semua basis kultivasinya demi melindungi Yu Jing Xi dan anaknya.

Hao Xun hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan, “Sangat disayangkan kematiannya tidak berada di dalam Istana Kerajaan. Jika dia mati ketika menerima hukuman Yang Mulia, setidaknya itu lebih terhormat daripada mati mengenaskan seperti ini...”

Kedua bola mata Yu Jing Xi memerah, dia menatap Hao Xun penuh kebencian. Dia sama sekali tidak mengerti jalan pikiran Hao Xun. Alih-alih bersedih karena mantan rekannya tiada, dia malah menyayangkan lokasi kematiannya.

“Kau...bagaimana bisa kau begitu tega membunuh Hao Ming? Bagaimanapun dia adalah mantan rekanmu selama berada di medan perang. Tapi kau sama sekali tidak merasa bersalah karena membunuhnya. Kau lebih kejam daripada iblis! Tidak, haruskah aku bilang kalau Raja kalian-lah iblis sebenarnya?”

Begitu nama Raja disinggung oleh Yu Jing Xi, jejak kemarahan bisa dilihat di kedua mata Hao Xun. Dia balas menatap Yu Jing Xi tak kalah tajamnya, “Perintah Yang Mulia adalah sesuatu yang harus aku patuhi. Dan juga, sekali lagi kau menghina nama Yang Mulia, aku tak akan ragu memenggal kepalamu...”

Yu Jing Xi terkekeh, tidak ada raut ketakutan yang muncul di wajahnya seperti sebelumnya, “Bukankah kau akan tetap membunuhku walaupun aku tidak menghina Raja kalian? Mengapa kau harus mengeluarkan omong kosong yang begitu panjang?”

“Kau...”

Raut wajah Hao Xun sekarang menunjukkan betapa kesalnya dia. Dia kira Yu Jing Xi hanyalah seorang wanita yang berpasrah pada keadaan, tapi sepertinya dia salah. Lidah tajam Yu Jing Xi berkali-kali membuatnya marah.

“Yang kau katakan ada benarnya, tapi sepertinya kau masih ingin hidup untuk anakmu itu bukan? Seputus asa apapun kau, kau tidak akan bisa meninggalkan anakmu sendirian...”

Kali ini raut ketakutan muncul di wajah Yu Jing Xi begitu anaknya disebutkan, dia melihat Hao Li yang terus menangis sedari tadi, mungkin dia menyadari kematian Hao Ming dan tidak ada yang bisa dia lakukan selain menangis sekeras yang dia bisa.

“Jangan pernah kau berpikir untuk menyentuh anakku! Atau kau sendiri akan menanggung akibatnya!” teriak Yu Jing Xi berusaha membuat Hao Xun takut.

Namun hasilnya naas, alih-alih ketakutan, Hao Xun tertawa keras lalu mendecih pelan, “Kau pikir aku akan takut padamu yang hanya berada di tahapan Kondensasi Qi tingkat 9?”

Yu Jing Xi mengedarkan pandangannya melihat ada begitu banyak Pasukan Kerajaan Naga Merah yang mengepungnya. Berusaha keluar dari kepungan ini benar-benar mustahil.

Hao Xun menyunggingkan bibirnya membentuk senyuman sinis, dia dengan santainya berkata, “Kalian bunuh mereka!”

Ke-40 Pasukan Kerajaan maju di waktu bersamaan, mereka semua memancarkan aura pembunuh yang kuat. Melihat hal itu membuat Yu Jing Xi meringkuk berusaha melindungi Hao Li dari serangan mereka.

Di saat serangan semua Pasukan Kerajaan akan mengenai Yu Jing Xi, tiba-tiba badai terjadi. Rimbunan pepohoan yang ada di bawah tebing berterbangan, tidak ayal juga ada beberapa batu berukuran cukup besar ikut terbawa arus badai.

Suara desingan terdengar cukup nyaring, sebelum badai kembali tenang namun kekacauan yang sudah diakibatkan tidak bisa dianggap remeh. Ada begitu banyak pepohonan hancur karena badai besar yang terjadi dalam waktu singkat tadi. 

Namun bukan itu yang membuat Yu Jing Xi, Hao Xun dan semua anggota Pasukan Kerajaan Naga Merah terdiam. Tatapan mereka terpaku pada seorang wanita dengan wajah tertutup helai kain dari topi bambunya. Aura kuat terpancar dari tubuhnya, hembusan angin tercipta bersamaan dengan jubah indahnya ikut terbang, membentuk siluet indah di teriknya siang hari.

Begitu merasakan kekuatan hebat terpancar dari tubuh wanita bertopi bambu itu, wajah Hao Xun menjadi sangat pucat. Yang tersisa diwajahnya hanya tatapan kosong. Tidak hanya dirinya, Yu Jing XI maupun semua aggota Pasukan Kerajaan Naga Merah memiliki raut wajah yang sama sepertinya. 

“Betapa kuatnya... apakah dia berada di tahapan Transformasi Jiwa yang melegenda itu? Tapi mengapa keberadaan mengerikan itu berada di depan kami sekarang dan menghalangiku untuk membunuh kedua orang itu?” gumam Hao Xun setelah pikirannya kembali pulih. Kebingungan tercetak di wajahnya.

Mendengar perkataan Hao Xun, raut wajah semua Pasukan Kerajaan semakin tidak enak dipandang. Rasanya berusaha lari dari genggaman seorang ahli tahapa Transformasi Jiwa akan percuma saja.

Mereka hanya bisa berharap kalau wanita bertopi bambu itu tidak berniat membunuh mereka. 

Wanita itu membalikkan badannya menghadap ke arah Yu Jing Xi, mata kelabu yang tertutup di balik helai kainnya menatap bayi yangb terus menangis dipelukan Yu Jing Xi.

Dia menghela napas sejenak lalu kemudian berkata, “Aku tidak bisa menyelamatkan kalian, tapi aku bisa membawa salah satu dari kalian...” ucapnya kepada Yu Jing Xi.

Yu Jing Xi tertegun, tidak lama kemudian dia segera menyerahkan Hao Li kepada wanita di depannya. Dia dengan cepat berkata, “Bawa saja anakku dan selamatkan dia. Aku mohon!”

Wanita bertopi itu menerimanya dan menggendong Hao Li, kedua matanya sejenak menatap mata indah Yu Jing Xi sebelum kembali menghela napasnya. 

“Baiklah, karena kau berkata demikian, maka aku akan langsung pergi dari sini membawa anakmu...”

Tanpa merasa keberatan sedikitpun, Yu Jing Xi dengan ringan menganggukkan kepalanya. Selama Hao Li baik-baik saja, semuanya tidak masalah, sekalipun nyawanya melayang. Hanya saja ada rasa sesal dalam hatinya, dia tidak bisa melihat Hao Li tumbuh dewasa seperti yang orang tua lainnya lakukan, tapi dia cukup puas dengan semua ini.

“Terimakasih banyak tuan!”

Komen (15)
goodnovel comment avatar
josh musi
ini udah lama gk ada update , ini cerita nya mo diterusin atau gk .........
goodnovel comment avatar
M Arkanudin
aku ga komen
goodnovel comment avatar
Boti Jjhc
saya cuma mahu komen, isterinya bodoh.kematian suaminya sia2.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status