Dhilla membuka matanya, mengerjapkan beberapa kali untuk menyesuaikan dengan silau cahaya matahari yang sudah memenuhi kamarnya. Cahaya matahari, dengan bebasnya menerobos tirai putih yang menghiasi jendela kamar.
Drrrtt…. Drrrtt…. Drrrtt……
Getaran beriringan dengan nada panggilan ponsel terus berbunyi membuat Dhilla membuka sempurna matanya. Dengan mata yang terasa perih dan sedikit berair, ia bangun untuk mencari sumber suara yang Dhilla kenali sebagai nada dering ponselnya saat menerima panggilan masuk.
Sebuah beban yang menindih perutnya membuat Dhilla sedikit kesusahan untuk bangun. Matanya membola sempurna dan nyaris lepas dari tempatnya saat melihat tangan kekar yang bertengger disana. Ia nyaris berteriak, jika tidak melihat siapa pemilik tangan kekar itu.
Abimanyu? Ada sedikit rasa bingung saat ia bisa satu ranjang dengan laki-laki tampan kekasihnya. Mengingat sebelumnya dirinya yang berada di sofa dengan
Abimanyu terpukau dengan penampilan Dhilla yang jauh berbeda dengan hari biasanya. Abimanyu yang saat ini sedang duduk di sofa ruang keluarga di rumah Dhilla, tidak sedikitpun pandangannya berpaling dari sosok gadis ayu yang baru saja keluar dari kamarnya.Dhilla memakai rok warna hitam sedikit di atas lutut. Jaket levis lengan panjang warna biru, dengan di dalamnya memakai tank top warna hitam. Rambutnya digerai, dan kaki jenjangnya dihiasi flat shoes warna putih.“Dia cantik.” Batin Abimanyu yang berdiri menyambut kedatangan Fadhilla.Tidak menunggu lama, Abimanyu mengajak Dhilla ke rumah sakit untuk melihat keadaan seseorang yang sudah bertahun-tahun belum juga membuka matanya. Seseorang yang menjadikan Abimanyu untuk menjadi orang hebat meski usianya baru 18 tahun, dimana seharusnya dirinya menikmati masa remaja yang tidak pernah terulang.Mobil Bugatti yang dikendarai Abimanyu tiba di rumah sakit setelah me
WARNING!!! Damage, dibutuhkan iman yang kuat buat baca bab ini. Dan juga selalu bijak dalam memilih bacaan.----------Dhilla keluar kamar mandi dan melihat Abimanyu sedang memainkan ponselnya sembari bersandar di ranjang. Laki-laki tampan itu mengangkat kepalanya ketika mendengar pintu kamar mandi dibuka. Abimanyu tidak mampu berkedip saat melihat Dhilla keluar dari sana. Dhilla yang melihat itu sontak menutupi dadanya dan memutar tubuhnya membelakangi Abimanyu.Abimanyu meletakkan ponselnya ke meja, lalu melangkah menuju kearah Dhilla yang masih membelakanginya. Saat Dhilla sudah dihadapannya, mata Abimanyu bergerak pelan memperhatikan tubuh gadis ayu itu dari belakang dan ia melangkah lebih dekat dan tangannya bergerak memeluk pinggang ramping milik Dhilla.Dhilla tersentak saat merasakan tangan kekar yang memeluk pinggangnya. Ia yang hendak memutar tubuhnya langsung ditahan oleh Abimanyu, “Ka
WARNING 18++Dhilla membuka matanya, matanya mengerjab beberapa kali untuk menyesuaikan retinanya dengan cahaya ruangan. Sepertinya hari sudah siang, terlihat cahaya matahari yang menembus kaca jendela dihadapan Dhilla.Gadis ayu itu meregangkan ototnya yang terasa lelah. Matanya perlahan mengamati sekeliling. Di tengah silaunya cahaya matahari, Dhilla tidak melihat siapapun, dan kamar itu terlihat asing diingatannya, “Aku dimana?” Gumam Dhilla lirih.Merasakan tubuhnya yang terasa remuk, Dhilla memilih kembali meringkukan tubuhnya dan bergulung didalam selimut tebal nan halus berwarna putih itu. Otak dan nyawa yang belum sepenuhnya tersadar membuat Dhilla sedikit kesusahan mengingat kejadian semalam.“Abimanyu. Semalamkan aku pulang ke apartemant Abi.” Batin Dhilla yang mendadak panik. Ia langsung tersentak bangun, menyibak selimut yang menutupi tubuhnya.Telanjang bulat. Mata D
Malu? Sangat malu, begitulah yang dirasakan Dhilla saat ini. Bagaimana tidak malu, jika saat dalam keadaan sepenuhnya telanjang berada dalam gendongan laki-laki. Dan yang hanya bisa Dhilla lakukan adalah menunduk, menghindari Abimanyu yang tidak lepas menatapnya.Abimanyu membuka pintu kaca dengan kakinya, membawa masuk Dhilla ke kamar mandi. Dhilla takjub dengan isi kamar mandi itu, begitu mewah. 1:12 jika dibandingkan dengan isi kamar mandi ditempat tinggalnya, 1 untuk kamar mandi ditempat tinggalnya dan 12 untuk kamar mandi Abimanyu. Terdapat wastafel dengan bentuk yang tidak biasa, toilet duduk, pancuran dengan dinding kaca, dan bathup berwarna putih berukuran besar.Abimanyu membawa Dhilla menuju bathup yang sudah diisi air penuh busa dipermukaannya, terlihat begitu menggoda untuk berendam disana. Dengan hati-hati Abimanyu mulai menurunkan tubuh Dhilla. Rasanya sangat hangat, membuat siapa saja ingin menenggelamkan tubuhnya, tidak terkecual
Dhilla dan Abimanyu masuk ke dalam ruang komputer bersama. Suasana ruang komputer kali ini memang sedikit sepi, karena latihan ujian berbasis komputer dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama pagi, sesi kedua siang, dan sesi ketiga sore hari. Dhilla mengikuti latihan ujian disesi terakhir, yang dimulai dari pukul 14.00 sampai pukul 16.00. Sedangkan Sabrina, sahabatnya itu mengikuti sesi ujian disesi kedua.Dhilla tetap saja duduk berada di kursi pojok belakang, karena memang nomor urut kelasnya terakhir. Sedangkan Abimanyu? Laki-laki itu sepertinya sudah memakai kekuasaannya untuk menempati tempat duduk di sampingnya Dhilla. Padahal, nomor absen Abimanyu ada di deretan atas dan seharusnya laki-laki itu mengikuti latihan ujian berbasis komputer disesi pertama.Tidak lama kemudian bel tanda ujian akan segera dimulai berbunyi, dan semua siswa siswi mulai sibuk menyiapkan perlengkapan ujian. Tidak terkecuali Dhilla, setelah semua keperluan ujian sud
“Apa maksudnya, Tha?” Tanya Dhilla kaget. Tidak menyangka teman Abimanyu akan berbuat kasar dengannya.Dhilla rasa tidak punya masalah dengan teman Abimanyu itu, mengingat baru saja adalah pertemuan pertamanya dengan perempuan itu. Dan yang membuat Dhilla sangat kaget adalah, sikap Lytha. Tadi perempuan itu begitu baik dan menghargainya, tapi sekarang sikapnya berubah 1800.“Kamu nggak usah pura-pura bego, ah iya kamu memang bego beneran.” Ucap Lytha menatap tajam Dhilla.Dua teman Lytha langsung memegangi tangan Dhilla, entah apa yang akan mereka lakukan padanya, “Apa sih, lepasin.” Dhilla mencoba memberontak, namun ia kalah kekuatan dengan dua siswi yang memegangi tangannya.“Dia minta dilepasin, Tha.” Tanya satu teman Lyta bernama Irma. Lytha hanya tersenyum kecut mendengarnya.Dengan nada mengancam, Lytha membuat Dhilla sedikit takut, “Aku peringatkan, putusin
WARNING!!!!“Aku sayang kamu. Ingat itu.” Kata Abimanyu mengurai pelukan pada tubuh Dhilla.Mereka berdua masih berada di dalam mobil yang berhenti dijalan komplek yang sepi, “Komplek kamu sepi, ya…” Kata Abimanyu membuat Dhilla mengamati kesekeliling.“Memang, tidak semua rumah ada yang menempati. Lagian kamu nggak liat hujan deres kayak gini? Jadi bukan salah komplek yang sepi.” Kata Dhilla sambil mengamati hujan yang semakin deras mengguyur sore petang itu. Tentu orang-orang lebih memilih berdiam diri di dalam rumah dari pada berkeliaran di tengah derasnya hujan.“Oh iya, benar juga.” Abimanyu terkekeh, lalu mengacak rambut Dhilla yang tergerai.“Kamu mau nurunin aku di sini?” Tanya Dhilla melihat Abimanyu yang tidak kunjung melajukan mobil. Laki-laki tampan itu justru mematikan mesin mobilnya.Abimanyu melepas sabuk pengaman, lalu menatap Fadhill
Cahaya matahari pagi, sudah mulai menampakkan diri. Menyusup pada celah-celah tirai kamar, membawa kehangatan berbeda setelah semalam Kota Surabaya diguyur hujan deras, embusan angin dingin yang bertiyup mendayu pun sampai menusuk pori-pori kulit.Seorang gadis ayu, masih bergelung di dalam selimut. Tidak ada niatan bagi gadis ayu itu untuk membuka matanya, padahal jam di dinding kamarnya sudah menunjukan pukul 06.45. Entah lupa atau disengaja, padahal hari ini Dhilla mengikuti latihan ANBK di sesi pertama yang dimulai pukul 08.00.Saat Dhilla masih menikmati tidurnya, perlahan selimut yang menutupi tubuhnya ditarik paksa oleh sang Mama. Evi sang Mama menghela napas pelan, melihat putri sulungnya yang tidak terusik sedikitpun saat selimut yang menutupi tubuh jenjang dan ramping putrinya ia ambil.“Dhilla, kamu nggak lupa kan? hari ini jadwal latihan ANBK kamu sesi pertama?” Kata Evi sedikit keras, berharap Dhilla yang masih berada dialam mimpin