Dahulu kala, di Pulau Jawa ada seorang raksasa yang sangat kejam berama Butokala. Dia adalah raksasa yang suka sekali memakan daging manusia. Para penduduk setiap minggunya harus menyediakan tumbal untuknya jika tidak maka ia akan menghancurkan semua desa yang ada di sekitarnya. Tidak ada satu pun orang yang mampu menghentikannya sudah banyak sekali pendekar dengan ilmu kanuragan yang tinggi tewas ditangannya. Kesaktian Butokala sangat tinggi ia kebal dengan segala serangan senjata tajam ditambah dia yang seorang raksasa membuatnya tiada terkalahkan.
Hari ini adalah hari Butokala akan mendapat tumbal dari penduduk desa , dia keluar dari guanya untuk mengambil tumbal persembahan yang akan jadi makanannya , namun dia terkejut bukan tumbal manusia yang dia temui melainkan 7 orang pendekar yang ada di hadapnya dengan marah Butokala bertanya pada mereka
"Siapa kalian , mau apa kalian datang ke tempatku " tanya Butokala dengan suara yang sangat keras
"Kenalkan aku Naga Baruna dan ini keenam temanku , kami adalah 7 pendekar naga yang akan mengirimmu ke alam baka " jawab dari salah satu dari mereka
"Ha ha justru kalian lah yang akan menjadi santapanku " ucap Butokala.
" Kita liat saja nanti raksasa jahanam " ucap naga baruna.
"Banyak omong " Butokala tanpa basa basi langsung menghantam mereka dengan sangat keras namun pukulannya itu ditahan oleh seseorang dengan sebuah gada.
Butokala malah terpental karena gada itu seakan memiliki kekuatan yang sangat kuat hingga mampu mementalkannya. Butokala melihat gada itu ternyata itu adalah gada naga bumi yang mampu meningkatkan 10 kali lipat kekuatan penggunanya. Seseorang tiba-tiba membentangkan jubahnya dan membuat mereka bertujuh menghilang. Ini adalah kemampuan jubah naga hitam yang mampu membuat mereka bisa menghilang masuk dalam sebuah bayangan. Butokala kebingungan karena dia tidak dapat melihat dimana musuhnya. Dia menyerang membabi buta tanpa tahu dimana musuhnya. Di tengah dia yang sedang kebingungan tiba-tiba sebuah anak panah melesat begitu tajam dan membus matanya. Butokala sangat kesakitan ,akibat serangan itu membuat mata Butokala buta kini Butokala kala hanya melihat dengan satu matanya. Panah menancap di matanya adalah panah naga angin yang mampu melesat begitu cepat sehingga mustahil untuk dihindari. Butokala yang sangat marah kemudian meloncat sangat tinggi dan dengan tubuhnya yang sangat besar dia mampu menciptakan gempa yang sangat kuat dan membuat 7 pendekar itu terhempas. Mereka bertujuh terluka karena hempasan dari Butokala yang sangat kuat . Butokala sangat puas melihat musuhnya yang terkapar
"Ternyata hanya begitu saja kemampuan kalian , sekarang kalian akan menjadi santapanku " ejek Butokala.
"Jangan senang dulu kau Butokala " ucap seseorang dengan tongkat putih dengan ujung lingkaran kepala naga.
Dia mengangkat tongkat itu dan keluar cahaya putih yang menyembuhkan luka-luka yang ada ditubuh mereka. Itu adalah kemampuan tongkat naga putih yang dapat menyembuhkan segala macam luka dan penyakit. Tujuh pendekar itu kembali bangkit bersiap kembali menghadapi Butokala. Tanpa basa basi seorang dari mereka menyerang Butokala dengan kerisnya dari keris itu muncul sosok naga air. Dia melompat menebas dada Butokala hingga meninggalkan sayatan di dada Butokala ,ilmu kebal Butokala tidak berguna melawan keris naga air yang mampu menembus apa saja layaknya air yang mampu melubangi sebuah batu. Tidak cukup sampai disitu baru Butokala merasakan sakit yang luar biasa kini tubuhnya sudah terbakar oleh api yang sangat besar dan panas. Butokala berguling ke sana kemari karna kepanasan ,kali ini adalah kemampuan pedang naga api yang mampu mengeluarkan api yang sangat besar dan panas. Setalah berjam jam api itu padam tubuh Butokala sudah hitam terbakar namun luar biasanya Butokala masih hidup. Meski dia belum mati tapi tengganya sudah terkuras habis apalagi luka parah yang diterimanya membuatnya terkapar dan tidak dapat berdiri lagi. Naga baruna tanpa buang waktu meloncat ke dada Butokala. Dia mengumpulkan semua tenaga dalamnya ke tombak naga petir miliknya sekitar langit menjadi hitam suara petir menggelegar dimana-mana dengan sekuat tenaga naga baruna menusukkan tombaknya didada Butokala diiring dengan sambaran petir yang sangat dahsyat. Serang itu membuat Butokala hancur berkeping keping dan tidak lagi tersisa. Setelah mengalah Butokala mereka menghancurkan gua Butokala agar penduduk tidak lagi kesedihan akibat kekejaman Butokala. Dengan dikalahkannya Butokala kini semua orang bisa tenang , mereka bertujuh pun menjadi legenda di Pulau Jawa. Untuk mengenang jasa mereka penduduk setiap tahunya mengadakan pesta wayang kulit yang menceritakan kehebatan 7 pendekar naga yang mengalahkan Butokala. Mereka bertujuh menjadi pendekar terhebat di pulau Jawa dikala itu.
Sudah 1/2 abad berlalu dari kejadian itu. Kini Naga Baruna sudah tidak muda lagi dan dari 7 pendekar naga hanya dia yang masih hidup. Sekarang dia menjadi seorang guru di padepokan naganya yang berada di bawah lereng gunung. Dia menyimpan tujuh pusaka naga dalam sebuah peti emas yang ia selimuti dengan tenaga dalam sehingga tidak sembarang orang dapat membukanya. Dia juga menempatkan peti itu dalam sebuah ruangan yang penuh dengan jebakan. Kini 7 Pusaka Naga sangat di incar oleh seluruh pendekar di Pulau Jawa karena kesaktian pusaka itu yang sangat hebat. Apalagi siapa pun yang memiliki 7 Pusaka Naga tersebut akan menjadi pendekar yang tidak terkalahkan dan sakti mandra guna. Sehingga kalau sampai jatuh ketangan yang salah akan sangat berbahaya. Jadi Ki Naga Baruna sangat menjaga 7 Pusaka Naga tersebut sampai kelak ajal menjemputnya. Sudah banyak sekali pendekar yang berniat membunuhnya untuk mendapatkan 7 Pusaka Naga tersebut namun Ki Naga Baruna masih tidak terkalahkan .
Ki Naga Baruna kini memiliki tujuh murid yang sangat hebat yaitu Aryo Guntur murid paling hebat dipadepokanya ia sudah mengusai semua ilmu kanuragan milik Ki Naga Baruna. Yang kedua adalah Wisang Geni ia memiliki tenaga dalam yang sangat luar bisa. Yang ketiga adalah Bayu Samudra ia sangat cerdas dan mampu mengusai semua jurus-jurus dengan sangat cepat. Yang keempat adalah Kebo Ijo ia memiliki badan yang sangat besar dan kekar. Kekuatannya sangat luar biasa ia bahkan mampu mengangkat gajah seorang diri. Yang kelima adalah Elangga ia sangat hebat dalam hal memanah. Tembakan panahnya belum pernah meleset sampai saat ini. Yang keenam adalah Alikusuma ia adalah pemuda baik hati yang sangat ahli dalam menyembuhkan orang. Yang terakhir adalah Satrio Wirang murid paling malas yang sering sekali membuat kenakalan dia adalah murid paling lemah di padepokan naga milik Ki Naga Baruna.
Ki Naga Baruna merawat mereka dari kecil dan kelak mereka akan tumbuh menjadi penerus Tujuh Pendekar Naga yang sangat terkenal dengan kesaktian dan jurus-jurus naganya yang melegenda. Mereka adalah kebanggga hidup Ki Naga Baruna jadi Ki Naga Baruna melatih mereka dengan sangat keras agar kelak mereka akan menjadi orang hebat yang berguna bagi orang lain dan menumpas segara keangkara murkaan yang ada.
Ke tujuh murid Ki Naga Baruna sering disebut dengan tujuh penerus pendekar naga. Kesaktian mereka yang tidak bisa dianggap remeh. Apalagi murid tertua Ki Naga Baruna yaitu Aryo Guntur ilmu sudah hampir setara dengan gurunya. Mereka semua sudah mengusai seluruh jurus dari kitab naga milik Ki Naga Baruna .Kali ini Ki Naga Baruna ingin mengetes kemampuan ke tujuh muridnya. Ki Naga Baruna menghadapkan masing masing muridnya ke sebuah batu yang besar. Kemudian Ki Naga Baruna memusatkan semua tenaga dalamnya ke dalam genggaman tangannya lalu menghantam batu besar didepanya seketika batu besar itu hancur berkeping keping. Ketujuh muridnya melihat Ki Naga Baruna dengan tatapan kagum" Tadi adalah jurus pukulan naga , kalian lihat batu besar di depan kalian sekarang kalian hancurkan batu di depan kalian dengan jurus pukulan naga yang tadi saya peragakan " ucap Ki Naga Baruna kepada tujuh muridnya.Aryo Guntur dengan sekali pukulannya mampu menghancurkan batu besar
Ki Naga Baruna hendak memasak untuk ke tujuh muridnya ia masuk ke dalam lumbung persediaan makan Ki Naga Baruna melihat persediaan makanan di padepokan sudah sangat menipis. Hanya cukup untuk beberapa hari lagi. Ki Naga Baruna menyuruh ke tujuh murid untuk berburu dan mencari buah buahan untuk persediaan makanan. Sebelum mereka berangkat Ki Naga Baruna berpesan kepada murid muridnya karena akhir-akhir ini terdengar kabar bahwa ada seekor harimau yang suka memangsa manusia.Saat hendak memasuki hutan Aryo Guntur menyuruh Satrio Wirang untuk tinggal dan mencari kayu bakar di tepian hutan." Kamu disini saja! , biar Kami berenam yang masuk ke dalam hutan , Bahaya di dalam hutan, Kami tidak mau dimarahi guru jika terjadi apa denganmu " ucap Aryo Guntur kepada Satrio Wirang."Baik Aku akan tetap disini , Kalian hati-hati " ucap Satrio Wirang." Bagus lah kalu kau mengerti " Aryo Guntur masuk ke dalam hutan bersama 5 murid lainnya.Satrio Wirang asyik me
Hari itu cuacanya sangat panas matahari bersinar sangat terang. Aryo Guntur dan ke lima murid lain sedang berlatih di halaman padepokan dengan tubuh mereka yang sudah dipenuhi dengan keringat. Satrio Wirang tidak ikut latihan hari itu karena dia sedang mendapatkan pelatihan khusus dari gurunya. Diaa adalah satu-satunya murid Ki Naga Baruna yang belum bisa mengeluarkan tenaga dalamnya. Maka dari itu Ki Naga Baruna memutuskan untuk memberikan latihan khusus kepada Satrio Wirang agar dia mampu mengeluarkan ilmu tenaga dalamnya.Aryo Guntur dan kelima murid lain yang sedang menikmati istirahat mereka. Dari jauh Aryo Guntur dan yang lainnya melihat seorang kakek dengan pakaian dari kulit harimau berjalan menghampiri padepokan mereka. Sesampainya di depan padepokan Kekek Tua itu berteriak" Naga Baruna keluar kau , aku ingin membuat perhitungan denganmu " hardik Kakek Tua.Mendengar hal itu Aryo Guntur dan lainya menghampiri kakek tua itu."Heh , Bocah In
Dikamar itu Satrio Wirang sedang duduk menemani gurunya yang berbaring karena luka dari pertempurannya melawan Kakek Pendekar harimau , luka itu ternyata bukan luka biasa yang bisa disembuhkan dengan tenaga dalam atau obat-obatan biasa ,sudah tiga hari Ki Naga Baruna hanya bisa berbaring di ranjangnya ,kondisinya kian hari kian memburuk, berbagai cara telah di lakukan dan sudah banyak tabib yang bergantian datang namun masih tidak membawakan hasil apa pun.Satrio Wirang begitu mengkhawatirkan kondisi gurunya , dia duduk melamun sendiri di bawah pohon besar yang terletak di halaman padepokan sambil memikirkan cara agar gurunya cepat sembuh , Aryo Guntur yang melihat Satrio Wirang yang sendirian dia datang menghampirinya dan duduk di sampingnya"Apa yang sedang Kau pikirkan?, Wirang " tanya Aryo Guntur."Aku hanya sedang ke pikiran dengan kondisi saat ini " jawab Satrio Wirang." Untuk soal itu Kamu tidak usah khawatir , Aku sudah menemukan caranya "
Demi membalaskan dendamnya Satrio Wirang berlatih sangat keras. Mulai dari terbit matahari sampai matahari terbenam. Berbagai latihan keras di jalani agar menambah kesaktian ilmu kanuragganya. Dia mulai mempelajari kitab naga milik gurunya. Meski sudah sebulan lebih Satrio Wirang berlatih dengan sangat keras namun semua latihannya terasa percuma karena sampai saat ini dia masih belum mampu mengeluarkan kemampuan tenaga dalamnya. Dia mulai merasa putus asa karena tanpa kesaktian ilmu tenaga dalam dia tidak mungkin bisa mengalahkan saudara seperguruannya. Apa lagi sekarang kesaktian mereka akan meningkat dengan pusaka naga di tangan mereka. Mustahil mengalahkan mereka hanya dengan jurus-jurus beladirinya saja.Satrio Wirang yang putus asa datang ke makam gurunya. Dia mulai menangis meminta maaf karena dirinya yang tidak berdaya. Di saat Satrio Wirang melihat batu nisan milik gurunya dia melihat sepotong kulit harimau yang tergantung di nisan gurunya,Kulit harimau itu mengingatk
Wanita itu tersadar dalam sebuah kamar .dia memperhatikan kondisi sekitarnya. Di dalam ruangan itu hanya ada ranjang kecil dan sebuah meja kayu disampinyanya, Dia mencari pedangnya namun di tidak menemukannya. Dia mulai panik ketika mendengar suara langkah kaki yang perlahan mendekat. Dia lalu mengambil sebuah tusuk konde miliknya untuk sebuah senjata. Suara langkah kaki itu terdengar kian semakin mendekat. Wanita itu mencoba bersembunyi di balik pintu. Di saat pintu itu di buka wanita itu langsung menyergapnya dan menodongkan tusuk kondenya ke leher orang yang membuka pintu tadi. Dan ternyata itu adalah Satrio Wirang yang membawa buah-buhan dan segelas air putih ."Siapa kau ?" tanya wanita itu."Aku Satrio Wirang ,Nona" jawab Satrio Wirang."Satrio Wirang , kebetulan sekali aku bisa membalaskan dendamku sekarang" ucap Wanita itu."Memangnya apa salah saya ?, apa kita saling kenal" tanya Satrio Wirang."Kau telah membunuh kakekku !, ak
Pagi itu ayam baru saja berkokok. Suasana di luar masih sangat gelap. Mentari masih nyenyak dalam tidurnya dan embun pagi masih begitu lengket memeluk dedaunan. Embun pagi masih begitu pekat hingga tidak ada mata yang mampu menembusnya. Tapi berbeda dengan padepokan yang sudah terang dengan obor. Satrio Wirang dan Arum Sari sedang wara-wiri menyiapkan barang-barang untuk perjalanan mereka. Mereka sengaja berangkat pagi-pagi buta agar sebelum senja mereka sudah sampai ke desa terdekat. Padepokan Ki Naga Baruna memang terletak di desa terpencil yang hanya di tempati oleh beberapa penduduk saja. Untuk bepergian mereka harus menempuh jarak satu hari perjalanan dengan jalan kaki. Untuk bekal mereka Satrio Wirang mengambil sekantong keping emas simpanan guru yang selama ini tidak dia gunakan. Ternyata di padepokan terdapat banyak sekali kepingan emas yang di simpan dalam sebuah peti di ruang pusaka. Arum Sari juga hanya bisa melongo karena melihat kepingan emas sebanyak itu. Matah
Siang itu matahari terasa sangat panas hingga mampu membakar kulit. Satrio Wirang dan Arum Sari tengah menaiki kudanya. Dari kejauhan Maung Ireng memantau mereka berdua. Dia sudah bersiap membidik mereka dengan anak panahnya. Ketika sudah merasa tepat mengarahkan panahnya pada Satrio Wirang dia langsung melepaskan anak panahnya. Namun Satrio Wirang yang sadar akan adanya bahaya langsung menembakkan senjata jarum beracunnya. Kedua senjata itu pun berbenturan dan jatuh ketanah. Karena percobaan pembunuhannya gagal Maung Ireng langsung pergi meninggalkan tempat itu. Sedangkan Satrio Wirang dan Arum Sari mencari siapa yang telah melesatkan anak panah ke arah mereka. Merasa ada yang tengah mengincar mereka berdua Satrio Wirang meminta Arum Sari agar lebih waspada.Di hari berikutnya Maung Ireng mencoba memasang jebakan di jalan yang akan dilewati oleh Satrio Wirang dan Arum Sari. Dia membuat lubang yang penuh dengan bambu runcing di dalamnya dan dia menutupnya dengan daun-daunan k