Share

Satrio Wirang Murid Nakal

Ke tujuh murid Ki Naga Baruna sering disebut dengan tujuh penerus pendekar naga. Kesaktian mereka yang tidak bisa dianggap remeh. Apalagi murid tertua Ki Naga Baruna yaitu Aryo Guntur ilmu sudah hampir setara dengan gurunya. Mereka semua sudah mengusai seluruh jurus dari kitab naga milik Ki Naga Baruna .

Kali ini Ki Naga Baruna ingin mengetes kemampuan ke tujuh muridnya. Ki Naga Baruna menghadapkan masing masing muridnya ke sebuah batu yang besar. Kemudian Ki Naga Baruna memusatkan semua tenaga dalamnya ke dalam genggaman tangannya lalu menghantam batu besar didepanya seketika batu besar itu hancur berkeping keping. Ketujuh muridnya melihat Ki Naga Baruna dengan tatapan kagum

" Tadi adalah jurus pukulan naga , kalian lihat batu besar di depan  kalian sekarang kalian hancurkan batu di depan kalian dengan jurus pukulan naga yang tadi saya peragakan " ucap Ki Naga Baruna kepada tujuh muridnya.

Aryo Guntur dengan sekali pukulannya mampu menghancurkan batu besar di hadapannya. Memang Aryo Guntur adalah murid paling berbakat dari semua murid Ki Naga Baruna. Tidak lama kemudian  Wisang Geni , Bayu Samudra ,Elangga , Kebo Ijo dan Alikusuma juga mampu menghancurkan batu besar di depan mereka. Kini hanya tinggal Satrio Wirang yang dari tadi hanya mondar-mandir mengelilingi batu besar yang ada didepanya. Ki Naga Baruna yang melihat kelakuan Satrio Wirang kemudian menghampiri Satrio Wirang.

"Apa yang kamu lakukan? , cepat pukul dan hancurkan batu itu " ucap Ki Naga Baruna dengan tegas.

" Eeeee baik Guru " jawab Satrio Wirang dengan takut.

Satrio Wirang kemudian mencoba fokus memusatkan tenaga dalamnya ke dalam genggaman tangannya dan kemudian memukul batu besar didepanya dengan sekuat tenaga ,namun bukannya batu itu yang pecah malah tangan Satrio Wirang yang memerah. Satrio Wirang berteriak kesakitan sambil memegangi tangannya yang rasanya sudah mau patah. Murid-murid lain pun tertawa melihat kelakuan Satrio Wirang. Satrio Wirang memang murid paling lemah sehingga sering dibuli oleh keenam murid lainnya. Ki Naga Baruna pun marah melihat Satrio Wirang yang tidak mampu menghancurkan batu besar di hadapannya.

"Sekarang Kalian boleh pulang ke padepokan kecuali Kau, Satrio Wirang, kau tidak boleh pulang ke padepokan sebelum kau dapat menghancurkan batu didepan  kamu itu " ucap Ki Naga Baruna sambil meninggalkan Satrio Wirang sendirian di tempat itu.

Keenam murid lain hanya menertawai Satrio Wirang dan mengejeknya karena ilmu kanuraganya yang sangat lemah . Satrio Wirang memang tidak begitu berniat menjadi pendekar hebat. Dia lebih suka membuat senjata-senjata aneh yang berbeda dari yang lainnya. Dia ingin menjadi pandai besi yang hebat. Salah satu senjata buatanya adalah senjata kecil seperti crosbow yang dapat menmbakan jarum beracun.

 Sudah berjam jam lamanya Satrio Wirang memikirkan cara menghancurkan batu besar didepanya. Dia tidak mungkin menghancurkan batu dengan pukulannya, Karena dari dulu dia memang tidak suka belajar ilmu kanuragan dan dia juga satu satunya murid Ki Naga Baruna yang belum mampu menguasai tenaga dalamnya dengan baik. Akhirnya setelah begitu keras dia berpikir cara menghancurkan batu besar itu. Dia melihat sebuah palu yang tergeletak tidak jauh darinya. Mungkin itu adalah palu milik para penambang yang tertinggal. Satrio Wirang memukuli batu besar itu dengan palu yang dia temukan perlahan lahan batu itu pecah sedikit demi sedikit. Setelah dua hari dia memukuli batu itu baru batu besar tersebut bisa pecah berkeping keping. Akhirnya Satrio Wirang bisa pulang ke padepokan nya. Sampai padepokan dia langsung memakan semua makanan karena di memang begitu lapar dia sudah tidak makan selama dua hari. Ki Naga Baruna yang melihat Satrio Wirang yang sudah kembali bertanya pada Satrio Wirang

" Apa kamu sudah berhasil menghancurkan batu besar itu ?" tanya Ki Naga Baruna.

" Guru tenang saja ini buktinya" jawab Satrio Wirang sambil menunjukkan pecahan batu yang dia ambil.

 " Baik sekarang kamu istirahat karena tes selanjutnya kan di mulai besok " ucap Ki Naga Baruna.

" Masih ada tes lagi " keluh Satrio Wirang.

  Akhirnya pagi telah tiba , Ki Naga Baruna kembali mengumpulkan ke 7 muridnya di tes kali ini Ki Naga Baruna memberikan kendi yang didalam-Nya penuh dengan air. Ki Naga Baruna kemudian meletakan tangannya dikendi berkonsentrasi lalu tiba-tiba air di dalam kendi semuanya terpental keluar dan kendi tersebut masih tidak pecah. Tes kali ini berbeda dengan sebelumnya yang hanya menggunakan tenaga dalam tapi kali ini mereka harus mengendalikan tenaga dalam mereka agar kendinya tidak pecah. Seperti biasanya Aryo Guntur yang pertama bisa melakukannya. Dia langsung berhasil dengan hanya sekali coba ,  namun kali ini Satrio Wirang yang berhasil menjadi yang kedua hal ini membuat terkejut Ki Naga Baruna dan keenam murid lain tapi memang kendi Satrio Wirang sudah tidak berisi air lagi.

" Bagaimana kau melakukan semua ini? " tanya ki naga baru.

"Seperti yang Guru liat saya berhasil mengeluarkan air dalam kendi tanpa memecah kan kendi ini" jawab Satrio Wirang dengan sombong.

Ternyata saat gurunya dan murid lainnya fokus melihat kehebatan Aryo Guntur. Satrio Wirang mengangkat kendi itu dan membuang air di dalam kendi. Satrio Wirang hanya bisa tertawa kecil karena guru dan murid lainya tidak mengetahui kecurangannya. Singkat cerita mereka semua berhasil dalam tes ini.

 Ki Naga Baruna mengajak muridnya ke sebuah Air Terjun. Air Terjun itu sangat indah suasana disana juga begitu tenang. Hawanya yang sejuk serta suara suara burung yang bernyanyi merdu. Membuat semua orang akan betah berlama lama disini. Ki Naga Baruna menyuruh ketujuh muridnya semedi di bawah air terjun. Akan murid muridnya mampu mengenal energi alam dan mengubahnya menjadi tenaga dalam mereka. Ketujuh dari mereka mengambil posisi untuk bersemedi.

"Sekarang kalian tutup mata kalian lalu kosongkan pikiran kalian dan menyatu lah dengan alam lalu rasakan energi alam di sekitar kalian lalu kalian serap dan ubah menjadi tenaga dalam kalian"  jelas Ki Naga Baruna dengan lembut.

Belum lama bersemedi Satrio Wirang merasa kakinya sudah merasa kesemutan. Dia kemudian mencoba membuka sedikit matanya melihat guru dan ke enam saudaranya sedang bersemadi dengan tenang mereka bahkan meluarkan sebuah aura kuat bukti bahwa mereka berhasil memurnikan energi alam menjadi tenaga dalam milik mereka sendiri. Satrio Wirang kebingungan karna hanya dia sendiri yang tidak mengeluarkan aura itu , namun di tidak ingin mengambil pusing semua itu , merasa kakinya sudah tidak kuat lagi untuk duduk silang Satrio Wirang perlahan meluruskan kakinya yang rasanya sudah mati rasa. Dia merasa begitu lega karna sudah dapat meluruskan kakinya.

"Wirang kembali ke posisi semula !"  tegur Ki Naga Baruna ke Satrio Wirang.

Satrio Wirang segera kembali ke posisinya bersemedi. Sambil bertanya dalam hatinya bagaimana gurunya bisa tahu ia meluruskan kakinya padahal gurunya sama sekali tidak membuka matanya.

Suasana di air terjun yang begitu tenang tanpa adanya gangguan sedikit pun membuat  semedi Ki Naga Baruna dan murid muridnya menjadi lebih berkualitas. Bahkan energi alam yang diserap pun semakin waktu semakin banyak. Karena memang tidak ada gangguan yang menghalangi konsentrasi mereka , namun berbeda dengan Satrio Wirang suasana air terjun yang tenang dan sejuk malah membuat Satrio Wirang tertidur dalam semedinya bahkan saking nyenyaknya ia tertidur ia mendengkur sampai suaranya terdengar oleh gurunya dan ke enam saudara perguruannya. Ki Naga Baruna yang geram dengan dengkuran Satrio Wirang segera menggunakan tenaga dalamnya untuk mendorong Satrio Wirang masuk ke dalam kubangan air di bawah air terjun ,seketika Satrio Wirang terbangun dari tidurnya. Tubuhnya kini basah kuyup karena masuk ke dalam kubangan air terjun. Ki Naga Baruna melihatnya tanpa berkata apa pun ia hanya menggelengkan kepalanya dan pergi bersama keenam muridnya meninggalkan Satrio Wirang. Satrio Wirang segera keluar dari kubangan itu lalu duduk di sebuah batu dan menghela nafas panjang.

" Di tinggal lagi ditinggal lagi " keluh Satrio Wirang.

Hal ini sudah sering dialami Satrio Wirang karena dia memang sering menjadi yang terakhir dalam setiap latihan yang diajarkan gurunya. Ki Naga Baruna juga sering dibuat kerepotan karena kenakalan Satrio Wirang dengan segala kelakuannya .Meski begitu Ki Naga Baruna tetap melatihnya dengan baik dan tidak membeda-bedakan semua muridnya .Semua itu karena kasih sayang seorang Guru kepada muridnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status