Suasana malam ini terasa begitu sunyi. Malam yang begitu gelap dengan hanya adanya sedikit sinar dari cahaya obor yang ada di sana. Satrio Wirang dengan hati-hati menyelinap ke padepokan milik Bayu Samudra. Tidak seperti padepokan lainya. Padepokan milik Bayu Samudra hanya terdiri dari gubuk-gubuk kecil yang tersusun melingkari sebuah gubuk besar yang tepat berada di tengahnya. Setelah menelusuri tempat itu Satrio Wirang menjadi tahu bahwa gubuk-gubuk kecil itu adalah tempat istirahat murid-murid dari Bayu Samudra. Sedangkan gubuk besar yang ada di tengah adalah tempat tinggal dari Bayu Samudra. Tidak lupa penjagaan di tempat itu juga sangat ketat. Setiap jamnya pasti ada seseorang yang mengelilingi tempat itu.
Satrio Wirang mencoba masuk ke dalam gubuk besar di mana Bayu Samudra. Dengan kekuatan menghilang dari Jubah Naga Hitamnya dia bisa dengan leluasa berkeliling di tempat itu tanpa terlihat. Setelah berada di dalam gubuk itu. Satrio Wirang melihat Bayu Samudra yang tenga
Satrio Wirang tiba-tiba tersadar dalam kegelapan yang seperti tidak ada ujungnya. Ke mana pun Satrio Wirang berjalan yang ada hanya kegelapan. Satrio Wirang semakin bertanya-tanya di mana sekarang dirinya berada. Tidak ada satu cahaya di sana. Satrio Wirang mulai putus asa. Di mengira ini adalah mimpi tapi ketika dia menampar wajahnya sendiri. Dia merasakan sakit dan tidak kunjung bangun dari tidurnya. Di tengah ke putus asannya sesosok Naga Hitam muncul. Mata naga itu begitu merah sama seperti patung yang di lihatnya saat masuk ke dalam gua tadi. Kemunculan sosok naga hitam itu membuat sekeliling Satrio menjadi sedikit terang dengan adanya api-api ungu yang tiba-tiba menyala mengitari naga hitam itu."Bhawhahaaaaaa. Bagus sekali anak muda kau telah menemukan mataku. Setalah ribuan tahun lamanya akhirnya aku kembali mendapatkan mataku." ucap Naga Hitam itu dengan suara tawa yang mengerikan."Siapa Kau sebenarnya dan apa maksudmu?" tanya Satrio Wirang."Kau tidak
Pagi ini Arum Sari, Bayu Samudra dan Yuyu Gangga sedang berkumpul di ruang pengobatan yang ada di padepokan Bayu Samudra. Mereka semua berkumpul untuk membahas bagaimana cara menyembuhkan mata Satrio Wirang yang mengalami kebutaan. Sudah berbagai cara telah mereka coba namun hasilnya tetap saja gagal. Kebutaan yang dialami Satrio Wirang sungguh sangat tidak wajar. Bahkan beberapa hari lalu mereka mendatangkan tabib terbaik dari luar pulau tapi tabib itu juga tidak mengetahui penyebab kebutaan yang di alami Satrio Wirang. Menurut tabib itu mata Satrio Wirang baik-baik saja dan tidak ada satu luka pun di mata Satrio Wirang."Sebenarnya apa yang terjadi padamu, kanda" keluh Arum Sari."Sabar Nyai. Kita pasti menemukan cara untuk menyembuhkan Wirang" Bayu Samudra mencoba menyemangati Arum Sari."Apa kalian tidak merasakan ada yang aneh pada Satrio Wirang" tanya Yuyu Gangga."Apa maksudmu?." Bayu Samudra berbalik bertanya pada Yuyu Gangga."Bukankah jur
Di siang hari yang sangat terik. Satrio Wirang dan Arum Sari Sedang menaiki kuda demi melakukan perjalanan menuju Suku Pegunungan Utara. Mereka sedang melewati jalan hutan yang sepi. Kanan kiri dari jalan itu di penuhi dengan banyak pepohonan. Dahulu kala Pulau Jawa memang masih di penuhi dengan hutan belantara.Saat mereka tengah asyik memacu dengan kuda mereka. Terdengar suara pertempuran besar di depan jalan sana."Berhenti!. Dinda" perintah Satrio Wirang."Ada apa Kanda?" tanya Arum Sari."Aku seperti mendengar ada sebuah pertempuran besar di depan sana" jawab Satrio Wirang."Lalu sekarang kita harus bagaimana Kanda" tanya Arum Sari lagi."Biarkan Aku melihatnya terlebih dahulu" ucap Satrio Wirang.Satrio Wirang lalu menggunakan kekuatan dari mata Antaboga untuk melihat jauh ke depan sana. Dari matanya Satrio Wirang dapat melihat seorang pedang dan pengawalnya sedang bertarung melawan para perampok dan sepertinya pedang dan para p
Kerajaan Salakanegara adalah kerajaan terbesar untuk saat ini. Di bawah kepemimpinan Raja Dewa Warman. Kerajaan Salakanegara menjadi Kerajaan dengan kekuatan militer yang sangat kuat. Apalagi jumlah pasukan yang dimiliki Kerajaan Salakanegara mencapai ratusan ribu prajurit. Dengan kekuatan seperti itu Kerajaan Salakanegara sedang giatnya melakukan inflasi militer besar-besaran untuk memperluas wilayahnya. Sudah banyak kerajaan-kerajaan kecil yang mereka taklukan.Di sebuah ruangan yang ada dalam istana Raja Dewa Warman dan Aryo Guntur sedang berunding tentang kerajaan mana yang akan mereka taklukan selanjutnya."Panglima kerajaan mana yang akan menjadi tujuan kita selanjutnya.?" tanya Raja Dewa Warman."Sebaiknya kita menyerang Kerajaan Wesi Kuning terlebih dahulu, Yang Mulia" ucap Aryo Guntur."Mengapa Kita harus menyerang kerajaan kecil itu. Bahkan luas dari kerajaan itu hanya satu persen dari kerajaan Kita ini" ucap Sang Raja ragu."Mohon ampun
Tidak terasa lima hari telah berlalu sejak rapat darurat itu. Senjata-senjata yang sedang tinggal sedikit lagi selesai. Satrio Wirang, Wirang, Raja Argadana dan Anggoro sedang berkumpul membahas persiapan perang mereka sudah sejauh mana. Satrio Wirang untuk mengajuk usul untuk menutup sementara tembok sebelah utara dengan kayu terlebih dahulu mungkin tidak dapat menghentikan pasukan musuh tapi setidaknya dapat menghambat mereka. Saat mereka sedang serius membahas semua itu dengan serius tiba-tiba ada seorang prajurit masuk dan berbisik pada Raja Argadana. Sontak wajah Raja Argadana langsung pucat. Bahkan Raja Argadana sudah tidak mampu berdiri lagi. Dia langsung duduk di kursinya. Melihat itu Anggoro, Satrio Wirang dan Arum Sari menjadi penasaran sebenarnya apa yang di bisikan oleh prajurit tadi pada Raja Anggara. "Ada apa?, Kakak" tanya Anggoro. "Ini benar-benar bahaya pasukan Salakanegara sudah ada di perbatasan" panik Raja Argadana. "Apa bukan kah
Sudah dua minggu berlalu dari petarungan berdarah antara Satrio Wirang melawan seribu pasukan Kerajaan Salakanegara yang dipimpin oleh Senopati Adhiyaksa. Kerajaan Wesi Kuning sudah kembali damai. Rakyat di sana sudah memulai kegiatan sehari-hari mereka seperti sediakala. Para prajurit sudah mulai mahir menggunakan senjata rahasia jamur beracun rancangan Satrio Wirang. Tembok kerajaan bagian utara yang roboh sudah diperbaiki. Berkat jasanya mengalahkan 1000 pasukan Kerajaan Salakanegara. Satrio Wirang di anggap pahlawan oleh rakyat Kerajaan Wesi Kuning. Rakyat di sana begitu menghormatinya dan selalu memperlakukannya begitu baik.Di istana Kerajaan Wesi Kuning. Satrio Wirang, Arum Sari, Anggoro dan Raja Argadana sedang berkumpul untuk membahas apa yang akan mereka lakukan selanjutnya dan tentang masa depan Kerajaan Wesi Kuning."Sekarang apa langkah Kita selanjutnya?" tanya Anggoro mengawali pembicaraan."Kekuatan Kita sudah bertambah. Semua prajurit
Di sebuah pasar pedesaan yang ramai dengan orang berjualan. Satrio Wirang sedang berjalan-jalan di pasar itu. Dia pergi sendirian karena Arum Sari sedang tidak enak badan. Jadi Arum Sari memutuskan untuk tidak ikut Satrio Wirang berlanja di pasar dan lebih memilih beristirahat di penginapan. Sedangkan Satrio Wirang mendapatkan tugas untuk berbelanja keperluan untuk perjalanan mereka. Karena bekal mereka yang sudah mulai menipis sedangkan perjalanan mereka menuju tempat Suku Pegunungan Utara masih sangat jauh.Satrio Wirang mampir ke toko obat-obat karena teringat Arum Sari yang sedang sakit. Namun Setelah masuk ke dalam toko. Dia kebingungan memilih obat untuk Arum Sari. Dia tahu penyakit apa yang sedang di derita Arum Sari. Yang dia tahu hanya kondisi Arum Sari yang lemas dan tubuhnya sangat lemas. Di tengah kebingungannya memilih obat yang cocok untuk Arum Sari. Tiba-tiba ada yang memberikannya sebuah obat."Beli saja ini!, dia hanya deman biasa" kata orang itu
Satrio Wirang, Arum Sari dan Alikusuma sudah sampai di Pegunungan utara. Mereka bertiga ingin segara mendaki pegunungan itu. Namun baru berada di lereng gunung saja mereka sudah dihadang oleh beberapa orang dari Suku Pegunungan Utara. Ternyata bukan sekedar rumor bahwa orang-orang dari Suku Pegunungan Utara memiliki tubuh yang kekar. Dan mereka juga terlihat sangat kuat. Orang-orang dari Suku Pegunungan itu bersenjatakan sebuah kapak dari yang besar.Satrio Wirang yang tidak ingin membuat keributan mengabaikan orang-orang dari suku pegunungan utara yang menghadangnya dan tetap berjalan menaiki pegunungan itu. Namun baru beberapa orang-orang sudah berada di depannya dan menghalangi jalanya."Orang luar di larang memasuki wilayah pegunungan" kata salah satu orang dari Suku Pegunungan Utara."Aku ingin bertemu dengan Kebo Ijo. Jadi jangan halangi jalan Kami" marah Satrio Wirang."Ada urusan apa Kamu ingin menemui pemimpin kami?" tanya orang dari Suku P