Share

6. Tes Kesuburan

"Ini untukku?"

"Tentu saja. Aku akan membantumu memasangkannya."

Luke berdiri dan berjalan ke arah Asha kemudian memasangkan kalung itu ke leher jenjang istrinya. Asha menunduk dan memegang manik mutiara itu.

"Kau suka?"

Lagi-lagi Asha hanya mengangguk senang. Akhirnya Luke kembali bisa membuat Asha melupakan kegusarannya.

"Kau tau. Sengaja aku memesan manik dengan bentuk hati. Manik itu mewakilkan hatiku. Asha aku benar-benar telah memberikan seluruh hatiku padamu."

Asha bergeming, tangannya terus mengusap lembut manik itu. Lalu ia memegang tangan suaminya.

"Dan aku akan menjaga hatimu dengan baik. Terima kasih Luke atas semua cintamu."

Luke mengeluarkan semua oksigennya lalu membalas pegangan itu. "Asha ingatlah, tidak peduli apapun yang akan terjadi. Kita akan tetap bersama. Melewatinya bersama, hm."

Asha hanya mengangguk. Bersamaan dengan itu, petasan kembang api menyala bebas di langit yang gelap. Semakin membuat pemandangan di sana terlihat begitu menakjubkan.

"Ini termasuk rencanamu?" tanya Asha. Luke hanya mengangguk pelan.

Asha tersenyum lebar seraya bangkit dari duduknya. Wanita itu tidak berkedip melihat letupan halus yang menghasilkan kembang api di atas sana. Tiba-tiba letupan itu membentuk tulisan yang semakin membuat Asha melebarkan senyumannya.

'Aku mencintaimu, Asha.'

Luke juga bangkit dan berjalan mendekati sang istri. Memeluknya dari belakang dan mencari posisi nyaman di atas bahunya.

"Luke, kau menyiapkannya dengan perfect. Ini luar biasa."

"Jika itu berkaitan dengan istriku, maka semuanya harus terlihat sempurna."

Luke memutar tubuh istrinya hingga mereka saling berhadapan. Perlahan lelaki itu mencondongkan wajahnya hingga deruh napas mereka saling beradu hangat.

Cup.

Asha memejamkan matanya, menikmati sensasi hangat yang diberikan Luke melalui bibirnya. Perlahan, ia melingkarkan tangannya ke leher Luke agar kecupan itu semakin dalam.

***

"Terima kasih, Dok. Saya permisi."

Usai mengambil hasil pemeriksaan kesuburan. Asha melangkah keluar dari ruangan, berjalan menyusuri koridor dengan perasaan berdebar. Ia belum berani membuka amplop putih itu. Entah kenapa rasa takut menjalar ke seluruh tubuhnya.

Karena terlalu berkabut dengan pikiran, hingga tidak sengaja ia menabrak bahu seseorang. Kertas amplop yang ia pegang ikut terlepas mendarat ke lantai. Anehnya amplop yang tergeletak di lantai itu ada dua.

"Maaf, maaf. Aku tidak sengaja," ucap Asha seraya membungkuk untuk mengambil amplop putih di dekat kakinya. Mengira jika itu adalah miliknya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh wanita yang tadi tidak sengaja ia tabrak. Wanita itu juga meraih amplop putih yang ada di dekat kakinya.

"Aku juga minta maaf. Aku tidak melihatmu tadi," ucap wanita itu dengan senyum tipisnya. Asha hanya tersenyum mengangguk.

Setelah itu, Asha kembali berjalan. Menuruni anak tangga kemudian keluar dari rumah sakit. Di dalam taxi, Asha terus memandang amplop putih di tangannya itu. Belum siap untuk melihat hasil dari pemeriksaan hari ini.

Bagaimana jika hasilnya nanti tidak sesuai yang ia harapkan?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status