Share

7. Datang ke Pesta

"Kenapa istriku ini berdandan begitu cantik?" ucap Luke seraya memeluk Asha dari belakang. Ia menatap ke seluruh penampilan istrinya dari pantulan cermin.

Asha hanya tersenyum simpul lalu kembali melanjutkan memakai anting-anting di telinga kanannya. Setelah itu beralih memegang tangan suaminya yang berada di pinggangnya.

"Kau cemburu?"

Luke hanya mengangguk lemah dengan terus memanyunkan bibirnya. "Aku tidak rela kecantikan istriku ini dipertonton begitu saja di depan orang banyak."

Asha berbalik setelah menaikkan kedua sudut bibirnya dan membiarkan tangannya terkalung manja di leher jenjang sang suami. Wanita itu menatap intens bola mata di hadapannya. "Mereka hanya bisa melihat, sedang kau adalah pemilik semua yang ada padaku. Benarkan?"

"Kau menghiburku?"

"Tentu saja tidak. Ini memang kenyataannya, kan? Bahwa aku adalah milikmu. Luke Watson," bisik Asha di dekat telinga suaminya.

Bibir tipis Luke mengembang tipis, satu alisnya terangkat. "Jika memang kau milikku, seharusnya ada sampel sebagai bukti, kan?"

Asha memiringkan kepalanya seraya menyipitkan kedua matanya. Seketika ia langsung berjinjit dan mendaratkan bibirnya di atas bibir Luke.

"Sudah disampel."

"Tidak membekas," selah Luke yang langsung menarik tengkuk istrinya dan meraup habis bibir tersebut.

Luke melumat bibir itu dan semakin memperdalamkannya. Asha hanya diam seraya memejamkan matanya menikmati sensasi hangat di bibirnya.

"Ini baru sudah disampel," ucap Luke setelah melepaskan kecupan mereka.

"Kau memang pandai dalam mendapatkan keuntungan."

"Eitts, kau juga menikmatinya kan?" goda Luke seraya mencubit gemes hidung Asha.

Asha tertawa seraya memukul pelan dada Luke, saat netranya menangkap jarum jam menunjuk ke angka delapan. Kedua matanya langsung membulat.

"Luke, ayo cepat pergi. Nanti kita telat datang ke pesta ulang tahun rekan kerjamu," seru Asha seraya melepaskan tangan Luke di pinggangnya. Ia berjalan untuk meraih tas kecilnya.

"Pesta itu tidak akan dimulai sebelum aku datang. Jadi, untuk apa takut telat," protes Luke yang enggan beranjak.

"Iya, maka dari itu jangan membuat tamu yang lain menunggu Luke. Belajarlah untuk menjadi Bos yang baik, hm. Ayo." Asha menarik tangan Luke agak kuat. Membuat lelakinya itu terpaksa melangkah dengan gontai.

***

"Selamat malam, Tuan Luke. Akhirnya Anda datang juga," sapa seorang lelaki berjas yang sama seusia Luke.

Mereka saling berjabat tangan, Asha yang di samping Luke hanya tersenyum manis sebagai sapaan.

"Wah, Nyonya Watson. Anda semakin cantik saja. Tuan Luke pasti sangat senang bersama Anda," puji lelaki itu menyapa Asha.

Asha hanya tersenyum seraya sekali-kali melirik Luke yang tentunya suaminya itu tidak suka mendengar lelaki lain memuji dirinya.

"Terima kasih, Tuan Alex atas pujiannya. Oh yah, di mana istri Anda?" Asha mencoba mencairkan suasana.

"Oh, istriku tidak datang. Ia ada sedikit urusan," jawabnya, Asha hanya mengangguk-angguk.

Beberapa lelaki berjas lainnya juga ikut menyapa Luke, akhirnya mereka tenggelam dalam perbincangan bisnis. Karena sedikit tidak nyaman, Asha berpamitan kepada Luke untuk menyapa tamu wanita lainnya dan berbaur di sana.

"Ingat, jangan berbicara dengan lelaki lain tanpa seizinku," peringat Luke sebelum Asha meninggalkan sekumpulan lelaki berjas itu.

Asha berjalan ke arah meja untuk mengambil segelas juz. Tidak sengaja ia melihat sosok wanita yang tidak asing di matanya. Ia tersenyum lebar.

"Kak Ilona!" teriak Asha seraya melambaikan tangannya.

Wanita yang dipanggil menoleh, namun seperkian detik wajahnya berubah bengis lalu pergi begitu saja tanpa memedulikan Asha. Melihat hal itu, spontan Asha segera berlari mengejar sang kakak dan menarik tangannya untuk menghentikan langkahnya.

"Kak Ilona, berhenti! Kenapa kau selalu ingin menghindar dariku?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status