Share

8. Pertengkaran Saudara

Ilona langsung menghempaskan jeratan di lengannya. "Karena aku membencimu!" 

Asha terkejut. "Membenciku? Kenapa? Apa salahku hingga Kakak bisa membenciku?" 

Ilona menyunggingkan senyum miring seraya melipatkan kedua tangannya. "Salahmu? Banyak Asha, terlalu banyak hingga tidak sanggup mengatakannya satu per satu. Yang pasti kau adalah orang yang mengambil semua kebahagiaanku." 

Asha hanya diam dengan kerutan tebal di dahinya. Ia tidak mengerti dengan kalimat Ilona barusan. 

"Sejak kecil, kau selalu mendapatkan perhatian lebih dari Ayah dan Ibu. Merebut piala fashion show waktu SMA yang seharusnya milikku. Dan yang lebih penting adalah kau merebut lelakiku!" 

Asha mendongak, menatap lekat ke arah mata Ilona yang telah memerah. "Lelaki?" tanyanya dengan bingung. 

Ilona tertawa renyah lalu mengacak rambutnya dengan kasar. Hatinya terlalu sakit saat bertemu dengan Luke tadi siang, terlihat sangat jelas bahwa lelaki itu masih menolaknya secara terbuka. 

"Ya, lelakiku. Luke Watson, yang sekarang menjadi suamimu. Selamat. Apa kau senang, hah? Mendapatkan semuanya, semuanya Asha. Semua yang kuinginkan!" teriak Ilona diakhir kalimat dengan nada frustasi. 

Asha terkejut, bahkan kedua kakinya tidak sanggup menopang beban tubuhnya hingga membuatnya termundur beberapa langkah. 

"Apa, jadi selama ini kau menyukai Luke?" gumam Asha pada dirinya sendiri. 

"Aku dan Luke telah menjadi teman dekat sewaktu kuliah. Selama itu, aku berusaha menjadi wanita yang diinginkan Luke. Merubah segala kebiasaanku sesuai yang diinginkannya. Semua pengorbanan itu sia-sia karenamu. Karenamu, Luke menolakku mentah-mentah. Kau puas sekarang? Kau puas telah merebut itu semua dariku?" bentak Ilona mengeluarkan segala emosinya. 

"Aku yang lebih dulu mengenal Luke dari pada kau. Tapi, kenapa Luke lebih tertarik padamu dibanding aku, hah? Kenapa?" Ilona terkekeh seraya mengibaskan tangannya. 

"Ah, sudahlah. Percuma mengatakannya padamu, kau pasti sangat senang melihatku hancur, kan. Selamat, Asha. Kuucapkan selamat atas keberuntunganmu." 

Ilona langsung pergi meninggalkan Asha yang masih memaku di tempat. Wanita itu benar-benar tidak percaya jika selama ini Ilona juga menyukai Luke. Tanpa sadar, kedua matanya berkaca-kaca. Hanya karena seorang lelaki, kakaknya begitu membencinya. 

Di sisi lain, Ilona yang telah banyak minum membuat kesadarannya mulai menurun, ia mulai meracau tidak jelas di atas meja bar. Seorang lelaki berjas menghampirinya dan duduk di sampingnya. 

"Jika kau ingin minum, seharusnya kau membawa teman agar bisa mengantarmu pulang. Memangnya kau tidak takut, sendirian dalam keadaan mabuk kemudian diganggu oleh lelaki berhidung belang?" tanya lelaki itu dengan santai mengulurkan tangannya untuk menyingkirkan anak rambut dari wajah Ilona. 

"Sshh, kau lelaki berhidung belangnya. Dan Luke, ia pasti datang untuk melindungiku darimu. Ia tidak akan membiarkan lelaki lain menyentuhku," racau Ilona seraya menghempaskan tangan lelaki itu dari wajahnya. 

Lelaki itu hanya tersenyum miring. "Setelah begitu lama dan bahkan kini Luke telah menikah. Tapi, kau masih saja mengharapkannya." 

"Ssstt, diamlah. Luke hanya milikku, dia hanya boleh menikah denganku saja." 

Ilona mulai bangkit dan mendekati kursi lelaki itu. Tangannya mulai menyentuh wajah tegas si lelaki. Lalu ia menyeringai. "Kau tidak lebih tampan dari Luke. Hanya Luke yang pantas memiliki hatiku." 

Saat Ilona menarik tangannya kembali. Lelaki itu langsung meraih lengan Ilona dan menyentaknya hingga membuat wanita itu ambruk ke dalam pelukan si lelaki. 

"Tapi hanya aku lelaki yang bisa mencintaimu," bisiknya setelah akhirnya ia meraup bibir Ilona dengan ganas. 

Lelaki itu menahan tubuh Ilona yang berusaha memberontak dengan terus memperdalam kecupan, hingga akhirnya Ilona tidak lagi bergerak. Tubuhnya terlalu lemah dan membiarkan lelaki itu menguasai bibirnya. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status