Share

4. Pelayan Tidak Tahu Diri!

"Heh, kamu mau mengancamku? Jangan pikir aku takut dengan ancamanmu!" There menaikkan suaranya. "Orang sepertimu mana pantas masuk ke showroom terkenal ini! Jika ada miliarder yang melihatmu, lalu mereka tidak jadi beli mobil, apa kamu mau tanggung jawab?"

Davin mendengus gusar. "Aku mau beli mobil. Aku tidak ingin berdebat."

"Tempat ini tidak cocok untukmu! Kalau mau cari mobil, cepat cari di toko barang bekas! Kali aja kamu nemu mobil bekas yang bisa dibeli." There berhenti sejenak sembari menahan tawa. "Eh lupa, vespa butut saja harus kredit, apalagi mobil!"

Menyesal karena masuk ke showroom ini, Davin tidak nafsu lagi melihat-lihat mobil di sana. Namun mobil putih di depannya terlalu menarik. Pemuda tampan itu tidak bisa meninggalkannya begitu saja.

"Dasar sales rendahan! Selalu memandang orang dari tampilan fisiknya saja!"

"Kamu mengejekku? Tidak masalah. Nyatanya kamu memang miskin. Buat beli baju sama celana aja nggak bisa, bayar vespa butut juga kredit, apalagi beli mobil-mobil mewah ini!"

"Ingat, jabatanmu hanya karyawan. Kamu tidak berhak mengusirku dari sini, tidak pula merendahkanku layaknya kamu yang berkuasa. Bosmu pasti marah begitu tahu kalau kamu merendahkan customer."

"Ya bos pasti setuju begitu tahu customernya itu gembel sepertimu!"

"Aku tidak punya waktu lagi. Cepat katakan berapa harga Valkyrie ini!" Davin mengeluarkan dompetnya dari saku belakang. "Di dompet itu ada kartu hitam khusus bersepuhkan emas. Kartu itu bisa membeli sepuluh mobil putih ini bersamaan!"

"Hahaha ... ini sudah pagi, cepat bangun dari mimpi-mimpimu!"

"Kamu hanya buang-buang waktu." Davin semakin marah mendengar ucapan There. "Kalau bukan saran dari Melvin, aku sudah keluar dari perusahaan ini."

There hanya bisa tertawa.

"Cepat katakan di mana bosmu!" Davin meminta.

"Bertemu bos? Dia pasti marah melihatmu masuk ke tempat mulia ini. Bos sangat sibuk, kamu tidak bisa memperkirakan waktu pulangnya. Dasar miskin, sukanya buang-buang waktu! Pulang saja kamu! Uangmu mending buat beli nasi bungkus!”

Davin hanya diam. Dia akhirnya paham kenapa kakeknya menyuruhnya pergi ke showroom dan memilih mobil yang paling mewah.

Memang ya, orang-orang sok kaya... suka memandang fisik.

Dia juga heran kenapa dia dihina seperti ini. Padahal, Melvin sudah bilang kalau Tuan Muda Nayama akan datang lalu membeli mobil itu secara tunai. Apa mereka tidak tahu, yang mereka hina adalah tamu paling istimewa showroom?

There memanggil salah seorang SPG yang nampaknya merupakan anak baru di showroom ini.

“Kerja itu yang becus! Gembel kayak gini tuh ga perlu disambut, buang saja dia! Baju saja kumal, tubuh juga bau, mana mungkin orang kayak gitu punya banyak duit!” There memaki SPG bernama Icha.

"Maafkan saya, Kak"

"Enak saja cuma minta maaf ... kamu yang harus tanggung jawab!

“Karena kamu yang mengizinkan gembel ini masuk, kamu juga yang harus tanggung jawab! Bawa dia keliling melihat mobil, siapa tahu mau beli... maksudnya mau ngehayal buat beli! Hahaha!”

Icha mengajak Davin naik ke lantai dua, tempat mobil sport mewah dipajang. Icha tahu, Davin bukan sembarang orang. Kalaupun Davin memang pengemis, tidak mungkin dia tetap santai setelah dimaki-maki tiga SPG tadi.

Mendengar penjelasan semua spesifikasi mobil di lantai dua showroom, Davin sepertinya tidak tertarik.

Davin lebih tertarik dengan sepasang sejoli yang tadi berjalan di depannya. Mereka mencari mobil Bucatti, tapi tidak ada yang warnanya merah. Menoleh memandang Davin yang berdiri di lantai dua, perempuan di ujung jalan mendekati Davin.

"Hmm, lumayan tampan juga untuk ukuran gembel," kata Wayne, berdiri di samping pacarnya. "Badan tegap dan bibir menawan, kamu merupakan idaman semua wanita."

"Jangan begitu, Sayang, kita kan hampir menikah. Tolong jaga perasaanku juga!" Yudi merengek seperti anak kecil. Hal tersebut membuat Davin mual.

Wayne melirik kekasihnya dan tersenyum singkat. "Sayang, aku tetap mencintaimu. Ironi saja melihat lelaki tampan tapi tidak punya harta sama sekali. Sekarang dunia sudah modern. Apa-apa harus dibeli dengan uang. Mana mau aku sama cowok macam dia!"

Keributan itu didengar manajer dan supervisior showroom yang sedang meeting di ruangan khusus lantai dua. Saat itulah manajer showroom melihat Davin dari atas sampai bawah.

Entah siapa yang memanggil, There tiba-tiba berdiri di belakang Davin, siap menjilat manajer agar bisa naik gaji.

"Pak Nara, orang ini ngotot membeli Valkyrie termahal kita! Lihat saja pakaiannya, apa dia terlihat mampu beli Valkyrie itu? Jangankan Valkyrie, mobil rongsokan saja belum tentu dia beli karena dia tidak punya uang."

Davin memandangi lelaki bernama Nara dari atas sampai bawah. Dahinya berkerut, ternyata ini lelaki yang namanya sering disebut Melvin.

Sebaliknya, Nara memastikan ulang pesan singkat yang tadi dikirim Melvin bahwa tuannya berangkat ke sana sendirian. Ciri-cirinya, dia pakai baju usang compang-camping. Melvin juga memberitahu Nara kalau tuannya lebih suka bertingkah layaknya gembel dari pada orang kaya.

Nara menelan ludah, lalu bertanya pada Davin. "A-apakah Anda yang bernama Davin?"

"Ya benar, itu aku. Kenapa memangnya?" Davin membusungkan dadanya, menunjukkan bahwa dia lah yang berkuasa di sini. "Salesmu semuanya sampah! Hanya sales muda ini yang sabar menjelaskan spesifikasi tiap mobil di sini. Jika kamu direkturnya, aku ingin tiga sales tidak tahu diri itu dipecat!"

Mendengar ucapan Davin, ekspresi terkejut Nara tidak bisa ditutupi. Jantungnya berdegup gencang karena takut Davin mencabut hak jual mobil-mobil mewah ini atas nama Nayama.

Nara menatap tajam ke arah There, tapi perempuan itu seakan tidak peduli. Emosinya makin memuncak kala melihat bekas tamparan There di pipi kiri Davin.

"There, aku tunggu dirimu di ruang direktur!"

Comments (9)
goodnovel comment avatar
Achmad Syakir
there dipanggil oleh Bossnya
goodnovel comment avatar
Gondronk Muhtadin
pecat aja biar kapok
goodnovel comment avatar
DediWijaya
ok . mantap
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status