Sesampainya di dekat pusat kota Edinburgh, tepatnya di daerah Princes Street nomor 86, mobil Gallardo hijau itu parkir di depan sebuah rumah mewah lantai tiga dengan halamannya yang luas.“Kau mau kemana, Sayang, apa tidak perlu istirahat dulu?” Tanya Lisa begitu perhatian setelah keluar dari mobil. “Bagaimana nanti aku menjawab pertanyaan dari Madam atau papa ketika mereka mencarimu?”Sebenarnya Lisa sudah tahu jika Davin ingin berangkat menuju Edinburgh Primary Hospital, bertemu dengan Hans dan mendiskusikan tentang cara terbaik untuk mengusut misteri kembarnya dia dengan Lia.“Bilang saja aku sedang tersesat atau apa. Aku mengizinkanmu untuk berbohong menghindari amarah Madame Anneth. Katakan apapun asal mereka berdua tidak mengolokmu lagi karena membiarkanku pergi bebas tanpa seizin mereka.”Berbeda dengan Davin yang dulu, kini ia sudah berani memberikan perintah atau nasehat kepada kekasihnya tanpa takut lagi akan dibentak dan dianggap semena-mena kepada majikan.Lisa sendiri sud
“Sa-sakit, berat. Rasanya sudah mau keluar!”Suara hela nafas terengah-engah mengiringi perjalanan mobil ambulan menuju rumah sakit. Seorang wanita dengan perut yang sudah membuncit akan melahirkan, tampak kesakitan karena bayinya sudah mendorong-dorong ingin keluar.“Tahan, Nona, sebentar lagi kita sampai di rumah sakit.”Sebenarnya ini masih baru memasuki bulan kesembilan dari kehamilannya, tetapi semua tidak sesuai dengan perkiraan. Air ketuban pecah lebih dulu sebelum ia bersiap untuk berangkat ke rumah sakit.Seluruh perawat juga ikut tergopoh-gopoh mendorong ranjang beroda pasien dan membawanya ke tempat persalinan yang ditangani seorang dokter muda proffesional yang menjadi lulusan terbaik Cambridge University pada zamannya.Edinburgh Primary Hospital tidak begitu ramai oleh pasien. Mungkin karena ini hari Senin, jadi rumah sakit agak kosong dan hanya menyisakan beberapa penjenguk dari keluarga atau kerabat saja.“Dokter Frans, air ketubannya sudah pecah. Kita harus segera memu
Dulu sekali, setelah runtuhnya kerajaan Skotlandia tahun 60-an, rumah sakit ini seringkali menjadi momok menakutkan bagi para ibu hamil karena ancaman pembunuh bayaran yang mengincar anak-anak pejabat dan pemegang kekuasaan saat itu.Mereka yang tidak terima dengan keputusan Walikota, meluncurkan protes dengan cara menakut-nakuti setiap ibu hamil, pengamen di pinggir jalan, hingga kedai emas yang tiba-tiba saja tutup karena ancaman kerusuhan kala itu.Sampai tahun 1985, ancaman masih tetap terjadi tapi kerusuhan tidak pernah terlaksana. Saat walikota saat itu meninggal karena serangan seorang sniper misterius, muncul seorang milyader dari keluarga paling disegani kala itu, Nayama, yang mengatur jalannya pemerintahan hingga keamanan dan kondisi kota Edinburgh kembali stabil seperti sedia kala.“Dari sinilah masyarakat Skotlandia, terutama Edinburgh dan Glasgow, memberi julukan pemimpin bisnis Nayama dengan sebutan ‘Duke of Edinburgh’ karena jasanya yang amat besar untuk mendamaikan kon
Hans sudah lama berkenalan dengan Dokter Richard, jauh sebelum dia menduduki jabatan kepala di kawasan Raeburn Place –sebuah desa kecil dengan berbagai macam gaya arsitektur kuno dan menjadi pusat perbelanjaan turis yang 10% labanya akan disumbangkan kepada orang-orang kelaparan di Afrika.Hampir setengah jam lebih mereka duduk sambil menduga. Melvin yang mengantuk, tertidur pulas di dekat kursi kerja Dokter Frans dengan bantalan tas ransel hitam.Di dalam ruangan ini, Davin melepas jaketnya karena suhu ruangan tidak terlalu dingin sebab AC yang menggantung di langit-langit.“Seingatku dulu, Tuan Besar Juta langsung turun tangan dalam membantu mengusut kasus ini.”“Maksudmu ayahku mengetahui tentang ini semua?”“Hmm, kurang lebih begitu. Kenyataan yang mungkin tidak diketahui Dokter Frans, mungkin ayah Anda mengetahuinya. Yaa, mengingat jabatan dan intel yang dimiliki Tuan Besar Juta, tidak mustahil jika beliau mengetahui segalanya.”“Kau benar, Hans, niatku untuk kembali ke istana se
Dokter Frans sedikit gopoh melihat kecurigaan Davin. “Tidak, Tuan, dia hanya sedikit kedinginan dan membuat tubuhnya menggigil, bukan takut.”Setelah itu, Davin pamit ke kamar mandi untuk menuntaskan hajatnya. Saat itulah Hans bisa bernafas lega dan menepuk-nepuk pundak Dokter Frans.“Coba saja Davin sadar, entah dia akan mempercayaiku lagi atau tidak,” ucapnya pada Dokter Frans. “Luka lama yang belum sepenuhnya tertutup.”“Aku paham, Hans, tentang sindikat narkoba itu kan? Jujur aku sudah mengetahui semua tentangmu. Sembari bekerja, aku juga mencari informasi tentang keterlibatanmu dalam kasus 22 tahun silam.”Sesuatu disembunyikan mereka berdua dan Davin tidak mengetahuinya.Hans menarik nafas berat, seberat beban rasa bersalahnya kepada Davin yang selama ini sudah sangat berjasa untuk kehidupannya di Raeburn Place, terutama Tuan Besar Juta yang membuatnya terpandang di salah satu kawasan presitisius Edinburgh itu.“Jujur, aku hanya sebagai pemeran pengganti waktu penculikan itu. Se
Langit Edinburgh pagi ini sedikit mendung.Dengan datangnya musim dingin dan ditambah sinar matahari tidak bisa menembus awan tebal di langit-langit, suhu udara menurun drastis dan dinginnya menusuk-nusuk sampai ke tulang.“Hey, Son, long time no hear your voice,” sambut Prince Eiduart, ayah kandung Davin yang ternyata masih hidup dan keberadaannya dirahasiakan oleh Nayama.“Urusan sepenting apakah yang membuatmu langsung meneleponku tanpa perantara Melvin seperti yang biasa kau lakukan?”“Hah? Jangan bercanda! Lima belas tahun aku mengetahui fakta bahwa kau sudah meninggal dan sekarang kau bertanya demikian? Ironi sekali! Aku sudah menunggumu, lama sekali. Kenapa? Kenapa kau tega membiarkan anak umur tujuh tahun tumbuh bukan di bawah asuhan orang tua, melainkan kakek sendiri?”Prince Eiduart tertawa mengejek, menyadari jika anaknya melempar sebuah majas ironi karena tidak bertanya kabar terlebih dahulu setelah lama tidak bertemu dengannya.“How are you, my Little Prince? Hahaha, suda
Waktu sudah menunjukkan pukul lima belas pagi dan tidak ada seorang pelayan yang menghampiri mereka untuk bertanya tentang pesanan tambahan atau sekedar menyapa.Untuk kafe sekelas ini, Davin dapat membelinya dengan satu kedipan mata.“Aku muak sekali. Pelayan itu sepertinya menganggapku tidak punya uang. Segera bayar dan kita akan sarapan pagi di George Street, New Scotlandia.”Davin berjalan lebih dulu meninggalkan Melvin yang membayar semua pesanan dengan uang cash. Ia yang melewati pintu keluar, tidak mendapat sambutan apapun dari greeter atau ucapan terima kasih telah berkunjung.Dari pakaiannya yang sangat sederhana –sebuah hoodie biasa yang dibalut dengan celana hitam panjang yang dibelinya saat perjalanan kesini, mungkin pelayan hanya menganggapnya sebagai sopir atau sebatas bodyguard karena badannya yang ideal dan agak kakar.Berbeda saat Melvin berjalan. Ia yang menggunakan tuxedo lapis tiga untuk meminimalisir hawa dingin, mendapat sambutan hangat ketika melewati dua greete
“I’m Davin, the son of Prince Eiduart,” ujar Davin pada security penjaga pos untuk parkir mobil. “Seingatku, di sini ada tempat parkir khusus untuk keluarga darah biru.”Baru kali ini Melvin mendengar Davin menyebut identitasnya langsung di hadapan orang asing. Bahkan, setelah belasan tahun dia bersahabat dengan pria itu.“Percayalah, Melvin, ini adalah bar legendaris dengan pelayanan terbaik di Edinburgh,” santai Davin.“It’s amazing, so beautiful!” kata Melvin, dia mulai melirik seluruh isi bar.“Aku belum pernah melihat ornamen dan tata letak tempat seperti ini. Dari depan, aku bisa menduga jika sang perancang memadukan arsitektur Inggris kuno dan modern dengan tangan dinginnya.”Jalan-jalan dan travelling tentu menjadi pilihan mereka berdua dikala bosan. Berkunjung ke museum, melihat situs bersejarah kuno, hingga langsung ikut penelitian tim sains Edinburgh University pun juga pernah mereka lakukan.Masa muda yang indah. Davin memiliki harta, sedangkan Melvin memiliki channel dan