Saat ini yang ada di otak Clarice, hanyalah ingin segera menyelesaikan masalahnya dengan nenek sihir itu, sedangkan untuk soal Reynand, sebenarnya tadi ia hanya asal mengiyakannya saja. Lagi pula, Reynand saat ini mungkin hanya sedang merasa kesepian karena ditinggal oleh Erlena, jadi Reynand hanya sekedar menjadikannya teman lewat status pernikahan mereka. Hanya itulah yang ada di pikiran Clarice.Setelah selesai mandi, Clarice langsung masuk ke ruang walk in closet, ia sempat terkejut ketika melihat baju-baju miliknya sudah tertata rapi di dalam.Pakaian milik Clarice masih sama seperti sebelumnya, karena masalahnya belum usai, ia belum berniat mengubah penampilannya seperti yang dulu lagi. Namun, ketika saat di rumah, Clarice akan melepas wig nya dan juga kacamatanya."Sudah selasai?" Clarice tersentak ketika ia baru keluar dari ruang walk in closet, Reynand ternyata masih ada di kamar."Iya, kamu mau mandi?"Reynand mengangguk, lalu ia menutup majalah bisnis yang baru saja dibac
Setelah makan malam, Reynand dan Clarice memilih menonton televisi bersama di ruang tengah. Sekarang sudah tidak ada lagi kursi milik Erlena, Alicia, ataupun Loretta, kini Clarice sudah bisa duduk di mana saja."Oh iya, besok aku mau pergi ke Jepang," ujar Reynand tiba-tiba."Apa! Apakah mengenai RUPS?""Iya, dan kamu jangan khawatir soal perusahaanmu, karena ke depannya Wirata Group dan KA Group pasti bisa bekerja sama dengan baik," jelas Reynand seraya tersenyum."Emm ... bolehkah aku ikut? Aku ingin bertemu Kakek." Ada jejak kesedihan saat Clarice mengatakan ini, sebab ia sangat merindukan kakeknya.Reynand menggeleng. "Maaf, kamu tidak bisa ikut, karena kamu baru saja sembuh. Dan, soal Kakek, kamu tidak usah khawatir lagi, sebab Ayah sudah mengirimkan seorang ahli pengobatan untuk mengawasi Kakek di sana. Jadi, keadaan beliau sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.""Ahli pengobatan? Maksudnya?""Iya, setelah kita menikah, Ayah kemudian mengirim seorang ahli pengobatan untuk menyam
Clarice mematut dirinya di depan cermin, sudah cukup lama ia tidak berpenampilan seperti ini, dan kini dia malah merasa sedikit aneh, ketika melihat penampilannya yang seperti ini.Tinggal sentuhan akhir, yaitu jepit rambut berwarna putih, yang ia sematkan ke rambut hitam panjangnya yang tergerai indah."Sempurna," gumam Clarice yang merasa puas dengan penampilannya sendiri.Clarice tersentak saat pintu kamar tiba-tiba saja terbuka, dan memperlihatkan sosok Reynand yang selalu terlihat sempurna."Apakah sudah sel--" Reynand tidak bisa melanjutkan perkataannya, sebab ia terpukau ketika melihat penampilan Clarice saat ini."Ada apa?" tanya Clarice seraya mendekat ke arah Reynand. "Apakah aku terlihat jelek dengan penampilan seperti ini?" Lanjutnya yang jadi tidak percaya diri.Reynand buru-buru menggelengkan kepalanya. "Tidak! Justru kamu semakin cantik. Tapi, kenapa kamu berpenampilan seperti ini?" Reynand sebenarnya sangat suka, melihat Clarice yang tampak anggun seperti ini, dengan
Setelah Masame dan Akihiko menyambut kedatangan keluarga besar Wirata Group di bandara, saat ini Clarice, Reynand, Deffin, dan juga Azkia mengikuti mereka berdua pulang ke kediaman keluarga Kiyomizu. Sedangkan yang lainnya, mereka semua langsung pergi menuju hotel milik Ghrisam Group yang ada di Tokyo ini."Ayumi, sudah lama kamu tidak pulang ke rumah, bagaimana kabarmu?" tanya Masame seraya menyodorkan teh ke hadapan Clarice, ia tersenyum ramah seolah sedang menunjukkan bahwa ia adalah ibu tiri yang baik di hadapan Reynand dan keluarganya."Seperti yang sudah kamu lihat sendiri, sekarang aku terlihat jauh lebih baik daripada yang dulu," sahut Clarice jujur, ia sama sekali tidak ingin menutupi peperangan di antara mereka di hadapan semua orang. Jadi, Clarice pun tidak perlu bersikap pura-pura baik di hadapan mereka.Mendengar jawaban Clarice, tangan Masame yang berada di bawah meja langsung terkepal erat. "Sialan anak ini! Apakah dia tidak bisa basa-basi sedikit?" batin Masame kesal.
Keesokan harinya.Semalam Clarice dan Reynand menginap di paviliun, sedangkan Deffin dan Azkia, mereka berdua langsung pergi ke hotel setelah mengobrol dengan Masame dan Akihiko.Pagi ini setelah sarapan, Clarice kembali menemani kakeknya, seraya menceritakan kelanjutan kisahnya bersama Alvin, selama mereka berdua tinggal di luar negeri.Sedangkan Reynand, ia hanya bisa duduk diam di samping Clarice. Reynand sebenarnya merasa bosan, namun demi Clarice, ia tetap harus bertahan menahan rasa bosan tersebut, dan juga rasa cemburunya kepada Alvin, sebab sedari tadi Clarice juga selalu memuji kebaikannya Alvin."Kakek, sudah dulu ya, karena sebentar lagi Reynand akan menghadiri rapat, jadi kami pergi dulu ya," ujar Clarice seraya melirik jam tangannya, lalu kemudian ia mencium kening kakeknya, dan setelah itu ia pamit pergi.Sedangkan Reynand yang sedari tadi hanya diam, ia juga ikut berdiri, lalu kemudian berpamitan dengan sopan. Reynand jelas tahu, meskipun kakeknya Clarice belum sadar d
Dua hari kemudian...Di sebuah bangunan besar khas Jepang, seorang laki-laki sedang mencambuk tubuh seorang wanita cantik yang kedua tangannya diikat ke atas dengan menggunakan rantai besi."Akhh ... ampuni saya, Tuan. Kumohon, tolong ampuni saya ...." jerit wanita itu seraya menangis.Dia adalah Harumi, seorang wanita yang begitu tergila-gila dengan Akihiko. Namun sayangnya, cintanya yang terlalu berlebihan kepada Akihiko, malah membuat nasibnya berakhir seperti ini.Harumi yang sangat mencintai Akihiko, ia tidak rela ketika mendengar Akihiko tidak akan mau menikah dengan wanita manapun, kecuali dengan Ayumi.Harumi yang terbakar cemburu, lalu ia menggunakan kekuasaan kedua orang tuanya untuk mencari tahu tentang keberadaan Ayumi. Hingga suatu hari, ia akhirnya mendengar kabar tentang Ayumi yang menyamar sebagai Clarice, dan dia sudah menikah dengan pewaris tunggal Wirata Group.Meskipun awalnya Harumi sudah merasa lega karena mendengar Ayumi ternyata sudah menikah. Namun, kenyataann
Sesuai dengan rencana masing-masing, malam ini Akihiko sengaja membuat Clarice menginap di paviliun kakeknya, ia menggunakan alasan bahwa besok akan mengadakan pesta kecil-kecilan untuk memperingati hari kelahiran kakeknya, dan juga syukuran atas membaiknya kondisi kakeknya saat ini.Jika saja bukan karena rencana yang sudah mereka susun, Clarice tentu tidak mau datang. Sebab Clarice merasa jijik ketika mengingat Akihiko besok akan membuatnya terpaksa mau menikah dengannya.Sedangkan saat ini sebelum tidur, Clarice dan Reynand sedang mengobrol dan duduk di atas ranjang."Pokoknya besok kamu tidak boleh keluar dari paviliun ini, apalagi sampai menemui Akihiko!" tegas Reynand.Clarice tersenyum. "Memangnya kenapa? Aku kan ingin lihat bagaimana kedua orang itu ditangkap," sahut Clarice yang hanya berniat menggoda Reynand saja."Tidak! Pokoknya tidak boleh! Clarice, kamu itu istriku, jadi mana mungkin aku membiarkan ada pria lain menikahimu di depan mataku sendiri!" sungut Reynand.Sedang
Akihiko terbangun oleh dering ponselnya yang berada di atas meja.Ia terkejut ketika yang menghubunginya adalah salah satu bos yakuza dari tempat lain."Ada apa?" tanya Akihiko setelah sambungan telepon itu sudah terhubung."Brengsek! Gara-gara markasmu hancur, kami juga ikut terkena imbasnya?""Hah, apa?!""Sial! Apakah kamu tidak tahu, jika Arata sudah ditangkap polisi? Dan, kali ini ia tidak akan bisa lolos dari hukuman."Belum sempat Akihiko mencerna semua informasi tersebut, tiba-tiba saja ada orang yang mengetuk pintu kamarnya."Tuan Muda, maaf menganggu. Ada tamu di luar." Suara kepala pelayan sedikit cemas ketika mengatakannya."Brengsek!!!" Tanpa mengulur waktu lagi, Akihiko segera mengakhiri telepon tersebut, lalu kemudian ia berjalan ke arah pintu.Pintu baru saja terbuka. Namun, tiba-tiba saja ada dua orang polisi yang langsung menerobos masuk dan menangkap Akihiko."Hei, sial! Lepaskan aku brengsek!!!" teriak Akihiko seraya meronta. Tapi, itu tidak berarti apa-apa bagi kedu