Share

Penakluk Dunia
Penakluk Dunia
Penulis: Ye Shen

Terkepung

Di salah satu sudut langit berbintang, sebuah gunung melayang tiba-tiba muncul dari ketiadaan. Gunung tersebut dipenuhi jejak kehancuran, dan kubah pertahanan yang mengelilinginya tampak rusak sangat parah.

Namun di satu tempat, seorang remaja laki-laki berdiri dengan kaki lemas saat memandang sekeliling. Dunia dalam matanya dipenuhi ratusan cekungan bekas ledakan. Asap tebal membumbung tinggi, menyebar ke segala arah dengan membawa aroma kematian.

Nyaris semua tumbuhan serta binatang telah berubah menjadi abu. Ribuan manusia yang sebelumnya hidup juga telah mati tanpa meninggalkan mayat. Sedangkan untuk remaja laki-laki itu, dia adalah satu-satunya manusia yang tersisa di gunung melayang.

"Buku Ilahi, apakah kita berhasil kabur?" tanyanya saat memeluk sebuah buku dengan tangan gemetaran.

Buku yang digenggamnya merupakan salah satu dari tujuh entitas terkuat di alam semesta. Seluruh penghuni Saint Realm menyebutnya Buku Seni Ilahi atau Buku Ilahi.

Merasakan sesuatu datang dari arah tertentu, Buku Ilahi yang semula berbentuk buku tiba-tiba memancarkan cahaya redup, mengubah dirinya menjadi sosok kakek tua sederhana. "Sayangnya tidak. Dengan kecepatan dan kemampuan mereka, kita akan selalu ditemukan tidak peduli seberapa banyak kita berpindah tempat. Namun, Tuan Muda bisa yakin bahwa semua akan baik-baik saja. Saya akan selalu menjaga anda."

Remaja laki-laki itu mulai terisak, menyadari bahwa situasi kali ini tidak seperti biasanya. Mereka telah disergap berkali-kali, tetapi selalu berhasil lolos. Mengingat bahwa setiap pengejar adalah sosok yang mampu membuat kekacauan di alam semesta, itu memang prestasi yang membanggakan.

Remaja laki-laki itu kemudian memekik dengan suara serak. "Kenapa mereka ingin membunuhku?! Katakan atau aku akan membencimu!"

Buku Ilahi tersenyum tipis. Dia mendengar pertanyaan itu berulang kali tetapi tidak pernah menjawabnya, apalagi menceritakan seluruh situasi. Alasannya sederhana, bahwa remaja laki-laki yang dilayaninya belum memiliki cukup kekuatan.

"Tuan Muda, apakah anda masih ingat siapa saja yang mengejar kita kali ini?"

Remaja laki-laki itu mengangguk tegas saat membalas disertai tatapan dingin. "Mereka adalah Raja Neraka Dugu Qingfeng, Kaisar Iblis Mo Ye, dan Dewa Alkimia Hao Yue. Dalam hidupku, aku tidak akan melupakan nama-nama ini ...."

Buku Ilahi mengangguk ringan. "Kita hanya perlu berhati-hati terhadap Dugu Qingfeng karena dia memiliki Kalung Pertempuran Ilahi."

Remaja itu tersentak sebelum bergumam, "Entitas peringkat kelima, Kalung Pertempuran Ilahi ...."

Dia cukup akrab dengan nama-nama itu. Di Saint Realm, itu adalah pengetahuan umum bahwa Tujuh Entitas merupakan keberadaan misterius yang memiliki pecahan pengetahuan pencipta alam. Meski demikian, tidak ada yang tahu sejak kapan mereka ada dan untuk apa mereka ada. Bahkan Tujuh Entitas itu sendiri tetap membatasi beberapa informasi kepada tuannya masing-masing.

Remaja itu hendak bertanya lebih lanjut, tetapi niatnya disela oleh Buku Ilahi. "Tuan Muda, pakailah cincin ini. Apa pun yang terjadi, anda tidak akan mati, setidaknya tidak dalam pengawasan saya."

Remaja itu mengangguk samar saat menerima sebuah cincin perak sederhana. Detik berikutnya, beberapa sosok tiba-tiba muncul dari ketiadaan, mengepung istana melayang.

Salah seorang pengepung kemudian berbicara dengan nada sopan. Dia adalah Dugu Qingfeng. "Senior, anda tidak bisa kemana-mana lagi. Segera putuskan ikatan kalian dan serahkan bocah itu."

Buku Ilahi mendengus ringan. "Dugu Qingfeng, bahkan jika anda memiliki Kalung Ilahi, saya sama sekali tidak takut."

Dugu Qingfeng terkekeh saat pandangannya tertuju pada remaja laki-laki itu. "Senior memang tidak takut, tapi bagaimana dengan bocah itu? Dia baru berusia belasan tahun dan dia bahkan tidak dapat menampilkan satu persen dari kekuatan Seni Ilahi. Satu melawan banyak. Apakah Senior mampu melawan kami sekaligus melindungi tuan anda?"

Tidak jauh dari Dugu Qingfeng, seorang ras iblis yang dikenal dengan nama Mo Ye berdiri dengan angkuh saat memancarkan hawa kematian yang sangat pekat. "Bocah, jadilah patuh dan ikut denganku. Percayalah, kau tidak akan menyesali keputusan ini."

Remaja laki-laki itu menahan kedua kakinya yang semakin lemas. Dia menggertakkan giginya sebelum berseru, "Kaisar Iblis Mo Ye! Apa aku terlihat begitu bodoh di matamu? Aku tahu bahwa kau ingin menggunakanku sebagai alat tawar menawar dengan Yang Mulia! Lihat saja bagaimana Yang Mulia akan memperlakukan kalian saat dia mengetahui hal ini!"

Mo Ye tertawa lepas mendengar itu. "Bocah, apa kau tidak bisa melihat lebih jelas? Istana Surgawi terlalu jauh dari sini sehingga token komunikasi kalian tidak dapat menjangkaunya. Selain itu kami juga telah memblokir jalur pelarian kalian. Hmph ... mari kita lihat siapa pemenangnya kali ini."

Tiba-tiba, Dewa Alkimia Hao Yue ikut menimpali, "Tuan Dugu dan Tuan Mo, kita tidak perlu bertele-tele. Meski Senior bertarung sendirian, kita tidak bisa meremehkannya."

Dugu Qingfeng mengangguk sependapat. "Saya juga menyimpan pemikiran yang sama ...."

Seketika, jalinan ruang terkoyak saat ketiga pengepung mengirim serangan dahsyat yang mampu menghancurkan planet kecil. Melihat itu, Buku Ilahi menggerakkan jarinya dan menulis sesuatu di udara kosong. Dalam sekejap, tulisan itu menyebar lalu berubah, menciptakan kubah pertahanan yang baru untuk melindungi gunung melayang.

Suara gemuruh yang memekakkan telinga dan ledakan hebat yang dipenuhi luapan hukum surgawi menggempur lapisan pelindung gunung melayang. Akan tetapi, semua serangan itu hanya mampu merobeknya sedikit sebelum dinding pelindung itu melakukan regenerasi instan, kembali ke keadaan semula.

Menyaksikan itu, Mo Ye segera berteriak ke arah Dugu Qingfeng. "Tuan Dugu, kubah ini terlalu kuat. Cepat lakukan gerakan anda!"

Dugu Qingfeng mengangguk satu kali sebelum melepas kalung yang dipakainya. "Kalung Ilahi, sekarang giliranmu."

Dalam sekejap, kalung itu berubah wujud menjadi seorang pria tinggi besar dengan wajah garang. Pria itu kemudian menangkupkan kedua tangannya kala memandang kakek tua yang berdiri di balik lapisan penghalang. "Saudaraku, lama tidak bertemu."

Itukah wujud sebenarnya dari Kalung Ilahi, tanya remaja laki-laki itu dalam hati.

Dengan cara yang elegan, Buku Ilahi meletakkan kedua tangannya di balik punggung. Tatapannya dipenuhi rasa kecewa saat bertanya dengan halus, "Saudaraku, apakah semua ini perlu?" 

"Pertanyaan lucu. Saudaraku, bukankah kita harus menuruti perintah tuan kita? Lagipula kita tidak bisa mati, jadi tidak masalah meski saya bukan lawan anda. Saudaraku, seratus juta tahun telah berlalu sejak saya menerima pukulan anda. Karena hari ini cukup indah, mari kita bertarung!!!"

Komen (18)
goodnovel comment avatar
Harrys Pratama
cool martiql art
goodnovel comment avatar
Mas Heru
Mengasyikkan lanjut
goodnovel comment avatar
fasuwasti
sudah matikah penulisnya?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status