Share

BAB 7

Tapi mau mengejar Awan dan membuat perhitungan jelas tidak mungkin, mereka akan semakin mempermalukan diri mereka sendiri dengan membuat ribut dengan mahasiswa kasta rendah seperti Awan dan ketiga sahabatnya ditempat umum seperti ini. Sehingga Seila dan kawan-kawannya hanya bisa menyimpan dendam dihati saat ini. 

'Awas kalian, ini belum berakhir.' Begitulah kira-kira arti tatapan mereka ketika melihat Awan yang sudah duduk di meja mereka.

 Awan mengerti jika teman-temannya itu pasti akan sungkan untuk memesan makanan, melihat dari cara mereka yang begitu canggung untuk berada didalam kantin tersebut. Sehingga dari awal Awan sudah mengingatkan untuk tidak ragu memesan apapun yang mereka inginkan.

Keraguan Awan terbukti, walau ketiganya tampak tergoda melihat daftar menu yang menggugah selera. Namun ketika melihat list harga disampingnya, membuat wajah ketiganya langsung pucat.

"Nasi goreng aja." Kata mereka pada akhirnya.

"Hahaha..." Terdengar tawa keras dari samping meja mereka.

Ternyata itu adalah Ardi dan teman-temannya. 

Ardi sendiri merupakan ponakan salah seorang Menteri dan tentu saja juga berasal dari kalangan orang berada. Mendengar Yuma dan dua temannya memesan nasi goreng, membuatnya tertawa dengan begitu nyaring karena menganggap hal itu sangat lucu bagi mereka.

"Yah, pantas saja. Kaum aiden memang pantasnya memesan nasi goreng." Ejek teman yang duduk disebelah Ardi.

"Itupun sudah sangat mahal bagi mereka, bagaimana mau pesan makanan lainnya. Hahaha."

Ardi dan teman-temannya seakan mendapat topik yang pas untuk semakin menjatuhkan Awan dan ketiga teman barunya.

Awan mulai paham apa itu arti aiden, ternyata itu sebutan untuk mereka yang kurang mampu dan mengandalkan beasiswa untuk bisa kuliah di JIU. Tidak tertutup kemungkinan, kalau ketiga temannya itu sering menjadi objek bulian karena status mereka.

'Sungguh ironi.' Pikir Awan kesal.

Tapi untuk membalas ejekan dengan balas mengejek bukan style-nya. Sehingga Awan perlu mengembalikan harga diri ketiga temannya itu.

"Mbak, saya pesan menu terenak dan termahal di kantin ini. Dan.. desertnya juga yang paling spesial untuk saya dan ketiga teman saya."

"Hah, sombong banget. Aiden sok-sok an mesan menu termahal." Ujar teman di sebelah Ardi mencibir.

"Ngakak benar! Gak sabar lihat mereka menangis ketika membayarnya nanti."

"Paling-paling mereka nanti akan dipaksa jadi tukang bersih-bersih disini selama setahun kedepan."

Ardi seakan tak henti-hentinya menertawakan Awan dan teman-temannya, membuat wanita pelayan yang sedang mencatat menu Awan sedikit terpengaruh dan meragukan kesanggupan Awan untuk membayar makan disana nantinya.

Sampai ketika Awan memanggilnya kembali, tapi melihat betapa percaya dirinya Awan memesan semua menu disana akhirnya si pelayan beranjak dan memasukan order makanan pada chef di dapur kantin.

Mahasiswa yang makan tidak jauh dari Awan sedikit terkejut, ketika pelayan benar-benar mengantar makanan terenak dan terlezat di kantin tersebut.

Walau ada yang menatap sinis, tapi ada juga yang iri melihat hidangan yang ada di meja Awan dan kawan-kawannya. Itu menu terlezat di kantin ini, walau mereka juga orang kaya tapi tidak setiap hari mereka bisa menikmati makanan tersebut karena pastinya akan menguras uang belanja mereka.

Awan pun cuek dengan berbagai respon dan komentar disekelilingnya. 

Yang lebih penting, teman-teman barunya bisa menikmati makanan didepan mereka karena itu adalah masakan yang mungkin belum pernah mereka cicipi selama ini.

Saat selesai, Ardi sudah bersiap-siap dengan HP ditangannya. Ia ingin mengabadikan, bagaimana Mahasiswa baru dikelasnya tersebut akan mempermalukan dirinya sendiri.

Begitu pelayan datang dan memberikan struk tagihan senilai Rp. 5.900.000,-. 

Teman-teman Awan tampak pucat, 'Astaga, ternyata yang kita makan barusan bisa semahal ini?'

Ketiganya tampak mulai gelisah, tapi Awan masih tampak tenang dan santai.

Ardi dan kawan-kawannya sudah bersiap bersorak untuk melihat betapa memalukan keempat orang itu nantinya jika tidak sanggup membayar tagihannya.

Tanpa terduga , Awan mengeluarkan kartu black gold untuk pembayaran.

Semua Mahasiswa yang tadi menertawakannya kini jadi terdiam dan melongo, itu karena mereka tahu apa arti kartu black gold tersebut. Walau tidak melihat serinya, tapi yang jelas kartu tersebut hanya dipegang oleh orang-orang kaya saja. 

Dikota ini, bisa dihitung jari siapa-siapa saja orang yang memilikinya.

Membuat mereka bertanya-tanya dalam hati, siapa Awan sebenarnya.

Bahkan cewek-cewek disana yang tadi ikut menertawakan dan termakan ejekan Ardi mulai berbalik menatap Awan yang kini terlihat begitu keren ketika mengeluarkan kartu black gold tersebut.

Bahkan diam-diam, dalam hati mereka mulai berkata, 'Siapa mahasiswa keren ini ? Bahkan Ia terlihat begitu santainya mengeluarkan kartu yang luar biasa ini. Apa dia sudah punya pacar belum ya? Aku mau dong jadi pacarnya, jadi simpanannya pun gak apa-apa.'

Saat semuanya terdiam, si pelayan kembali dengan membawa kartu serta wajah yang masam.

"Maaf mas, kartu anda tertolak. Tidak bisa digunakan."

"Hahaha..." Terdengar pecah tawa dari meja sebelah Awan.

Siapa lagi kalau bukan Ardi dan teman-temannya.

"Semula gue kira dia beneran kaya, gak tahunya hanya berlagak seperti orang kaya."

"Pasti kartunya imitasi tuh. Sok-sok keren pakai kartu black gold, apa mereka tidak tahu betapa ekslusifnya kartu itu?"

"Atau jangan-jangan kartu itu dia curi dan tidak tahu sandinya?"

"Hahaha, siap-siap jadi babu kalian selama setahun di kantin ini." Ardi tampak paling senang dengan adegan didepannya itu sambil streaming di chanelnya.

Kapan lagi dapat tontonan seperti ini dan benar saja viewer di chanelnya jadi meningkat drastis dengan berbagai macam komentar pedas yang menertawakan dan menghina kelompok Aiden dikampusnya itu.

Yuma, Yanuar dan Farhan hanya tertunduk diam tanpa bisa berkata sepatahpun, mereka sudah benar-benar pasrah di bully seperti itu. Mereka sudah siap menanggung konsekuensinya, atau bahkan menjadi babu selama setahun seperti yang dikatakan oleh Ardi barusan.

Cewek-cewek yang semula mulai kagum, kembali menatap sinis ke arah Awan.

"Cuih, dikirain beneran kaya. Ternyata hanya penipu doang yang berlagak sok kaya."

"Menyesal tadi Gue sempat kagum padanya." Celetuk gadis lainnya.

Parahnya Awan masih saja terlihat tenang, tidak terpengaruh dengan bermacam komentar dan tatapan sinis ke arahnya.

"Oya, maaf mbak. Saya lupa mengubah limit kartu tersebut."

Kesombongan macam apalagi itu ? Lupa merubah limitnya ? Seolah-olah Ia adalah pria yang begitu kaya dan bisa mengubah limit kartu seenaknya ?

Pelayan Wanita tersebut mulai menatap Awan dengan mencibir, semula Ia benar-benar mengira jika Awan adalah orang kaya karena mengeluarkan kartu black gold untuk pembayarannya. Tapi sekarang, ucapan Awan terasa bagai bualan semata dan Ia sudah bersiap akan memanggil keamanan untuk menahan mereka berempat.

Namun sebelum ia melaksanakan niatnya Awan sudah mengeluarkan segepok uang yang masih baru dari dalam tas ranselnya. Itu adalah uang sisa membeli pakaian online sebelumnya, karena Awan tidak punya akun Ovo untuk pembayaran, jadi Ia mengambil uang tunai sebanyak 10 juta. Sisa uang tersebut masih cukup untuk membayar tagihan makanan mereka dan bahkan berlebih seratus ribu.

Pelayan Wanita tersebut jadi terdiam, begitupun dengan Ardi dan kawan-kawannya. 

Mereka seperti kena tampar dua kali. Pertama ketika Awan mengeluarkan kartu black goldnya, walau kartu tersebut tertolak oleh sistem tapi mereka sempat mengira Awan beneran orang kaya. Kedua ketika mereka bersiap mempermalukan Awan lebih jauh, justru Ia mengeluarkan segepok uang dan masih segar baru keluar dari Bank.

Ketiga teman-teman Awan yang semula lesu kembali jadi bersemangat, mengingat mereka bisa selamat dari situasi memalukan tersebut dan menatap Awan dengan kagum, yang menurut mereka sangat hebat.

"Awas saja lu, aiden bangsat. Gue akan membuat lu jatuh, kalau gak! Jangan sebut gue Ardi." Gumam Ardi dengan geram menatap Awan penuh kebencian dan tidak terima, bagaimana mereka yang berstatus aiden itu bisa makan enak dan penonton chanelnya yang semula mendukungnya untuk mempermalukan Awan justru berbalik mencemoohnya karena mempermalukan orang yang salah.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
HendroMbah
mau bikin malu...
goodnovel comment avatar
Jaka
kok jdi kayk gini si ceritanya aneh
goodnovel comment avatar
Jali Prut
Mantab.... Bro
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status