Share

Bab 8

Aku melangkah menuju perpustakaan, tempat itu menjadi tempat favoritku setelah sekolah di sini. Aku benar-benar tidak memiliki teman di sini kecuali Fendi, dia juga hanya menemaniku di jalan ketika aku berangkat dan pulang dari sekolah.

Selama aku di sekolah, aku makhluk paling kuper, bukannya aku tidak mau bergaul, tetapi mereka yang tidak mau menjadi temanku. Laila, teman sebangku juga enggan bertegur sapa denganku, kalau kusenyumi dia selalu membuang muka. Padahal kalau dengan teman lain, dia akan bercerita dengan heboh. Aku tahu, dia sebangku denganku karena terpaksa tidak ada bangku lain, karena dia terlambat masuk kelas, aku sendiri sengaja memilih bangku paling pojok belakang.

Selain buku-buku pelajaran, perpustakaan juga menyediakan buku-buku novel dari pengarang-pengarang terkenal, ah ... aku telah menemukan syurgaku sendiri di sekolah ini. Di kampungku tidak akan pernah kudapati deretan novel-novel indah ini.

Aku baru saja menyelesaikan membaca Novel Salah Asuhan karya Abdoel Moeis, sekarang aku akan membaca Tenggelamnya Kapak Van der Wick karya Buya Hamka, Ah ... sayang hanya boleh meminjam satu buku, padahal aku penasaran dengan cerita Azab dan Sengsara karya Miralih Siregar, atau Siti Nurbaya karya Marah Rusli. Buku-buku itu bisa menemaniku pada jam istirahat, atau ketika tidak ada pelanggan di warung.

"Riaaaa, sini cepetan ... itu nah pacarnya Fendi," sebuah suara terdengar jelas di telingku

Suasana Pepustakaan yang lenggang tidak ada penghalang suara itu masuk ke telingaku, aku menoleh ke belakang, tampak tiga orang cewek sudah berdiri di belakangku.

"Benar kan kataku? Dia pasti ada di perpus kalau istirahat," kata cewek berambut kucir kuda.

"Kau dak salah? Cewek model begini pacarnya Fendi?" kata cewek yang di tengah, rambut pendeknya di potong model polwan.

"Iya ... memang dia. Fendi sampai ngancam aku waktu MOS, kalau sampai cewek ini lecet, dia bakal ngasih perhitungan denganku," kata cewek rambut panjang di sebelahnya, aku mengenal cewek ini, senior yang menjambak rambutku waktu masa orientasi dulu.

"Gila ya Fendi. Menolak aku demi cewek jelek kayak gini ... geser atau gimana otaknya?" kata cewek rambut pendek itu sambil mencak-mencak.

"Hei, jelek!. Kamu pasti pakai pelet ya? Sampai-sampai Fendi mau sama kamu," lanjutnya sambil menunjuk mukaku.

Aku hanya terdiam dengan semua hinaannya, untuk apa kulayani, nyatanya aku juga tidak beneran pacaran sama Fendi.

"Hei, kalau ditanya jawab!" bentak cewek itu sambil menjambak rambutku, aku reflek memegangi rambut dan berusaha melepaskan tangan cewek itu.

"Ria!" pekik seseorang

"Lepaskan dia, kubilang lepaskan dia!" kata anak itu sambil melepaskan tangan Ria dari rambutku.

"Kau kenapa Riko? Kau juga suka sama cewek jelek ini?" tunjuk Ria ke mukaku, aku masih memegangi rambutku yang dijambaknya, rasanya kulit kepalaku seperti terlepas, sakit.

"Dia itu pacarnya Fendi, aku tidak akan membiarkan pacar ketuaku kau sakiti. Ingat Ria, kau tidak punya kuasa seperti waktu SMP dulu," kata anak yang di panggil Riko.

"Kalian semua sudah berubah ya. Aku bela-belain pindah ke sini demi Fendi tapi ini hasilnya, Fendi malah pacaran sama anak yang benar-benar tidak selevel denganku. Aku benci kalian semua, terutama kau cewek jelek. Awas kau ya, tunggu pembalasanku," kata cewek yang di panggil Ria itu sambil berlalu dari ruang perpustakaan sambil menendang tong sampah.

"Kau tidak apa-apa, Ai?" tanya cowok yang dipanggil Riko

"Iya, nggak apa-apa. Kenapa kau mau nolongin aku?" tanyaku

"Fendi itu ketua Geng kami, aku akan selalu menolongmu. Kau pacarnya, hati-hatilah kau. Kalau ada apa-apa segera cari anak yang memiliki tanda ini di seragamnya," kata Riko sambil memperlihatkan lambang burung garuda di lengan sebelah kirinya. 

"Ini lambang Geng kami, Garuda putih," katanya lagi

"Riko, boleh nggak aku gabung di Geng kalian?" tanyaku.

Bukan tanpa alasan aku memintanya, aku juga bosan selalu sendiri, siapa tahu aku bisa memiliki teman jika ikut bergabung di Geng mereka.

"Apa? Maaf Ai ... gak bisa. Fendi sendiri yang bilang kalau pacarnya gak bisa ikut bergabung di kelompoknya, dia tidak ingin kamu dalam bahaya," kata Riko membuatku kecewa. 

Aish, Fendi itu ... anak slenge'an gitu kok jadi ketua Geng? Benar-benar gak ada wibawanya. Cari tu orangnya yang agak serem gitu, kayak Samadin ... Astagfirullah, ngapain aku mikirin lelaki itu? Najis jijay  hih ...

"Riko! Ngapain kamu di sini? Ayo cepetan, Fendi mau ngadakan rapat dadakan," kata teman Riko, bajunya juga ada lambang Garudanya.

Riko segera berlari mengikuti temannya, jiwa kepoku tidak bisa ditahan lagi, aku hanya ingin tahu apa yang dilakukan Fendi, segera aku membuntuti mereka yang berlari ke belakang kelas dua.

Plakkk.

Aku terlonjak kaget, Fendi menampar seorang cowok yang lumayan cukup ganteng, wajah cowok itu merah bekas tamparan, namun dia tidak membalas perlakuan Fendi.

"Senang kau kini, ha? Apa pulak yang kau lakukan. Kau ganggu cewek SMA musuh sekolah kita dari zaman dulu, sekarang sekolah mereka tak terima. Gara-gara kelakuan kau, satu sekolah kena getahnya," kata Fendi sambil melayangkan tinju sekali lagi ke muka cowok itu hingga dia jatuh terduduk.

Aku menutup mulutku, ketika ingin berteriak melihat adegan mengerikan itu. Mata Fendi menyiratkan kemarahan, wajah itu jadi nampak begitu bengis. Ah, kemana Fendi yang kuejek dan kuusir malah tertawa? Inikah wajah aslimu Fendi? Sehingga kau dijadikan ketua Geng?

"Fen ... mereka akan menyerang sekolah kita, sebelum pulang sekolah mereka sudah tiba di sini," kata seorang anggota Geng.

"Suruh Pak Somat mengunci gerbang, jangan sampai ada anak kita yang keluar, bisa mati mereka. Kalian jaga gerbang sekolah, kau Riko ... bilang pada guru dan kepala sekolah kalau sekolah kita akan di serang, yang lain ikut aku ... kita libas mereka," kata Fendi diikuti sorak sorai anggota Geng yang jumlaahnya lebih dari seratus orang.

Wah, gawat ... mereka akan tawuran

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Aisyah Amira
cerita yg unik tapi bagus.. aku suka.. baru ini Nemu crita begini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status