Share

Bab. 8. Arya Putra Damardjaya

Beberapa minggu sebelum wisuda. Lamaran yang Dania kirim via pesan W* lewat temannya telah diterima Arya. Menurut temannya itu Dania merupakan gadis yang menarik. Arya membuka file lamaran milik Dania yang dikirim temannya. Dalam CV terpampang photo pemilik data lamaran. Alis Arya terangkat saat melihat photo milik Dania.

Gadis berambut kelam, bermanik bak permata, memiliki wajah yang cantik alami bahkan tanpa make up sekali pun, membuat Arya Putra Damardjaya pemilik perusahaan garmen PT. Indo Darmadjaya itu, terkesima. 

[Hei, tumben lo punya teman cantik kek gini. Jauh amat ama elo] pesan W* Arya pada temannya sekaligus teman Dania.

[Kampr*t! Gini-gini gue laku ama bule, tau! Dibandingkan elo yang gak punya pendirian sama satu cewek. Elo bosan, tuh cewek langsung lu buang kek sampah. Belajar setia dong, Bro!] balas teman Arya mengumpat tak terima dengan pesan W* Arya.

Arya menggunakan emotikon tertawa sebagai balasan. 

[Pesona gue terlalu menyilaukan bagi para cewek. Palingan kalau gue terima teman elu juga nasibnya bakal kek cewek-cewek yang gue campakkan. Ngejar² gue ampe rela ditidurin gratis gitu aja supaya bisa terus jadi cewek gue] 

[Elu emang psiko, sih. Tapi gue jamin lo bakalan sulit naklukin temen gue ini] 

[Hah, mana ada] 

[Ada, lah. Ntu anak udah tunangan selama lima tahun. Bentar lagi juga ntu anak bakalan nikah.] jelas teman Arya. 

[Haha, gak mungkin. Banyak kok yang putus ama tunangannya gara-gara gue. Bahkan cerai ama suaminya juga ada hanya karena kepincut ama gue. Urusan temen lo mah mudah!] jawab Arya sombong. 

[Oke gini deh. Kita taruhan! Kalau dalam jangka tiga bulan elo sanggup naklukin dia hingga putus ama tunangannya. Kalau bisa sampai nikahin dia gue bakalan ngasih saham gue 10% perusahaan bokap gue. Tapi jika elo kalah, gue minta sebaliknya dari perusahaan elo. Gimana?] 

Arya mengetuk-ngetukan jari di atas meja kerjanya. Adrenalinnya terpacu oleh tantangan temannya tersebut. Dia tersenyum sinis kala membaca pesan berisi tantangan tersebut. Sebagai seorang Casanova yang tersohor di kalangan pengusaha muda, tidak mungkin dia menolak taruhan tersebut.

[Oke, deal. Tapi gimana gue buktiinnya kalau elonya aja ada di Jerman nanti?] 

[Elo kek orang zaman purba aja. Ngapain lo punya smartphone mahal keluaran terbaru? Video call saat elo lagi resepsi ama dia kan bisa?] 

Arya tergelak puas. Tantangan yang menarik. Dia merasa akan mudah sekali membuat sang gadis yang hanya baru dia baca profilnya lewat file lamaran. 

"Ah, Nona Dania. Kehadiranmu membuatku bersemangat setelah bosan bertualang dengan para perempuan di luaran sana." Arya membaca kembali profil milik Dania. 

Setelah mendapatkan nomor kontak gadis berwajah cantik itu, segera Arya menekan tanda panggilan. Tak berselang lama, panggilan pun dijawab. 

"Hallo, selamat siang. Apakah saya bisa bicara dengan Nona Dania Ratna Ayu?" sapa Arya. 

"Iya, dengan saya sendiri. Bapak siapa ya? Ada perlu apa dengan saya?" jawab Dania santun. 

"Anda mengirimkan lamaran untuk bagian akunting pada PT Indo Damardjaya apakah itu benar?"

"Benar, Pak," jawab Dania tegas. 

"Boleh saya tahu, anda mendapatkan informasi dari mana tentang lowongan pekerjaan di perusahaan saya?" kembali Arya bertanya. 

Dania terkesiap saat mengetahui yang meneleponnya adalah pemilik langsung perusahaan garmen yang dilamarnya. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Dania mendadak gugup. 

"Itu, ehm. Saya dapat informasi dari teman kuliah saya. Beliau yang meminta langsung file lamaran saya lewat W* untuk disampaikan pada Bapak, katanya saya akan direkomendasikan supaya bisa diterima kerja di perusahaan milik Bapak."

Arya menyeringai senang. Rupanya gadis itu jujur mengakui jika memang temannyalah yang memberikan informasi serta merekomendasikannya pada Arya. 

"Saya hargai kejujuran anda. Perkenalkan saya Arya Putra Damardjaya, pemilik sekaligus direktur perusahaan PT. Indo Damardjaya. Saya terkesan sekali dengan anda. Besok langsung datang ke HRD untuk menandatangani kontrak kerja. Selamat anda diterima di perusahaan saya," ucap Arya. 

"A-pa, Pak? Saya langsung diterima begitu saja tanpa proses wawancara ke HRD perusahaan Bapak?" tanya Dania tak percaya. 

"Ya, anda langsung diterima. Tenang saja besok akan saya bilang ke HRD jika lowongan sudah terpenuhi. Lagipula, saya bebas memutuskan siapa yang akan saya terima bekerja di perusahaan saya. Baik, saya tunggu kehadiran anda di kantor saya besok. Terima kasih atas perhatiannya." Arya menutup panggilan bahkan sebelum Dania berucap sesuatu. 

Dania berbinar, dia tak menyangka omongan temannya itu ditepati. Hatinya berbunga-bunga karena dia bisa langsung diterima kerja. Malah oleh Arya sendiri sebagai pemilik perusahaan. Dania berulang kali mengirim voice note pada temannya untuk berterima kasih. 

Sementara temannya tak mengira Arya berbuat konyol dengan menerima langsung Dania tanpa prosedur yang sudah ditetapkan di perusahaannya. 

"Hallo, ngapain lo nelpon? Jangan bilang kalau Dania menghubungimu," ujar Arya saat menerima telepon dari teman Dania yang sekaligus temannya. 

"Njir, lo gila ya. Nekad banget nerima gitu aja tanpa ada proses dulu ke perusahaan elo."

Arya tergelak,  dia puas membuat temannya itu terkaget-kaget. 

"Salah sendiri elo nantangin taruhan. Gue wajib dong bertindak cepat. Nah, elo siapin berkas saham 10% itu atas nama gue. Karena gakan lama temen lo bakal jadi milik gue!"

"Kepedean, lo! Gak bisa gitu, kan perjanjianny elo wajib bikin dia putus ama tunangannya dan dia harus lo kawinin. Ingat ya, KAWININ!" seru teman Arya melakukan penekanan di kata terakhirnya. 

"Iya, iya. Lo liat aja nanti, gue bakalan bikin bokap lo nangis gara-gara saham lo pindah nama, atas nama gue," ancam Arya sembari tertawa lepas. 

"Bodo, we! Lakukan aja dulu, jangan banyak bac*t deh!" tutup teman Arya mengakhiri panggilannya. 

Arya tergelak memegangi perutnya. Baru kali ini dia merasakan kesenangan mempermainkan perempuan. Entah sudah berapa lama dia tak tertawa lepas semenjak banyak perempuan yang mengejarnya lalu dia permainkan dan berakhir dicampakkan begitu saja. Akhir-akhir ini hidup Arya terasa monoton, tak ada tantangan sama sekali. Dia sangat butuh sebuah tantangan dalam hidupnya saat ini. Beruntung temannya memberikan pencerahan dengan sebuah taruhan yang lumayan mendebarkan. 

Kekayaan melimpah, dianugerahi wajah rupawan, dan tubuh yang atletis membuat perempuan mana pun akan dengan mudah bertekuk lutut di hadapan pria sepertinya. Perkara gadis seperti Dania gampang baginya. Pesonanya sudah pasti akan membuat seorang Dania yang sudah bertunangan akan jatuh kepelukannya dengan mudah. 

Arya kembali tersenyum sinis saat menatap dirinya di cermin besar yang terpajang di dinding kamarnya. Dia begitu mengaggumi wajah tampan yang merupakan aset utama pria macam dirinya. 

"Tuhan memang begitu adil. Dia memberikanku semua kemudahan duniawi," gumam Arya sombong. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status