Share

Dario Clark

“Tuan, tolong ... sentuh aku ... Aku mohon.” Dia memohon dengan lembut sambil terus menempelkan tubuhnya ke lelaki itu. Suara erangan lepas dari mulutnya.

Lelaki itu menegang, dia mencengkeram pinggang Aria erat. Dia menunduk menatap gadis dalam pelukannya dengan tatapan intens.

Wajah gadis itu memerah dan berkeringat. Mulutnya terbuka mengeluarkan suara erangan yang sensual. Dia sangat cantik.

Lelaki itu tetaplah lelaki normal kan? Bagaimana mana dia bisa menolak seorang gadis melemparkan diri ke pelukannya.

Lelaki itu tertawa, namun suaranya terdengar dingin tanpa rasa humor.

“Aria Crowen, kamu yang meminta ini, jangan menyesal.” Lelaki itu mendesis dengan suara rendah sebelum menarik Aria ke dalam kamarnya. Dia melemparkan  gadis itu ke atas tempat tidur dan menindih tubuhnya.

Aria merasakan tubuhnya melayang dan mendarat di sebuah kasur empuk, lalu beban tubuh lelaki itu menindihnya.

“Aria Crowen, jangan menyesal sudah melemparkan dirimu padaku.”

Suara serak lelaki itu bergema dalam pikiran Aria membuat alarm berbahaya bergema dalam benaknya.

Di tengah sisa kesadarannya, Aria masih sedikit berpikir. Dia tahu ini tidak benar. Tidak seharusnya dia tidur dengan seorang pria tak dikenal. Dia ingin mendorong lelaki itu. Namun tubuhnya lemah seolah tidak memiliki kekuatan.

Saat bibir dingin pria itu mencumbu tubuhnya, pikiran Aria menjadi kabur dan sensasi aneh membanjiri tubuhnya membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Tak lama sensasi aneh di tubuhnya berubah menjadi rasa sakit yang merobek seolah membelah tubuhnya menjadi dua.

"Sakit ...." Aria merintih dan menangis. Dia ingin mendorong lelaki itu menjauh.

Namun pria itu tidak berhenti dan semakin buas. Rintihan kesakitan Aria menjadi erangan.

Mengumpulkan kesadarannya di tengah sensasi kenikmatan dan obat perangsang, Aria mengerjap memperjelas penglihatannya, menatap lelaki di atas tubuhnya.

Alis lelaki itu berkerut dengan butir keringat mengalir di wajah tampannya. Matanya yang tajam menyipit menatap Aria penuh gairah.

Dalam penerangan lampu tidur, Aria samar-samar mengenali wajahnya. Beberapa saat kemudian dia membelalak.

“Da-Dario ... Dario Clark ....” Dia membeku menyebut nama lelaki itu.

“Baru sadar.” Dario menyeringai menatap gadis di bawahnya dengan tatapan panas.

“Aria Crowen, aku tak tahu kau akan senikmat ini,” bisik lelaki itu dengan suara rendah nan serak mencium bibir Aria penuh gairah.

Pikiran Aria mendadak kosong, dia terengah-engah menatap wajah tampan di depannya.

Oh, Tuhan.

Bagaimana dia bisa tidur dengan Dario Clark?!

Lelaki itu adalah pacar sahabatnya!

Comments (6)
goodnovel comment avatar
Siti Halimatun
waduh kok pacar sahabatnya... lagian Dario knp mau jg kl tau Aria temen kekasihnya ....dasar Dario
goodnovel comment avatar
Yohan Geroda
Dario ini saha ei ko bisa kenal aria
goodnovel comment avatar
Marlin Berliana
suka cerita nya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status