Share

Jago Gituan

"Ngapain Tessa ke sini?" Rendra melangkah masuk rumah. Beberapa saat sebelumnya, ia telah mendapat salim dari Tessa. Hanya senyum kecil, lalu setelahnya istri ke empatnya itu segera pamit pulang.

Kresna menutup pintu perlahan, lalu mengikuti langkah Rendra masuk rumah. "Dia minta makan."

"Minta makan?" Rendra berhenti dan membalik badan. "Kenapa minta makan? Pembantu-pembantunya sakit?"

Tangan Kresna menggaruk tekuk leher. Bukan gatal, cuma bingung aja mau bilang apa. Masa iya, bilang Tessa cemburu dan nangis-nangis? Kan, kasihan Tessanya. Dia juga bilang untuk jaga rahasia percakapan mereka tadi.

"Eu ... dia ... dia cuma pengen makan masakan aku, Mas," sahut Kresna berusaha setenang mungkin.

"Oh, gitu." Rendra sedikit menyelidiki wajah Kresna.

"Apa sih, Mas? Aku emang cantik nggak usah dilihatin gitu, nanti makin cinta lagi," celetuk Kresna, menarik dua sudut bibir Rendra.

"Bisa aja kamu." Suara sepatu Rendra terdengar, saat ia pelan menghampiri Kresna.

Mata Kresna berkedip-kedip. Dia dibuat kesulitan bernapas, ketika Rendra mendekatkan wajah tepat di samping pipi.

"Kalau Mas bener-bener udah cinta banget sama kamu, gimana?" bisik Rendra, lalu jahil mengecup pipi Kresna.

Kresna nyaris diam seribu bahasa. Bukan karena dibungkam bibir, namun jantungnya kaya lagi goyang-goyang gara-gara perlakuan Rendra. Top banget ni bule buat jadi Playboy.

"Kenapa nggak jawab?" Lagi-lagi Rendra berbisik manja.

Cepat Kresna ubah raut malu dengan cemberut. Pura-pura manyun. "Mas, keteknya," cetusnya enteng.

Dahi Rendra berkerut. "Maksud kamu?"

"Mas, ketek Mas bau, belum mandi, ya? Sana mandi dulu!" Kresna mendorong pelan tubuh Rendra yang berjarak dekat sekali dengannya.

Rendra sontak menjauh sedikit, mencium ketiak sendiri. "Ah, nggak, Mas masih wangi. Kalian kenapa, sih? Nggak Tessa, nggak kamu, bilang Mas bau. Kalian janjian, ya?"

"Nggak, kok. Mas emang bau." Kresna kini jahil mendekatkan diri ke wajah Rendra. Hampir bibirnya menyentuh bibir Rendra.

Pria berambut hitam itu sudah tersenyum miring. Merasa menang, Kresna akhirnya mau berciuman dengannya.

"Mas, inget?" desah Kresna menengadah menatap Rendra. Okey, tubuh mereka emang berbeda tinggi sekitar lima belas sentimeter. Bukan salah Kresna yang pendek, hanya saja Rendra tingginya sampai 183, sih. Over jangkung, kalau menurut Kresna.

Rendra mengangguk, langsung paham.

"Tadi pagi, Mas ingat minta apa?" Kresna memainkan dasi yang tersampir di leher Rendra.

Dan lagi, Rendra mengangguk dengan anggukan pasti. Ia hampir memegang pinggul Kresna, namun Kresna menahannya dengan cepat.

"Ets, nggak sabar banget, sih," goda Kresna.

Satu alis Rendra terangkat. Dia memang selalu mendapat perlakuan seperti ini dari Kresna. Kresna sosok istri yang pengertian dan romantis.

"Nggak sabar, ya? Maunya di mana?" Kresna masih menunjukkan senyum manja.

"Di kamar," sahut Rendra cepat.

"Eh, kok di kamar? Masa kamar, sih? Jadi, aku disuruh nyium tembok kamar, gitu?"

Rendra terkekeh. "Ya udah, di sini aja!" pintanya menunjuk bibir.

"Okey, Mas tutup mata, dong!"

"Kok, tutup mata, sih?"

"Ya, kan biar surprise."

"Okey, Mas tutup mata." Pelan Rendra menutup kedua mata. Bibirnya sudah monyong-monyong, saat Kresna mengalungkan dua tangan di leher.

Bibir Kresna menahan tawa. Suaminya ini memang agresif atau kenapa, ya? Kresna semakin tidak tahan saat mulut moyong itu meminta untuk segera dikecup.

"Ayo, dong, Sayang mana kiss-nya?"

"Bentar, dong sabar! Aku cium, ya?" Kresna mendekatkan wajah ke telinga Rendra. Ia tarik sesuatu dari saku gamis.

"Tapi bohong!" Jahilnya Kresna, ia colekkan lipstick ke pipi Rendra dan segera berlari menjauh dengan suara tawa yang membuat Rendra membuka mata.

Ia tatap Kresna yang memainkan dua tangan di kedua sisi pelipis, dengan lidah menjulur. Persis anak kecil ngeledek. 

"Wle, mau aja dikibulin! Kalau mau cium, mandi dulu sana." Satu tangan Kresna memencet hidung. "Bau," lanjutnya dengan suara khas Kunti. Et, dah Kunti, maksudnya suara yang terpengek gitu.

Rendra hanya menggeleng kepala saja. Terkadang sikap jahil Kresna menghilangkan penatnya. Kresna selalu melakukan hal-hal yang membuat Rendra kembali tersenyum.

Merasa Rendra tidak beranjak dari tempatnya berdiri. Di atas pijakan tangga itu, Kresna menautkan alis.

"Kok, nggak ke kamar mandi? Mandi dulu! Nggak mau cium, ya? Ya udah." Kresna membalik badan, namun langkah pelannya cepat disusul Rendra.

Suaminya itu berhasil memeluknya, tepat setelah Kresna di lantai dua. Kresna terkekeh karena Rendra menggelitik bagian sensitifnya. Bagian itu kalau mau tahu, ketek. Yes, Kresna paling nggak bisa berkutik kalau udah dikelitiki di bagian ketek.

"Mas, udah dong, Mas. Aku nggak tahan, haha." Kresna nyaris terduduk, jika saja Rendra tidak memeluknya.

"Siapa yang keteknya bau?" tantang Rendra bersiap menggelitik lagi.

"Mas."

 kembali tertawa dengan tubuh lemas. Jahilnya Rendra kembali menggelitik. Kini malah di bagian bawah dada.

"Mas, udah dong, Mas. Stop." Kresna menyeka air mata, karena tertawa terlalu lama.

"Tadi bilang apa? Siapa yang bau ketek?"

"Ya Allah, Mas. Ya, Mas siapa lagi?"

Karena jawaban Kresna masih seperti itu, tentu Rendra terus menggelitik, sampai Kresna tidak bisa lemas, nyaris jatuh dan justru memeluk tubuh Rendra. Saat itu terjadi, Rendra berhenti menggelitik dan menatap dua netra berkornea hitam itu dengan lekat.

Mereka terdiam. Kresna ikut terpaku memandang wajah Rendra.

"Mas kangen, Sayang," desah Rendra lembut.

Kresna menunduk, namun karena lemas tubuhnya masih saja menempel dengan Rendra. "Nggak kangen Dede Utun?"

Rendra tersenyum. Dengan lembut ia elus perut Kresna. "Kangen, kangen banget malah. Tapi Mas nggak bisa tengokin dia sekarang."

"Kenapa?" Kresna menengadah, dengan tatapan agak kecewa. Maklum saja, Rendra memang jarang ke rumah. Dia selalu berkata sibuk. Dan karena Kresna selalu mengatakan tidak apa-apa, Rendra seakan tidak paham perasaan Kresna.

"Mas capek banget, Sayang. Hari ini bener-bener banyak kejadian di luar dugaan. Mas minta maaf, ya. Tapi hari ini Mas bobo di sini, kok," bujuk Rendra mengelus pipi Kresna.

"Hem, nggak apa-apa, Mas. Aku nggak doyan gituan juga." Kresna menunduk lagi.

"Tapi, jago kalau udah main, ya kan?"

Kresna memukul dada Rendra dengan wajah tersipu. "Ih, apaan sih, Mas? Aku nggak gitu, ya. Mas malah jago gituan. Aku suaminya cuma satu, lah Mas empat istrinya."

"Jago apa sih, Sayang?" goda Rendra mengangkat dagu Kresna.

"Ya itu, masa nggak paham, sih? Jangan ketularan Tessa deh, pura-pura nggak tahu." Manyun Kresna merasa suaminya pura-pura polos. Padahal aslinya, beuh dah lah sulit diceritakan.

"Mas nggak tahu, Mas masih anak SMP, masih polos," cicit Rendra suaranya seperti dibuat manja-manja.

"Ih, apa sih? Jangan pura-pura polos! Dipolosin baru tahu."

Sekali lagi Rendra terkekeh menghadapi sikap lucu Kresna. "Dipolosin itu digimana, sih? Ada-ada aja kamu ini."

"Nggak bisa dijelaskan. Hanya otak aku aja yang paham." Kresna hendak menarik diri, namun tubuhnya didekap erat Rendra.

Pria itu mendekapnya lembut, dengan dagu dipijakan di pucuk rambut Kresna. Sekali ia kecup puncak rambut itu. "Mas kangen, Sayang. Malam ini kelonin Mas, ya?"

Kresna hanya bisa diam. Tidak bisa dipungkiri peluk Rendra begitu hangat dan menyamankan hati. Hati yang sudah lama memendam rindu.

"Mas bakal nemenin kamu tidur malam ini. Jangan lepasin pelukan Mas, ya? I love you, Sayang."

"Hm."

"Kok, hm aja? Sayang kan sama Mas?"

"I miss you, Mas," desah Kresna membalas pelukan Rendra.

Dalam hening malam, mereka saling berpelukan. Melepas rindu pun mencurahkan rasa sayang.

Kresna terkadang tidak mengerti dengan perasaan sendiri. Kala Rendra jauh ia selalu rindu, saat dekat ia merasa tidak ingin dia pergi lagi. Namun, terkadang ia juga merasa ingin muntah, bila ingat tubuh yang memeluknya kini pun bukan hanya sekedar miliknya.

Bahkan tubuh Rendra juga sering memeluk sayang sosok wanita selain dirinya, istri Rendra yang lain. Hal itu terkadang jadi tanya tersendiri bagi Kresna.

Sanggupkah ia bertahan? Sedang, ia pun merasa cemburu, meski tidak pernah diungkap. Kata-kata tentang ia tidak cinta Rendra, hanya cara Kresna menepis rasa. Sejujurnya, tidak mudah ia buang rasa cinta pada sosok yang memeluknya kini.

°°°

Wah, apa itu artinya Kresna cinta sama Rendra? Gimana nih menurut sahabat readers?

Thanks untuk yang masih baca, jangan sungkan komentar. ( ◜‿◝ )♡

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status