Share

8. Salah

Bab 8

"Asal kamu tahu ya, Na, uang lima belas juta sih kecil buat aku. Tapi kalau ada orang lain yang tahu terus nyebarin gosip ini gimana? Kirana Ayu, artis yang jatuh bangkrut sampai nekat meminjam uang dari artis Sandra Ruwina yang jadi kekasih mantannya, gimana? Apalagi berita itu bukan berita gosip tapi berita fakta. Kamu siap buat hadapin pemberitaan itu?" tantang Sandra.

Tangan Kirana mengepal. Sorot matanya tajam penuh kemarahan.

Kirana merasa hatinya bagai cermin yang jatuh retak lalu makin hancur menjadi serpihan kaca kala semakin diinjak. Dia menyesal dan tidak berdaya karena uang. Kalau saja dia tahu semuanya akan begini, tentu saja Kirana tidak akan pernah meminta bantuan Sandra.

Gadis itu sukses membuat harga dirinya hancur karena gaya hidupnya yang terlalu memaksakan diri untuk terlihat hebat dan berkelas. Rasanya Kirana ingin mengembalikan waktu. Dia berharap kalau dia akan berusaha bijak dalam mengelola keuangannya. Tentu saja itu hal itu sesuatu yang sudah terlambat. Mengembalikan waktu itu merupakan hal yang tak akan pernah terjadi. 

Dengan susah payah, Kirana akhirnya buka suara untuk bertanya seraya menahan bendungan di kelopak matanya.

"Jadi, kamu juga sengaja ngerencanain ini buat aku? Buat permainin aku kayak gini. Jauh-jauh aku datang dari Jakarta cuma buat lihat pertunjukan yang bikin aku jijik kayak gini. Iya kan Sandra, Aris?!" pekik Kirana.

"Iya, lalu kenapa?" tantang Sandra.

"Dasar pelakor!" pekik Kirana.

"Ckckckck, aku bukan pelakor, Na! Kamu tanya aja sama Aris!" sahut Sandra menoleh pada Aris.

"Maaf, Na, Sandra bukan pelakor. Aku dan Sandra emang udah saling suka dari dulu. Kami udah jadian dari dua bulan yang lalu setelah kita putus," tukas Aris membela dirinya dan Sandra.

"Aris benar, Na." Sandra membela Aris.

"Kita emang udah jadian setelah kalian putus. Oh iya, dia sama yang lain juga nggak tahu kalau kamu bangkrut dan mau pinjam uang sama aku. Aku sengaja ngajak kamu ke sini murni dari aku idenya tanpa sepengetahuan Aris dan yang lain. Makanya kalian pasti sempat kaget pas tau kalau Kirana mau pinjam uang." Sandra mengatakannya sambil terkekeh seolah makin mengejek Kirana di hadapan yang lain.

"Jadi, kamu ninggalin aku karena Sandra? Iya, Ris?" tanya Kirana.

Aris membenarkan dengan anggukan kepala. Layaknya pecundang pada umumnya, dia malah meninggalkan medan perang begitu saja. Pria itu berbalik badan tanpa mengucapkan satu patah kata pun untuk Kirana maupun Sandra.

Rasanya Kirana ingin mengejar Aris lalu mencekik lehernya. Membiarkan pria itu mati dengan tangannya sendiri. 

"Aku benci kamu, Ris!" pekik Kirana.

Beruntung akhirnya Kirana masih mampu mengontrol kemarahannya, sekalipun wajahnya sudah dilempari lumpur oleh kedua orang menjijikkan itu.

"Pengecut!" umpat Kirana memandangi punggung Aris yang perlahan menghilang dari ruang tamu villa dengan emosi. Yang lebih kurang ajar, pria itu masih merasa nyaman saja mengenakan hadiah darinya.

Ranti mendekat ke arah Kirana. Dia mencoba untuk menenangkan gadis itu.

"Aku nggak nyangka kalau dia bisa setega ini sama aku," gumam Kirana pahit.

Mendengar perkataan Kirana, Sandra malah maju dua langkah hingga berdiri berhadapan dengan gadis itu. Sangat dekat sampai Kirana bisa melihat jelas senyuman licik yang tersungging di wajah Sandra.

"Kamu ingat nggak waktu zaman SMA dulu kalau kamu juga pernah permaluin aku?" 

"Maksud kamu?" Kirana menatap Sandra lekat. 

"Dan ternyata aku belum bisa move on loh dari anak-anak yang pada ngeremehin aku dan ngeledek aku. Sampai akhirnya kesempatan ini datang, aku cuma pengin lihat reaksi kamu aja kok. Ternyata muka kamu merah juga, ya? Sama kayak aku dulu. Hmm ... waktu itu pasti kamu seneng banget ya?"

"Sandra!"

"Gila ya, seorang Sandra akhirnya bisa ngalahin Kirana. Ummm ... kalau sekarang situasinya gimana, ya? Kalau kamu ngerasa sakit hati atau terluka ya tolong jangan salahin aku ya,"

"Sandra!" 

"Anggap aja kamu dapat karma," potong Sandra.

Jawaban yang diberikan Sandra membuat leher Kirana terasa tercekat. Semua ini karena dendam masa lalu? Peristiwa yang terjadi saat mereka masih di SMA yang lalu membuat Sandra masih belum melupakannya. Kirana merasa perlu mengingatkan Sandra kalau yang salah itu Aris. la heran mengingat mereka berdua sudah sama-sama dewasa.

"Tapi waktu itu yang salah Aris, kan? Kenapa kamu nge balasnya sama aku? Yang deketin aku waktu itu juga Aris!" protes Kirana. la tidak terima disalahkan atas masa lalu mereka. Padahal selama berkarir sebagai artis, mereka sering menghabiskan waktu dengan sekadar shopping dan clubbing bareng.

"Stop, Na! Please, jangan kasih lihat wajah kamu yang merasa teraniaya itu. Toh, cuma ada kita kita aja di sini. Aku nggak bikin malu kamu di depan banyak orang kayak kamu bikin malu aku di depan anak-anak seisi kelas!" tukasnya.  

Kirana menatap Sandra dengan saksama. Dia juga tak bisa lagi membendung air matanya.

***

Kembali ke peristiwa beberapa tahu yang lalu saat  Kirana dan Laras berada dakan satu SMA. Kirana terlihat masuk ke dalam kelas sambil mengamuk. la tidak mengira bisa-bisanya Sandra salah orang untuk tugas yang sangat penting.

"Kan kamu emang pesen kue kue itu buat Haris!" sahut Sandra .erasa dirinya benar.

Sandra langsung merogoh saku untuk mengeluarkan ponsel. Di hadapan Kirana, gadis itu mengecek kembali SMS yang dikirim Kirana tadi malam, untuk memastikan siapa yang salah di antara mereka. Dan Sandra tetap merasa benar. Kirana berkata kue itu memang dipesan olehnya  untuk diserahkan ke Haris kelas XI IPS 3.

"Nih lihat ya, Na, jelas-jelas kamu pesen tuh kue buat si Aris," kata Sandra sambil memperlihatkan layar ponselnya.

"Sekarang tuh kue udah sampai dengan selamat di tangan Haris!"

Sikap Sandra yang berkeras kalau dirinya benar membuat Kirana bertambah kesal.

"Terus kenapa kamu malah kasih kue itu ke Haris Mundandar?" decak Kirana.

"Maksud kamu, yang terima kue harusnya Aris yang seharusnya nerima kue bukan si Haris?"

Sandra balik bertanya dengan wajah bingung.

"Aris di kelas mereka kan ada dua, Sandra! Itu kue aku pesen buat dikasih ke Aris, tapi kenapa kamu malah kasihnya ke Haris!" teriak Kirana.

"What?! Aris?!" pekik Sandra terperangah.

Kirana langsung melipat kedua tangannya di depan dada. 

"Jelas-jelas kalau aku nyuruh kamu buat anterin ke Aris yang kece, tapi kenapa kamu malah kasih ke Haris yang dekil itu?!"

Tiba-tiba saja, Kirana berbalik badan. Melihat sikap tengil yang ditunjukkan Kirana, Sandra langsung melakukan protes, "Kok malah kabur sih."

"BERISIK LO!" Kirana malah membentaknya!

Gadis itu lalu pergi ke luar dari kelas mereka. Sandra tampak mengejar Kirana untuk menghentikannya. 

******

To be continue...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status