Share

Bagian 43 - Dara.

Nadia terus saja bercerita, aku hanya tersenyum menatapnya dengan fikiran yang kemana-mana.

"Fi ... kesalon yuk," ajaknya sumringah.

"Hah?"

"Kesalon ... kok malah bengong sih," sungutnya.

"Eh ... iya, mau ngapain?" tanyaku seperti orang bo-doh.

"Mau luluran, gue tidak mau ada kotoran sedikitpun dikulit gue," jawabnya dengan senyum malu-malu.

"Oh ...."

"Ayok," ajak Nadia, kini dia sudah bangkit dari duduknya.

Aku ikuti langkah kakinya, Nadia terlihat bersemangat dari biasanya. Yah ... dia sudah menemukan pasangan hidupnya, sudah jelas dia akan sangat bahagia.

"Nad ..." ucapku saat tiba didepan pintu salon.

"Ya?" balasnya dengan langkah yang terhenti.

"Gue ketoilet sebentar ya."

"Oh ... ya sudah," ucapnya dengan senyum.

Aku menganggukan kepala lalu berjalan menuju toilet, sementara Nadia sudah memasuki pintu salon.

Kupandangi pantula
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status