Share

Bagian 44 - Berdebat.

Huft ... bisa aku rasakan pipi ini menghangat, aku mengalihkan pandangan berusaha memasang wajah datar. Meski bibir memaksa untuk tersenyum.

Yasir membuka pintu mobil dan melempar senyum kearahku, sebelum menduduki jok sopir. Aku tersenyum kaku lalu berpura sibuk memainkan ponsel. Mengatur nafas berulang kali, mencoba menetralkan jantung yang sangat berdetak kencang.

Hai ... ada apa denganmu wahai hati. Sadarlah, sosok didepanmu ini sudah dimiliki orang lain, jangan pernah menaruh harapan apapun. Akan ada hati yang tersakiti, entah hatimu atau hati yang lain.

"Non ..." Yasir menyodorkan tisu didepanku.

"Apaan?" sentakku dengan alis yang mengkerut.

Yasir sedikit kaget mendapati reaksiku, lalu kembali tersenyum ramah.

"Ini ...."

Yasir menunjuk kearahku lalu menunjuk sudut bibirnya sendiri. Seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, tangan ini langsung mengikuti

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status