Share

Bab 48- Di lamar tiba-tiba.

"Ardan ..." sedikit aku menepuk tangannya, membuat Ardan langsung menoleh kearahku.

"Maaf, sepertinya saya tidak bisa melanjutkan menonton acara ini," ucapku dengan senyum tipis. "Kalau kamu masih mau nonton, tidak masalah, tapi saya mau keluar sekarang." sambungku tegas.

Ardan menatapku lekat, lalu mengangguk-anggukan kepalanya. Entah dia setuju atau tidak.

"Baiklah ... kita keluar bersama, aku mendadak laper," ucapnya sambil memamerkan deretan giginya lalu menepuk-nepuk perutnya.

Aku meringis melihatnya, ketara sekali bahwa dia memaksakan diri. Aku bangkit dari kursi meninggalkan ruangan gelap ini disusul oleh Ardan dibelakangku. Bisa aku rasakan, dua bola mata elang itu mengekori langkahku.

"Saya ketoilet sebentar ya." ucapku dibalas dengan anggukan kepala oleh Ardan, lalu aku berjalan menuju toilet.

Sejujurnya aku merasa tak enak hati pada, Ardan. Namun aku risih, saat mendapati mata Mas Daniel terus saja menatapk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status