Share

Bab 44 - Tertangkap.

Aku segera memutus sambungan, lalu mengirim lokasi gawai Mas Mahesa kenomer Mamah.

Gawai bergetar, Mamah mengirim pesan.

{Kamu yakin, Di?}

Segera aku mengetik pesan balasan.

{Yakin, Mah. Gawai Mas Mahesa pasti terbawa sama sund*l itu. Cepat berangkat, Mah. Sebelum dia kembali pergi,} balasku. Pesan sudah bercentang dua berwarna biru, namun tak juga mendapat balasan. Aku yakin Mamah pasti sedang bersiap-siap.

Kembali menikmati angin malam, desir lembutnya mampu menenangkan jiwa dan fikiranku.

Oh yah, sudah berapa lama aku tidak melakukan liburan. Sepertinya aku harus melakukannya dalam waktu dekat. Meski tidak etis, tapi aku tetap butuh hiburan.

Dua jam lamanya, aku berduduk santai. Setelah menerima pesanan makanan yang aku pesan melalui aplikasi, aku kembali masuk kedalam ruangan Mas Mahesa.

Sudah ada dua laki-laki berbadan kekar dikiri kanan pintu ruangan, mereka membungkukkan badan saat melihat kedatanganku.

"Sudah lama?" tanyaku berbasa-basi.

"Baru satu jam yang lalu, Nyonya," jawa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status