Share

Bab 29

Secawan Madu

“Diam. Jangan katakan apa pun. Biarkan air matamu menceritakan semuanya. Ketika hati mulai terbakar, baunya seperti dupa.”—Maulana Jalaluddin Rumi.

***

Rafan benar pergi bersama Marsha sehingga aku hanya sendiri dalam rumah. Suasana tentu amat sepi apalagi tahu suami sedang bersama istri keduanya. Sepertinya Rafan menolak pergi bersama Marsha, tetapi perempuan kedua itu keras kepala sampai menjemput Rafan.

Aku tahu suamiku tidak sampai hati membiarkan istri pertamanya sendirian di rumah teruma saat hari libur. Namun, tuntutan untuk berbuat adil lah yang memaksanya. Aku paham betul air muka yang ia tampilkan.

Saat aku lirik jam, sudah menunjuk angka satu siang. Hari ini libur beribadah sehingga benar-benar tidak ada aktivitas. Ingin ke rumah Kak Rina dan menceritakan semuanya juga tidak mungkin apalagi jika harus ke rumah mertua. Untung saja belum ada buah hati di rumah ini karena akan menangis melihat Ayahnya dibawa p

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu terlalu lemah dn pesrah .dn g tegas terhadap Marsya .kmu emang terlalu bucin dgn Rafan .mangka nya Marsya meneken kmu yg terlalu lemah mau menderita sendiri .y udah jangsn ngeluh ..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status