Share

Chapter 25

Mata Alex sekarang benar-benar terbuka. Dirinya sudah tak mengantuk lagi. Setelah menerima video call singkat dengan James. Ia merasakan kemarahan yang terselip di balik nada James yang monoton itu. Malah tadi sambungan terputus karena baterai ponselnya habis. Hhhh.

 Alex melihat atap dinding di atasnya, gantungan lampu two tier light brass chandelier yang tergantung di tengah ruangan. Kristal tersebut terlihat berkelap-kelip membiaskan cahaya matahari ke seluruh ruangan. Alex berbalik ke kiri dan melihat sekilas pemandangan yang ia lihat setiap hari melalui sash window-nya. Bagus. Sekarang Alex benar-benar merasa bersalah karena tak memberitahu dirinya sedang sakit. Kenapa? Simply because she didn’t want to be look at when she’s indeed a vulnerable one. Dirinya seakan belum ingin James untuk melihatnya sedang rapuh. Sakit juga berarti rapuh, ya kan?

Alex mengguling-gulingkan dirinya seperti sosis yang di pa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status