Share

6 - Percaya atau tidak, aku bisa melakukannya tanpa izin darimu.

Luciellea menunggu di sebuah kamar hotel yang terletak di pinggiran kota. Wanita ini tidak berani menginap di hotel besar karena ia takut ditemukan oleh orang-orang Arch.

Di sana ia menginap dengan menggunakan identitas Isabella. Ia benar-benar berterima kasih pada Isabella karena telah membantunya.

Luciellea tidak sadar sama sekali, bahwa Isabella tidak berniat sama sekali membantunya. Isabella lebih tepatnya meninggalkan Luciellea di sana. Isabella yakin jika Arch bisa menghentikan Luciellea yang hendak kabur dibantu oleh Kennand, maka pria itu pasti akan menemukan keberadaan Luciellea.

Sementara itu di rumah sakit, saat ini Claudia sedang mencari keberadaan Luciellea. Ia sudah menunggu cukup lama, tapi Luciellea tidak kunjung keluar dari rumah sakit. Ia pikir wajar jika seorang putri membutuhkan waktu lama untuk menjenguk ayahnya yang sakit, jadi ia memutuskan untuk memeriksa keberadaan Luciellea secara diam-diam di kamar ayah Luciellea.

Namun, ia tidak menemukan siapapun di sana, ia juga bertanya pada perawat bahwa Luciellea tidak datang sama sekali ke kamar itu.

Claudia sudah menduganya di awal. Luciellea benar-benar melarikan diri dengan menggunakan ayahnya sebagai alasan. Sungguh putri yang berbakti.

"Ketua, Nyonya melarikan diri." Claudia memberitahu Arch.

"Temukan dia dengan segera. Luciellea pasti masih berada di kota ini." Arch cukup yakin dengan kata-katanya.

Tidak akan ada yang bisa membantu Luciellea meninggalkan tempat ini, lebih tepatnya tidak ada yang bersedia. Arch tahu bahwa orang-orang di sekitar Luciellea menginginkan Luciellea menderita.

Pertama kali Luciellea ingin melarikan diri, jika Kennand benar-benar berniat membantu Luciellea meninggalkan kota, maka Kennand pasti akan memilih jalur laut. Dengan otak licik Kennand, dia sangat mampu memikirkan tentang cara itu. Namun, ia memilih jalur udara yang mudah dilacak. Selain itu Kennand memesan atas nama Luciellea. Bukankah Kennand sudah jelas tidak berniat membantu Luciellea.

Atau lebih tepatnya Kennand masih belum cukup memanfaatkan Luciellea. Ia tahu otak licik Kennand itu seperti apa. Pria itu pasti akan mencampakan Luciellea jika Luciellea tidak berguna sama sekali.

Arch tidak mengerti kenapa Luciellea bisa jatuh hati pada pria seperti Kennand. Jelas-jelas pria itu hanya mencari keuntungan semata. Kennand tidak pernah mencintai Luciellea dengan tulus.

"Baik, Ketua." Claudia mengakhiri panggilan itu. Ia mulai memberi arahan pada orang-orangnya untuk memeriksa rekaman kamera pengintai.

Setelah melihat Luciellea masuk ke dalam taksi, Claudia mencari tahu siapa sopir taksi itu. Ia kemudian menemui sopir itu dan mengetahui ke mana Luciellea pergi.

"Isabella. Sahabat Luciellea. Dia pasti tahu di mana  Luciellea saat ini." Claudia sekarang menandai Isabella.

Claudia pergi ke apartemen Isabella, ia menekan bel dan pintu terbuka beberapa detik kemudian.

"Nona Isabella?" tanya Claudia.

"Ya." Isabella tidak kenal dengan wanita di depannya. "Ada perlu apa Anda mencari saya?"

"Di mana Nyonya Luciellea saat ini?" Claudia tidak berbasa-basi.

"Siapa Anda?" Isabella mengerutkan keningnya. Ia menebak bahwa orang ini mungkin orang suruhan Arch Callister.

"Anda tidak perlu tahu siapa saya, cepat katakan di mana Nyonya Luciellea," desak Claudia.

"Saya tidak tahu di mana Luciellea." Isabella bermain trik, ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya secara langsung.

"Nona Isabella sebaiknya bekerja sama. Anda mungkin akan terluka jika Anda tidak mau memberitahu kami." Claudia mengancam Isabella.

"Saya benar-benar tidak tahu. Kalian pasti orang-orang suruhan pria yang telah menyakiti Luciellea," seru Isabella.

Claudia meraih tangan Isabella, lalu setelah itu gerakannya cepat hingga tubuh Isabella terhimpit ke dinding. Wajah Isabella ditekan kuat ke dinding yang keras. "Jika Anda menyayangi wajah Anda, maka katakan di mana Nyonya Luciellea."

Isabella meringis kesakitan. "Kau benar-benar kasar! Luciellea pasti sangat menderita karena kalian. Itulah kenapa dia melarikan diri!"

Claudia menekan lebih kuat.

"Aku akan bicara." Isabella tidak akan menanggung sakit lebih lama lagi. Ia menyayangi wajahnya. Sangat tidak sebanding jika wajahnya rusak karena Luciellea. "Dia ada di hotel Sky."

"Tunjukan di mana tempat itu!" Claudia menarik Isabella bersamanya.

"Bisakah Anda membiarkan saya berjalan sendiri?" Isabella tidak suka diperlakukan kasar oleh Claudia.

"Tidak bisa!" Claudia menjawab tanpa kompromi.

Claudia mendorong Isabella masuk ke dalam mobil dengan kasar. Sopir mengemudi mengikuti arahan Isabella.

Sampai di Sky hotel, Claudia menyuruh Isabella untuk mengetuk pintu. Claudia tahu jika ia yang mengetuk pintu maka Luciellea pasti tidak akan mau membuka pintu.

Pintu terbuka. Luciellea tidak curiga sama sekali. "Bella." Ia bersuara senang. Ia pikir Isabella pasti sudah menemukan jalan kelaur.

Wajah Luciellea menjadi tegang saat ia melihat Claudia bersandar di dinding.

"Maafkan aku, Ellea. Dia mengancamku." Isabella bersuara menyesal. "Dia akan merusak wajahku jika aku tidak memberitahu di mana kau berada."

"Wanita iblis!" Luciellea memaki Claudia.

"Nyonya sudah waktunya pulang." Claudia tidak menanggapi makian Luciellea.

"Aku tidak akan pulang bersamamu!" bengis Luciellea.

"Kalian! Hancurkan wajah Nona Isabella!" Claudia memberi perintah pada dua pengawal yang datang bersamanya.

Wajah Luciellea semakin buruk. Wanita di depannya akan merusak wajah sahabatnya jika dia tidak ikut pulang. "Jangan pernah berani menyentuh Isabella!" geramnya.

"Jika Nyonya mau bekerja sama maka saya tidak perlu menggunakan cara itu."

"Aku akan pulang bersama kalian!" Luciellea tidak memiliki jalan. Bagaimana mungkin ia bisa membiarkan wajah Isabella rusak karena dirinya.

"Ellea, maafkan aku." Isabella meneteskan air mata.

"Ini bukan salahmu, Bella. Aku minta maaf karena telah menyeretmu ke dalam masalah ini." Luciellea merasa bersalah. Ia melihat wajah Isabella yang memerah, ia yakin itu pasti disebabkan oleh orang-orang Arch.

"Ayo, Nyonya." Claudia tidak ingin melihat drama lebih banyak lagi. Ia benar-benar muak dengan hal itu.

Luciellea melangkah dengan dada bergemuruh. Kebenciannya pada Arch semakin menggila. Kali ini ia gagal melarikan diri lagi dari iblis itu.

Seperginya Claudia dan Luciellea, Isabella menghubungi Kennand.

"Luciellea sudah dibawa kembali oleh orang suruhan penerus Callister."

"Itu bagus. Aku masih membutuhkan bantuannya. Aku memiliki proyek yang harus aku menangkan, dan rival terberatku adalah perusahaan milik keluarga Callister. Dengan keberadaan Ellea di sana, aku bisa memanfaatkannya untuk mencuri proposal perusahaan itu." Kennand bersuara licik.

"Wanita itu benar-benar berguna. Baiklah, aku akan menutup panggilannya sekarang." Isabella menutup panggilan itu dengan raut bahagia di wajahnya.

Luciellea benar-benar menyedihkan. Ia mencintai Kennand dengan sepenuh hati, tapi Kennand hanya memanfaatkan wanita itu saja.

**

Luciellea kembali ke penjara emasnya lagi. Ia masuk ke dalam kamar Arch dengan wajah muram. Suasana hatinya langsung buruk seketika.

Ia tidak bisa tinggal di kediaman ini bersama dengan orang yang sangat ia benci. Ia benar-benar tersiksa. Namun, ia tidak bisa menyerah terlalu cepat. Ia pasti bisa membebaskan dirinya dari Arch Callister. Ada Kennand yang menunggunya di luar sana.

Luciellea merasa semakin tertekan karena terkurung di kamar yang mengingatkannya tentang pemerkosaan yang dilakukan oleh Arch padanya semalam.

Ia memutuskan untuk keluar dan berkeliling. Ia harus mengenal tempat ini suka atau tidak suka. Juga hal ini perlu agar ia bisa melarikan diri tanpa tersesat di tempat yang sangat luas itu.

"Nyonya, Anda membutuhkan bantuan?" Seorang pelayan bertanya pada Luciellea.

"Tidak!"

"Apakah Nyonya ingin berkeliling? Mari saya antar Anda."

"Aku tidak butuh! Enyah!"

Pelayan itu merasa tidak enak. Luciellea benar-benar kasar. "Kalau begitu saya undur diri." Ia menunduk dengan sopan lalu berbalik.

Semua pelayan harus memperlakukan Luciellea dengan baik, mereka semua tidak boleh mengeluh meski Luciellea bersikap buruk pada mereka.

Luciellea melanjutkan kembali langkahnya. Kediaman itu benar-benar besar dengan fasilitas yang lengkap. Terdapat empat pavilun yang mengelilingi bangunan utama. Ada dua tempat parkir helikopter, dengan tiga kolam renang.

Pusat kebugaran, bioskop, perpustakaan, gudang anggur, lapangan golf, lapangan tenis, dan fasilitas lain yang hanya bisa dimiliki oleh segelintir orang.

Di sana juga terdapat taman dengan danau buatan yang ditengahnya terdapat sebuah tempat bersantai. Selain itu ada rumah kaca yang di dalamnya terdapat banyak tanaman hias. Ada kebun bunga dengan berbagai jenis bunga.

Luciellea tidak menyangkal bahwa kediaman ini berkali lipat lebih besar dari kediaman Kennand, tapi bagi Luciellea rumah Kennand jauh lebih nyaman daripada penjara emas Arch Callister.

Luciellea berhenti berkeliling. Ia duduk di tempat bersantai di tengah danau. Perasaan Luciellea sedikit lebih baik. Pemandangan indah di sekitarnya memperbaiki emosinya.

Keseluruhan rumah Arch tampak seperti rumah impiannya. Ada rumah kaca, kebun bunga, perpustakaan dan danau yang indah.

Alangkah baiknya jika rumah ini adalah rumah Kennand. Ia pasti akan sangat betah berada di rumah. Luciellea sangat suka merancang perhiasan, tapi ia juga tidak keberatan jika harus menjadi ibu rumah tangga biasa yang hanya diam saja di rumah. Namun, suaminya haruslah Kennand.

Senja tiba. Luciellea masih enggan meninggalkan danau indah itu. Ia benar-benar betah duduk berlama-lama di sana.

"Ellea." Suara yang tidak ingin Luciellea dengar membuyarkan lamunan panjangnya. Wanita ini sejak tadi tenggelam dalam angan-angan yang sudah ia impikan sejak beberapa tahun terakhir.

Luciellea mengabaikan Arch yang sekarang berdiri hanya dua langkah saja darinya.

"Aku akan memindahkan ayahmu ke rumah sakit di luar negeri."

Wajah Luciellea bergerak tiba-tiba ke arah Arch. Matanya tampak memancarkan kemarahan yang tadi sudah redup. "Jangan pernah coba-coba memindahkan ayahku!"

"Ayahmu membutuhkan perawatan yang lebih baik, Luciellea. Aku memiliki kenalan yang bisa membuat kemajuan untuk ayahmu." Arch memiliki niat baik. Saat ini ayah Luciellea di rawat di rumah sakit bagus, tapi bukan rumah sakit terbaik di dunia ini. Luciellea tidak memiliki cukup banyak uang, ia bahkan mungkin akan kesulitan membayar rumah sakit ayahnya dalam beberapa bulan ke depan.

Sementara Arch, pria itu memiliki kemampuan untuk memberikan yang terbaik untuk ayah Luciellea. Rumah sakit terbaik, dokter terbaik, dan perawatan terbaik. Ia bisa menyanggupi itu semua.

"Sepertinya kau tidak puas memanfaatkan ayahku semasa dia sehat sehingga saat dia sakit pun kau juga ingin memanfaatkannya!" Luciellea hanya memiliki pemikiran buruk tentang Arch. Ia pikir Arch sengaja ingin mengirim ayahnya jauh darinya agar bisa mengancamnya menggunakan sang ayah. Arch benar-benar licik di mata Luciellea.

"Ellea, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya ingin ayahmu mendapatkan perawatan terbaik." Arch berusaha menjelaskan meski ia tahu pemikiran Luciellea tentangnya tidak akan berubah.

Seperti yang Arch duga, Luciellea tidak percaya kata-katanya. "Tidak usah bersandiwara di depanku. Aku tahu betapa liciknya kau!"

"Jika kau tahu betapa liciknya aku maka aku tidak perlu meminta persetujuan darimu lagi. Aku akan memindahkan ayahmu ke luar negeri besok."

"Aku tidak akan pernah mengizinkannya! Rumah sakit membutuhkan izin dariku untuk memindahkan ayahku!"

Arch tersenyum kecil. "Percaya atau tidak, aku bisa melakukannya tanpa izin darimu."

"Kau iblis! Kenapa kau melakukan semua ini padaku dan ayahku!" Luciellea dipenuhi oleh kemarahan.

"Aku sudah mengatakannya padamu, Ellea. Aku melakukan semua ini karena aku mencintaimu."

"Tutup mulutmu! Iblis sepertimu tidak mengerti cinta sama sekali! Kau hanya tahu cara menyakiti orang lain! Kau hanya tahu cara mengancam orang lain!"

"Jadi, apakah menurutmu hanya Kennand yang bisa mengatakan tentang cinta? Ckck, Ellea aku jelas berkali lipat lebih baik dari pria itu. Tidak ada yang mencintaimu seperti besarnya cintaku padamu."

"Jangan pernah menyebut nama Kennand dengan mulut kotormu!" desis Luciellea tajam. Ketika ia mendengar nama kekasihnya disebutkan oleh Arch, ia ingat apa yang bajingan itu lakukan pada kekasihnya.

"Ah, sepertinya kau sangat mencintai pria tidak berguna itu." Arch mengejek Kennand.

"Jangan pernah menghina Kennand! Dia jauh lebih baik dari iblis sepertimu. Dan kau dengarkan ini! Aku sangat mencintai Kennand, hanya dia yang aku cintai di dunia ini. Kau bisa menikahiku, memiliki tubuhku, tapi hatiku akan selamanya menjadi milik Kennand!"

Hati Arch berdarah ketika ia mendengarkan ucapan Luciellea. Rasanya ia ingin menghancurkan semua yang ada di sekelilingnya. Ia ingin membuat semua orang merasakan rasa sakit yang kini ia rasakan.

Rahang Arch mengeras, tapi ia tidak menyakiti Luciellea sama sekali. "Tidak peduli seberapa besar kau mencintai bajingan itu, sampai mati kau hanya akan menjadi milikku. Kau hanya akan menjadi istriku dalam kehidupan ini!"

Arch membalik tubuhnya lalu segera meninggalkan danau. Luciellea selalu menjadi alasan hatinya menghangat, tapi wanita itu juga yang selalu menjadi alasan suasana hatinya menjadi kacau.

Tubuh Luciellea bergetar karena marah. Ia tidak pernah sudi menjadi milik Arch, dan ia tidak akan pernah mengakui pria ini sebagai suaminya. Arch hanyalah monster yang telah merusak hidupnya. Sampai mati ia akan mengingat Arch sebagai pria yang paling ia benci di dunia ini.

tbc

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ling Ling
Jengkel banget sama sikap tidak sopan Ellea
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status