Share

BAB 4: BUKAN ANAK KECIL LAGI

Setelah berulang kali tidak berhasil menghubungi Gavin, akhirnya Darius menyerah dan memutar mobilnya menuju apartemennya. Morin yang menyadari Darius sudah tidak berniat  bertanya apapun lagi padanya hanya menatap keluar kaca jendela. Gadis itu harus mengigit bagian dalam pipinya agar tidak tersenyum dan bersorak.

“Kapan kamu tiba disini?” perkataan Darius menarik Morin dari lamunan euforianya. Dimana dia sedang menimbang apa saja yang akan dia lakukan di apartemen Darius setelah ini. Dia sudah hafal di luar kepala semua trik yang ada dalam buku strateginya.

“Kemarin Om”

“Kenapa tidak menghubungiku?”

“Morin takut mengganggu om, sepertinya om sangat sibuk. Om bahkan sudah dua tahun tidak pulang ke Indonesia.”

“Hm.. belakangan aku memang tidak bisa lama meninggalkan pekerjaanku. Sedangkan kembali ke Indonesia pasti tidak sebentar.” Darius melirik Morin saat mengatakan hal itu. Dulu anak itu selalu mengekorinya setiap kali dia pulang ke Jakarta. Bahkan selalu ikut ibunya saat akan mengunjungi Darius ke Inggris. Namun sudah hampir tiga tahun ini anak itu tidak pernah terlihat lagi. Ibunya mengunjunginya setiap tahun. Dulu selalu di bulan juni dan desember, saat liburan anak sekolah, karena mencocokkan dengan jadwal libur sekolah Morin. Namun sudah tiga tahun ini ibunya datang dengan waktu sesukanya tanpa Morin. Anak itu menghindarinya sejak saat itu, saat dirinya menolak anak itu dengan kasar tiga tahun lalu. 

“Dengar Morin. Aku bukanlah pangeran berkuda putihmu! Aku menyelamatkanmu karena kamu adalah putri Donny. Jadi berhentilah berharap padaku, buanglah impian kekanakanmu!”

“Ini adalah perasaanku. om tidak berhak memaksaku melupakan om!”

“Aku tidak tertarik untuk menikah Morin! Jadi berhentilah berpikir kalau kau bisa merubah pikiranku! Kamu masih anak anak, bersikaplah seperti anak anak. Carilah cinta monyet sesuai dengan umurmu!”

“Om menganggap perasaanku sebagai cinta monyet?”

“Tentu saja. Kau menganggap dirimu sebagai putri yang telah diselamatkan oleh pangeran dan mengharapkan kisah happy ending dengan sebuah pernikahan. Itu hanya dongeng! Aku tidak akan menikahimu. Tidak sekarang. Tidak nanti. Tidak kapanpun!”

Tidak ada yang bicara lagi setelah itu hingga mobil Darius masuk ke parkiran apartemen mewah milik Darius. Ya, apartemen ini adalah salah satu apartemen milik Volle Group. Dan dia memilih untuk tinggal disini karena fasilitasnya yang lengkap dengan standar keamanan yang tinggi. Dia tinggal di penthouse yang berada di lantai tertinggi gedung apartemen ini dengan lift khusus yang langsung menuju penthousenya. 

Masih tidak ada pembicaraan diantara mereka saat mereka berada dalam lift. Mereka sibuk dengan pikiran masing masing. Darius memikirkan alasan kemunculan Morin yang tiba tiba di depannya tadi dan Morin memikirkan bagaimana cara memastikan omnya melihat dirinya sebagai wanita dewasa sekarang, bukan anak perempuan lagi.

Ting

Pintu lift terbuka dan sekarang Darius sedang berada di pintu unitnya dan memasukkan kode keamanan.

“Apakah password nya masih sama?” tanya Morin.

“Iya” jawaban yang begitu singkat namun membuat senyum sumringah di wajah Morin. Karena dialah yang terakhir mengganti password itu menjadi tanggal lahir dirinya sendiri saat dirinya pertama kali datang menginjakkan kaki di tempat ini.

“Agar om selalu ingat denganku, hihi…” katanya saat itu.

“Masuklah. Apakah kamu mau tersenyum seperti itu sepanjang malam di depan pintu?” kata Darius membuyarkan lamunan manis Morin. Membuat wajah gadis itu langsung berubah cemberut. 

Morin langsung masuk dan melepaskan jaketnya. Dia menatap sekeliling dan melihat tidak ada perubahan pada tata letak apartemen ini dari terakhir dia datang kemari. Jadi dia langsung menuju lemari tempat menggantung jaket.

“Om, aku tidak punya pakaian ganti” Morin memulai aksinya. Di pikirannya sudah terbayang adegan drakor sekertaris kim pada saat pertama kali Kim Mi So dan Lee Young Joon bercinta* dan esok harinya Kim Mi So menggunakan kemeja kekasihnya dan Lee Young Joon langsung tergoda melihat penampilan kekasihnya. Dia sudah mengincar untuk menggunakan kemeja putih Darius supaya dirinya juga tampak menggoda, agar pria itu bisa melihat dirinya sebagai wanita.

“Masih ada pakaian kamu di kamar yang biasa kamu dan mama tempati.” jawab Darius sambil lalu. Dia menuju pantry untuk mengambil air minum.

“Aku sudah tidak bisa menggunakan pakaian pakaian itu, semua sudah tidak muat. Aku sudah dewasa sekarang om. Aku pinjam baju om saja ya ” kata Morin penuh harap.

“Ada baju mama disana. Kamu pakai saja.”

Morin menghentakan kakinya kesal, dia tidak mungkin bilang dia tidak muat pakaian oma. Lalu dia masuk ke kamar yang biasa dia tempati bersama oma dan membanting pintunya.

BRAK

Darius yang sedang minum kaget mendengar bantingan pintu itu. Ada apa dengan anak itu? Kenapa tiba tiba marah? Perempuan memang memusingkan. Ga tua, ga muda, ga kecil, bisa tiba tiba ngambek sendiri.

Tidak lama gadis itu keluar lagi dari kamar saat Darius hendak masuk ke kamarnya, tangannya masih memegang handle pintu saat melihat Morin melewatinya. Matanya terpaku pada gadis itu yang sudah tidak ber-makeup dan rambutnya dijepit asal diatas kepalanya. Dia baru menyadari betapa cantiknya gadis itu sekarang, setelah semua makeup itu dilepas. Wajah seputih dan semulus porselen itu baru terlihat, ditambah dengan bibir bewarna pink alami yang sekarang sedang mengerucut kesal.

Morin yang tidak menyadari tatapan Darius karena masih kesal berjalan menuju pantry. Dia mau mengambil air untuk dibawa ke kamarnya agar nanti malam tidak perlu keluar jika terbangun karena haus. Itu kebiasaanya sejak kecil. 

Pakaian yang digunakannya sekarang hanyalah sebuah baju tidur satin bertali spageti bewarna biru milik sang oma. Namun bagi Darius, penampakan gadis itu dari belakang terlihat menggoda. Leher jenjang dan mulus dengan kulit seputih susu* menurun hingga ke pundak dan bahunya yang ramping yang hanya ditutupi sepasang tali baju. Dengan beberapa anak rambut yang lepas dari jepit rambutnya dan menjuntai di tengkuk dan punggung gadis itu membuatnya ingin menyingirkan rambut itu dan menyentuhnya untuk merasakan apakah akan sehalus seperti yang terlihat? apalagi saat salah satu tali yang menyangga baju itu terjatuh dari bahunya saat Morin menunduk di dispenser air. 

Darius yang menyadari arah pikirannya langsung masuk ke kamarnya dan membanting pintu.

BRAK!

Gila! Apa yang dia pikirkan? Itu keponakannnya. Anak adiknya. Bagaimana mungkin otaknya bisa memikirkan yang tidak tidak hanya karena melihat sebuah leher jenjang? Dari belakang pula! Bahkan dia sudah sering melihat wanita telanjang saat di club malam saat bersama teman temannya dan otaknya tidak berkelana kemana mana seperti sekarang. Bahkan gadis itu masih memakai pakaian yang bisa dibilang sopan.

Morin yang sedang mengambil air kaget mendengar suara bantingan pintu. Anak itu menoleh ke pintu kamar Darius yang baru dibanting dengan bingung. Ada apa dengan omnya itu? Bukannya harusnya dia yang marah karena rencananya gagal?

Gadis itu mengedikkan bahu acuh. Biarin sajalah, toh dia sudah berhasil mendapatkan akses ke ponsel Om Darius, habis ini akan dia sambungkan ke ponselnya sendiri. Ya, itu yang dia lakukan tadi saat meminjam ponsel omnya itu. Sekarang dia akan tau dimanapun posisi omnya berada. Beruntung tadi omnya meminjamkan ponselnya, jadi dia tidak perlu mencari cari alasan meminjam ponsel omnya. 

Ini adalah keahlian Morin. Gadis itu memang hobby dalam hal hal yang berhubungan dengan teknologi. Dia sudah mulai belajar meretas sejak kelas sepuluh, walau belum terlalu ahli, tapi jika hanya meretas cctv dan ponsel dia bisa. Karena itu juga dia memilih kuliah jurusan teknik informatika untuk memperdalam keahliannya. 

Untuk ponselnya sendiri tentu saja masih menyala. Jadi setelah ini dia tidak akan tidur sampai ponsel mereka terhubung dan dia bisa melacak dimanapun posisi om tersayangnya untuk membuat pertemuan pertemuan tidak disengaja lainnya.

Besok pagi dia sudah harus mengatur agar barang barangnya dikirim dari tempat Jisoo kesini agar omnya tidak bisa mengusirnya lagi.

Yah rencana yang satu gagal tapi yang lain berhasil. Tidak ada yang tidak bisa bagi Morin.

****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status