Morin memejamkan matanya, menunggu momen yang sudah dia tunggu selama tujuh tahun terakhir..
Ting tong
Morin perlahan membuka matanya, alisnya mengerut merasa mendengar bunyi bel jaman klasik itu.
Begitu juga dengan Darius yang tersadar dari apa yang hampir dia lakukan. Tiba tiba dia membuka matanya dan melihat wajah Morin yang begitu dekat dengan wajahnya, bahkan dia bisa merasakan hembusan nafas gadis itu.
Darius langsung memundurkan tubuhnya hingga menempel di sofa, wajahnya merona menyadari sedikit lagi dia akan melumat bibir keponakannya sendiri! Morin cemberut melihat reaksi omnya saat menyadari apa yang akan mereka lakukan tadi.
Ting tong
“Misi satu selesai bos” katanya. Pria itu lalu mengganti pakaian, helm dan motornya dengan motor lain serta semua perlengkapan baru yang sudah disiapkan disana. Dia memasukkan semua perlengkapan yang sudah dia lepaskan tadi ke dalam tas dan membuangnya ke tempat sampah yang ada di dekat sana, lalu pergi menggunakan motor baru melalui gang lain untuk menjalankan misi selanjutnya. Tidak lama kemudian datang seseorang menggunakan ransel menghampiri motor itu. Dia menyemprotkan cat khusus motor pada motor tersebut untuk merubah warnanya dan mengganti plat motor itu, lalu mengambil tas yang tadi dibuang temannya dari tempat sampah dan menukarnya dengan tas serupa yang tadi digunakannya, tas itu berisi jaket dan helm dengan warna yang berbeda. Dia sudah terbiasa melakukan hal semacam ini dalam kegelapan malam, keahliannya memang untuk memanipulasi keadaan aga
Darius kembali mengerutkan alisnya untuk entah ke berapa puluh kalinya hari ini, padahal sekarang baru jam dua siang. Satu, saat pagi saat dia bangun dan keluar dari kamarnya, dia melihat Morin sedang menyiapkan sarapan nasi goreng. Ini pertama kalinya dia melihat anak itu membuat makanan selain makanan instan atau roti. Dua, gadis itu menyapanya dengan sangat sopan. Padahal kemarin Donny bilang kalau kelakuan aneh Morin hanya akan bertahan semalam. “Selamat pagi Om Darius. Hari ini Morin memasak nasi goreng. Apakah om mau mencobanya?” tanya gadis itu sambil tersenyum sopan. “Eh, boleh” jawabnya sedikit kagok. Dia tidak nyaman dengan gadis asing berwajah keponakannya ini. “Morin juga sudah menyiapkan kopi untuk om.
Saat keluar dari pintu kamarnya, Darius menyadari kalau Morin masih belum kembali seperti semula. Sekali lihat saja dia sudah tahu. Gadis itu sekarang sedang duduk tegak di meja makan sambil mengolesi roti dengan selai. “Selamat pagi Om Darius” sapa Morin dengan senyum sopan. “Pagi” jawab Darius. “Maaf karena pagi ini terburu buru dan Morin tidak sempat membuatkan sarapan” kata Morin dengan tatapan meminta maaf yang semakin membuat Darius jengah. Semalaman dia memikirkan apa yang membuat keponakannya berubah seperti ini? Rasanya dia tidak tenang saat memikirkan kalau pagi ini keponakannya masih belum kembali, dan sekarang itulah yang terjadi! “Morin” panggilnya. “Iya om” Morin menoleh saat omnya memanggilnya.
Angelina mengerutkan keningnya saat membaca kontrak yang diberikan Darius. Sudah jelas pria itu sangat kompeten dalam pekerjaannya, tapi bagaimana bisa pria itu membuat kontrak yang konyol seperti ini? Dia meletakan kontrak itu lagi di meja dan menatap pria di depannya. “Maaf, bisa anda jelaskan kenapa kontraknya seperti ini?” tanya Angelina. “Pertama, Morin bukanlah orang biasa, jadi saya tidak mau namanya ditampilkan. Kedua, dia tidak boleh menggunakan pakaian yang terbuka karena itu tidak pantas. Ketiga” Darius berhenti menjelaskan saat Angelina mengangkat tangannya. “Mengapa tidak pantas? Dan seterbuka apa yang anda maksud?” tanya Angelina. “Dia baru tujuh belas tahun. Dan yang saya maksud terbuka disini adalah dada, bokong, paha tidak boleh terlihat” jawab Dariu
Kembali ke Jakarta sebentar..BRAK“Kak” Darren membanting terbuka pintu ruang kerja Donny dan masuk seperti banteng mengamuk. Donny yang sedang memeriksa dokumen mengangkat wajahnya. Melihat wajah adiknya yang seperti baru melihat hantu, dia tahu pasti ada masalah. Masalah yang besar!“Ada apa Darren” tanya Donny. Dia mempersiapkan diri untuk menerima berita buruk.“Lihat ini” Darren menyodorkan ponselnya. Dan Donny melihat pesan dari salah satu rekan kerja mereka yang baru kembali dari Inggris.Orang itu menginformasikan kalau Darius sekarang memiliki sugar baby, gadis asia belia yang cantik dengan rambut berwarna ungu. Orang itu juga menceritakan gosip yang lagi hangat di Inggris,
Morin sangat senang hari ini, senang karena sekarang dirinya sudah tidak harus berpura pura lagi, ditambah tadi pagi dia dapat bonus ciuman dari omnya tercinta, dua kali! Walau yg sekali dia yang mencium, tapi kan tetap kalau dihitung dua kali. Padahal dia hanya meminta omnya mengakui kalau omnya lebih menyukai dirinya yang apa adanya, tapi malah dapat bonus. Nama Diego ternyata sangat berguna. Dia sebenarnya menduga kalau omnya cemburu sampai Diego tidak boleh menyentuhnya. Apakah sekarang dia sudah boleh berharap kalau omnya akhirnya memiliki perasaan padanya? Bahkan tadi pagi omnya tidak membantahnya saat dia mengatakan kalau dia ingin omnya itu menikahinya, pria itu hanya menatap tajam. Kalau dulu pasti omnya langsung pergi meninggalkannya atau memarahinya atau mengatakan kalau dia tidak akan menikah dengan siapapun. Ah, sepertinya rencananya sudah
Darius merasa dirinya sudah harus bangun, namun matanya masih terasa berat. Apalagi ada guling yang bisa dipeluknya sekarang, kehangatan dari si guling membuatnya merasa nyaman. Di musim dingin seperti sekarang, kadang.. Eh, guling?Darius sedikit mengerutkan keningnya. Dengan penasaran dia meraba barang yang dipikirnya guling sambil menduga duga apa yang sedang dipeluknya sekarang? Apa bed covernya tergulung ya? Tapi koq kenyal?Dia terkejut saat tiba tiba ada yang menahan tangannya. Refleksnya bergerak cepat saat menyadari ada orang lain disana. Tangannya langsung memelintir tangan yang tadi menahan tangannya lalu menimpa tubuh penyerangnya. Dia hampir saja mencekik leher penyerangnya dari belakang dengan lengannya yang lain saat terdengar teriakan.
“Jadi siapa bajingan itu?” Darius mengulang pertanyaannya lagi. Morin masih diam di pelukan omnya, sekarang dia sedang berpikir bagaimana cara membuat omnya tidak membahas hal ini lagi. Melihat kemarahan omnya, dia takut si mantan nanti tidak berbentuk lagi. Bukannya dia masih memiliki perasaan pada pria itu, tapi mengingat suami teman tante Christine yang kemarin giginya berhamburan itu karena ditonjok omnya saja sudah membuatnya jijik. Saat itu tidak ada ekspresi di wajah omnya, nah kalau sekarang dia saja ketakutan melihat wajah omnya, bagaimana bentuk si mantan nanti? Darius menyadari kalau Morin tidak mau menjawab pertanyaannya dan hal itu semakin membuatnya kesal. Apakah gadis itu masih menyukai bajingan itu? “Kamu masih pacaran dengannya?” tanya Darius. Morin menggeleng dalam pelukannya. Mana mau lagi dia dekat dekat pria mesum macam itu, langsung dia putuskanlah setelah dia patahkan tangannya. Setidaknya hal itu cukup menenangkan e