Sekarang jam setengah dua belas siang, Morin dan David sedang berada di ruangan Angelina untuk membahas meeting dengan klien yang akan dilakukan jam dua siang nanti saat Adrian masuk ke ruang kantor ibunya dan langsung duduk di sofa.
“Ada apa Adrian?” tanya Angelina. Tidak biasanya putranya datang di siang hari.
“Tidak apa. Bereskan saja pekerjaan kalian. Aku akan menunggu disini” jawab Adrian yang malah membuat Angelina semakin bingung.
Akhirnya mereka mengikuti apa yang dikatakan Adrian. Dua puluh menit kemudian Morin dan David membereskan dokumen yang tadi mereka bahas, mereka tinggal merapikan dokumen itu untuk dibawa saat meeting nanti.
Adrian berdiri saat melihat rapat kecil itu sudah selesai. Angelina yang menyadari pergerakan Adrian
Iris mengetuk pintu ruangan Angelina dan membukanya. Dia sejak tadi sangat penasaran tapi tidak punya alasan untuk masuk dan melihat apa yang terjadi. Apalagi tadi dia mendengar kalau tuan mudanya mengatakan kalau dia sedang melamar gadis itu pada ayahnya sebelum pintu ditutup David.Selama ini semua wanita pasti ingin menempel pada tuan mudanya itu, namun pria itu yang enggan dekat dekat perempuan, sampai dia dianggap gay. Tapi ternyata dugaan itu salah besar, sekarang tuan mudanya tergila gila pada gadis itu. Ini pasti seru, tuan mudanya melamar sugar baby Darius Hartadi.Saat dia membuka pintu, dia melihat tuan mudanya terduduk di lantai dengan wajah penuh lebam dan gadis itu sedang berbicara dalam bahasa asing dengan nada merajuk di telepon.“Ada apa Iris?” tanya David.
“Om” panggil Morin.“Hm..” jawab Darius tanpa mengalihkan perhatiannya dari tablet di tangannya.“Om” panggil Morin lagi.“Hm..” jawab Darius lagi, matanya masih fokus pada tablet di tangannya.“Ooommmmm” panggil Morin mulai kesal.“Ada apa Morin? Katakan saja” jawab Darius. Dia masih fokus memeriksa grafik yang dibuat James di tabletnya, sepertinya ada yang tidak sesuai.Tiba tiba tablet di tangannya diambil Morin. Darius langsung menoleh dan memelototi Morin.“Kembalikan” kata Darius sambil mengulurkan tangannya.
“Hallo Tuan Justin Ludovic ” sapa wanita itu. Diego terkejut saat mengenali siapa wanita di depannya, dan semakin terkejut saat wanita itu menyebutkan nama aslinya.“Bagaimana kau bisa tahu namaku?” tanya Diego kaku. Pistolnya masih mengarah ke jantung wanita itu. Tidak banyak yang mengenali wajahnya dan mengetahui namanya, bahkan hanya sedikit orang di dunia hitam yang bisa bertemu dengannya.“Cukup lama aku menunggumu, kukira kau tidak akan datang” kata wanita itu sambil tersenyum mengejek. Bahkan wanita itu tidak menutupi wajahnya, berarti dia memang sengaja menunjukkan dirinya.“Apa yang kau inginkan?” tanya Diego. Dari perkataannya berarti wanita ini memang sengaja datang mencarinya.“Nyawamu. Bukankah aku
Darius langsung menarik kerah baju Diego dan mendorong tubuh pria itu ke tembok.“Apa yang kau lakukan pada Christine” desis Darius.“Memang apa yang terjadi padanya?” tanya Diego.“Jangan pura pura! Mengapa kau membunuhnya!” bentak Darius.“Aku tidak membunuhnya” jawab Diego sambil menyeringai.Darius menatap tajam pria di depannya, dia tahu pria itu tidak akan berbohong untuk hal semacam ini. Dia melepaskan tangannya dari pria itu. Saat Mario Fritz mengatakan Lira kecelakaan, dia sudah merasa janggal dan ketika Layna mengatakan kalau dia terkena musibah, dia merasa ada yang tidak beres. Sekarang temannya memberitahu kalau Christine meninggal karena jatuh dari jurang. Tidak mungkin tiga kejadian di satu waktu itu sebuah kebetulan, apalagi semua wanita itu berhubungan dengan kejadian satu kejadian.“Sudah kukatakan jangan ikut campur urusan keluargaku jika aku tidak memintanya
“Apa yang Morin katakan padamu?” tanya Donny setelah Darius dan Morin keluar dari ruangannya. “Nanti Volle Magazine akan diijinkan meliput pernikahan mereka dan dia pastikan kak Darius tidak akan menolak” jawab Darren sambil menyeringai. “Banyak sekali akal anak itu” kata Donny terkekeh. “Kira kira itu kapan ya?” tanya Darren. “Kau tahu apa reaksi Monika saat aku memberitahunya soal sugar baby itu” tanya Donny tiba tiba. “Dia mengamuk” jawab Darren. Dia tahu betapa protektifnya Monika pada Morin. “Dia tertawa” jawab Donny. “Dia terlalu syok sampai…?” belum sempat Darren menyelesaikan kalimatnya, kepalanya sudah di jitak Donny. “Jangan bicara sembarangan” omel Donny. “Lah, jadi?” tanya Darren bingung. “Jadi gini…” Donny mulai menceritakan percakapannya dengan Monika beberapa hari lalu saat dia menunjukkan tangkapan layar dari ponsel Darren tentang Morin yang jadi sugar baby. > “Morin jadi sugar baby Kak Darius?” tanya Monika dengan alis berkerut. > “Aku belum bertanya padany
Morin tidak berkata apapun saat dirinya ditarik Darius ke ruangan pria itu. Walaupun dia tidak menolak ataupun berontak, tapi dia juga tidak mau melihat pria itu. “Bukankah sudah kukatakan untuk menjaga jarak dari pria” kata Darius kaku begitu dia menutup pintu. Morin hanya melirik omnya lalu mengabaikan pria itu. Dia bermaksud keluar dari ruangan itu dan ke toilet untuk memperbaiki riasannya. Namun tangannya ditahan Darius saat dia mau membuka pintu.“Siapa yang mengijinkanmu pergi” kata Darius. Suaranya sarat peringatan. Morin kembali melirik omnya itu lalu melengos.“Apa aku juga harus ijin kalau mau ke toilet?” tanya Morin datar.“Gunakan toilet di sana” tunjuk Darius ke kamar pribadinya.“Tidak perlu. Morin bisa pakai toilet di luar saja” jawab Morin tanpa mau melihat omnya dan berusaha menarik tangannya dari cekalan omnya.Darius mengertakan giginya lalu menarik paksa Morin untuk masuk ke kamar pribadinya dan mendorong gadis itu untuk masuk ke toilet. Tapi gadis itu berhenti d
“Hm.. Darius, aku kesini hanya untuk memberitahu kalau nanti malam aku akan ikut makan malam di rumahmu” kata Diego menyadari sekarang waktunya membiarkan kedua orang itu menyelesaikan urusan bakar bakaran ini.“Oh itu bagus sekali. Sudah lama tidak ada tamu di rumah. Kurasa aku harus segera pulang dan memasak. Darius, bereskan sisa pekerjaanku ya” perintah Rosaline.“Donny, Darren kembali ke kantor kalian. Jangan mengganggu Darius dan Morin bekerja. Banyak yang harus dia selesaikan hari ini. Apalagi dia harus pulang tepat waktu” lanjut Rosaline mengatur putra putranya.“Iya ma” jawab Darren dan Donny bersamaan dan mengikuti Rosaline dan Diego yang sedang mengobrol mengenai menu makan malam sambil berjalan keluar ruangan itu.Setelah Donny menutup pintu ruang kerja Darius, obrolan mereka kembali serius.“Apakah Morin pernah seperti ini di London?” tanya Rosaline pada Diego.“Tidak sampai semengerikan ini. Dia hanya pernah menjambak dan mendorong wanita yang tiba tiba memeluk Darius” j
Darius dan Morin langsung kembali ke mode kerja mereka. Karena baginda ratu sudah bertitah, maka mereka harus mematuhi. Mereka harus tiba di rumah sebelum jam makan malam. Mereka tiba di rumah Rosaline jam tujuh kurang lima menit. Pas lima menit sebelum acara makan malam. Selain mereka, semua sudah duduk di meja makan termasuk para anak anak. Pelayan sedang menata makanan di meja. Seperti permintaan Diego pada Rosaline untuk memasak, menu hari ini adalah masakan Italy.“Ah, pizza kesukaanku” kata Morin saat duduk di kursinya dan melihat menu diatas meja. Ternyata sekarang tempat duduknya berada di sebelah om tercintanya yang sekarang sudah melepaskan jas dan dasinya.“Kau yakin tidak mau menikah denganku bella? Aku bisa memasakkannya untukmu setiap hari” kata Diego yang baru datang dari dapur membawa lasagna yang baru matang.“Tidak” jawab ketiga kakak beradik itu serempak, lagi.“Sepertinya aku melamar wanita, tapi yang menjawab pria” kata Diego tertawa sambil meletakkan lasagna itu