Share

84. Lelah jiwa raga

Setelah Pak Lio berangsur membaik dan bisa beraktivitas di kantor, ia tidak pernah lagi menghubungiku untuk meminta bantuan. Aku pun juga tidak menawarkan bantuan karena sudah tahu apa jawabannya.

Entah mengapa ia demikian padahal aku berhutang nyawa dan jasa padanya. Tujuanku hanya satu, ingin membalas budi baiknya tanpa ada maksud yang lain. Tapi jika Pak Lio menolak aku juga tidak masalah, toh aku tidak akan bertambah sibuk dan memiliki waktu lebih banyak untuk diri sendiri. 

"Halo, dengan Audrey bagian keuangan." Ucapku sengau karena flu yang mendera. 

"Ini saya Pak Lio. Nanti jam sebelas kita ke lokasi proyek Grand Suite. Kamu siapkan seperti biasanya."

"I.....iya pak."

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status