Share

102 Aku tidak akan rindu

Sesampainya di kos, aku langsung menemui pemiliknya. Sedang Kian masih menenangkan perutnya di sebelah mobilku. Setelah semua beres, aku mendatanginya yang masih meringis walau sudah meminum obat pereda mulas.

Aku menahan tawa. "Cemen! Pake rok sana." 

"Sialan Lo." 

"Laki tuh harus kuat, pantes jadi duda muda."

Kian menonyor kepalaku dengan tatapan mautnya yang langsung kuhadiahi tangan membentuk minta ampun. 

Aku mulai mengambil kardus satu demi satu lalu kubawa ke kamar. Saat aku mengambil kardus terakhir, Kian menahan tanganku dan langsung membawanya ke kamar. Kebetulan  itu yang paling berat.

Setelah meletakkannya, bukannya keluar, Kian malah menata barang barangku. Memperhatikan beberapa spot yang pas lalu menggeser lemari kecil dan kasur lantaiku. Jika sudah seperti ini dia terlihat begitu berwibawa, aura aura kantornya begitu kentara sedang aku hanya berani mencuri lirik dirinya. 

Aku menahan senyum den

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status