“Aku Ingin bertanya kepadamu, apa kau memiliki Hubungan dengan Tuan Aarav?” Tanya Wika
Bora terkejut mendengar pertanyaan yang di layangkan Wika kepadanya.
“Kenapa Kau bertanya mengenai hal tersebut?” Ujar Bora
“Ahhh tidak hanya saja saat anda menyambut Tuan Aarav pertama kali ke Galery ini, sepertinya aura kalian sangat berbeda.” Ujar Wika
“Aura?” tanya Bora
“Hmm Aura seperti seorang Teman atau lebih.” Ujar Wika
Bora langsung tertawa mendengar perkataan Wika, Wika hanya terdiam saat Bora tertawa mendengar perkataannya. “Kau tahu bahwa aku dan Aarav sangat dekat, bukankah aku ke bandung untuk meyakinkannya berbuah hasil dimana aku dan Aarav menjadi semakin lebih dekat.” Ujar Bora
Wika terdiam dan ingat bahwa Bora tinggal di Bandung Hampir 2 bulan, “Ahhh iya aku melupakan hal tersebut.” Ujar Wika
“Aku dan Tuan Aarav memang memiliki hubungan, namun kami hanya sebatas Teman saja.” Ujar Bora
“tidak lebih dari itu.” Ujar Bora
“Ahhh maafkan saya karena saya sudah menanyakan hal yang tidak tidak. Sejujurnya saya kira anda memiliki hubungan lebih dengannya, karena jika dilihat lihat anda dan Tuan Aarav sangat cocok satu sama lainnya.” Ujar Wika
“Benarkah?” tanya Bora
“Hmmm benar, baiklah kalau begitu saya permisi.” Ujar Wika, lalu Wika pergi dari sana dan saat Setelah Wika pergi, Bora langsung terdiam dan ia memegang salah satu Tangannya untuk menenangkan dirinya.
Siang harinya, Wisnu sedang makan bersama Josep dimana Wisnu terus menatap Josep yang sedang asik memakan makanannya, “Tumben sekali kau mengajakku makan bersama seperti ini?
“ Tanya Wisnu“Aku mengajakmu makan bersama karena aku ingin meminta maaf kepadamu atas apa yang sudah aku lakukan kepada Owen.” Ujar Josep yang menyudahi makannya lalu ia meminum air minum.
“Aku sudah membaca artikel tersebut, justru aku sangat senang semua yang di lakukan Owen di masa lalu sudah berakhir.” Ujar Wisnu
“Aku harap dia bisa menyadari semua kesalahannya.” Ujar Wisnu
Josep tersenyum dan ia menatap kearah Owen, “Itulah kenapa aku tidak suka jika Anak muda seperti Owen di butakan akan cinta.” Ujar Josep
“Hanya karena Wanita itu memiliki masalah pribadi dengan Aarav dia melakukan segala cara untuk menjatuhkan pria bertalenta itu.” Ujar Josep
“Sangat di sayangkan sekali.” Ujar Josep
Wisnu terdiam dan ia mengangkat Gelas yang sudah berisi Wine, “Namun,” ujar Wisnu
“Kenapa kau berbohong soal penyuapan tersebut.” Ujar Wisnu, Josep terdiam dan ia menatap kearah Wisnu
“Kau yang menyuap Media pada saat itu, namun kenapa ada foto putraku disana?” Tanya Wisnu
Josep tersenyum saat Wisnu mengatakan hal tersebut, “Apa kau mau mencuci tangan atas apa yang terjadi.” Ujar Wisnu
“Aku mencuci tangan?” Tanya Josep, lalu Josep langsung tertawa terbahak bahak mendengar Ocehan Wisnu tentang dirinya.
“Mohon maaf Wisnu, Namun aku disini tidak melakukan kesalahan apa pun.” Ujar Josep
“aku hanya mencoba membantu putramu, hanya itu saja.” Ujar Josep
“Memang benar aku menyuap media, namun Putramu memberikan penyuapan kembali kepada mereka di luar.” Ujar Josep
“Bodohnya Putramu melakukan kesalahan dimana ia memberikan Uang di Tempat yang bisa saja di ketahui oleh orang banyak.” Ujar Josep
“Kau tidak pernah berubah Josep” ujar Wisnu, Josep terdiam saat Wisnu mengatakan ia tidak pernah berubah
“Kau selalu menyalahkan seseorang atas apa yang kau lakukan.” Ujar Wisnu
“Mungkin Putraku bersalah atas kasus ini, Namun kau juga ikut andil dalam semua ini.” Ujar Wisnu
“Ibarat Kasus kebakaran, Owen adalah Apinya dan Kau adalah bensin yang membantu Api tersebut menjadi Besar untuk melalap sebuah Rumah.” Ujar Wisnu, Lalu Wisnu berdiri dan ia menatap kearah Josep sebelum ia pergi dari sana
“Terima kasih atas undangan makan siangmu hari ini, dan semoga kau berbahagia.” Ujar Wisnu, Lalu Wisnu baru beberapa langkah pergi dari sana,
“aku ingin menawarkan pernikahan antara Elard dan Bora.” Ujar Josep
Langkah kaki Wisnu berhenti saat Josep mengatakan hal tentang pernikahan, “Bukan peertunangan, melainkan pernikahan.” Ujar Josep yang berdiri dan melangkah kearah Wisnu yang masih membelakangi dirinya.
Wisnu membalikan badannya dan ia menatap kearah Josep, “Aku ingin melamar Elard untuk jadi Suami dari Putri kesayanganku.” Ujar Josep
Wisnu terdiam saat mendengar apa yang Josep katakan.
Disisi lain Owen sangat tidak konsen di pekerjaannya hingga dia tidak mendengarkan pembahasan yang sedang di paparkan oleh salah satu Direktur yang sedang presentasi di hadapannya.
“Demikian presentasi dari kami.” Ujar Direktur 1, lalu Lampu menyala semua orang bertepuk tangan dan memuji presentasi dari Direktur tersebut“Wahhh Presentasi yang sangat mengagumkan, Ini adalah proyek besar dan sayang untuk kita lewatkan.” Ujar Direktur 2
“Benar, saya mendengar gagasan ini saja sudah bisa membayangkannya.” Ujar Direktur 3, lalu Para Direktur menatap kearah Owen
“Bagaimana menurut anda, CEO.” Ujar Direktur 2. Owen hanya memandangnya
“Lakukan sesuai apa yang dipresentasi. Kita akhiri rapat ini.” Ujar Owen yang pergi meninggalkan ruang meeting. Semua Direktur yang ada disana hanya bisa terdiam melihat Owen yang tidak focus.
“Astaga bagaimana perusahaan ini mau maju jika Dia yang mengelola.” Ujar Direktur 4
“Aku dengar dia sedang terkena Kasus penyuapan atas kasus Istrinya dengan Pelukis ternama bernama Aarav.” Ujar Direktur 3
“Kau tahu beberapa Tender mempertanyakan hal tersebut bahkan kita kehilangan beberapa Saham di Bursa Saham.” Ujar Direktur 5
“Jika terus seperti ini maka perusahaan ini akan mengalami kemunduran, kita harus bicarakan ini dengan Tuan Elard selaku CFO.” Ujar Direktur 2.
Sementara itu Wika menghubungi Bela mengenai Keberangkatan Aarav ke paris akhir bulan ini. “Kau bilang apa De VeArt ingin mengkontrak Secara Khusus Aarav untuk menjadi Master dalam Sebuah Ajang Lukis di Paris?” Tanya Bela
“Benar, Pimpinan De Ve sendiri yang menghubungi Tuan Elard dan Tuan Elard sudah menyetujuinya.” Ujar Wika
“Astaga ini benar benar gila, padahal dia baru memulai karirnya namun dia sudah di undang ke De VeArt.” Ujar Bela
“Tuan Aarav adalah pelukis kebanggaan Indonesia, dan lukisannya sudah di akui oleh dunia.” Ujar Wika
“Mustahil Tuan Aarav tidak di undang ke Paris untuk menjadi Master disana.” Ujar Wika
“Dan nantinya anda dan Tuan Aarav akan datang kesana dan kemungkinan akan tinggal disana sekitar 5 bulan.” Ujar Wika
“5 bulan?” tanya Bela
“Benar, dan perwakilan dari kami akan ikut kesana.” Ujar Wika
“Siapa Perwakilan Dari kalian?” tanya Bela
“Tuan Elard.” Ujar Wika, Bela terdiam saat Elard yang ikut ke paris bukannya Bora.
Bela menceritakan hal tersebut kepada Aarav, “Kau bilang apa, Aku akan berangkat ke Paris akhir bulan ini?” Tanya Aarav
“Benar, dan Kau akan disana selama 5 Bulan.” Ujar Bela
“Apa 5 Bulan.” Ujar Aarav
“Benar, dan disana kau, aku dan Elard akan disana. Jadi aku harap kau akur dengannya.” Ujar Bela
“Tunggu, Jadi Elard juga akan kesana?” Tanya Aarav
“Benar, Kau akan kesana bersama aku dan Elard.” Ujar Bela. Aarav terdiam dan ia teringat dengan Apa yang terjadi setelah Kompetisi tersebut berakhir. Flashback dimulai dimana Aarav di nobatkan menjadi Pemenang di Kompetisi tersebut dimana Elard memberikan Piala dan Uang sebesar 300 Juta kepada Aarav. “Selamat atas usahamu Tuan Aarav.” Ujar Elard
“Terima kasih.” Ujar Aarav, lalu mereka berdua saling berjabat tangan satu sama lain, dan setelah kompetisi itu Elard dan Aarav mengobrol bersama sama.
“Aku sangat terkejut saat di pertengahan Kompetis.” Ujar Aarav
“Apa itu tidak masalah untukmu.” Ujar Aarav
“Apa maksud dari ucapanmu, Kau hanya ingin mengajakku bicara karena kejadian tadi.” Ujar Elard
“Aku tahu kau adalah Adiknya Owen dan juga Adik iparnya Glesa, aku yakin tidak akan mudah untuk mengungkapkan semua itu.” Ujar Aarav
“Jangan Khawatir, Aku seorang professional yang tidak suka bermain curang.” Ujar Elard
“Aku mengutamakan kejujuran dalam suatu hal dalam hidupku, dan Mengenai hal itu aku ingin meluruskan apa yang sudah kakakku perbuat kepadamu.” Ujar Elard
Aarav terdiam saat Elard mengatakan hal tersebut, “Sekali lagi terima kasih atas.” Ujar Aarav
“Jangan mengucapkan terima kasih kepadaku terlebih dahulu paman.” Ujar Elard, Aarav terdiam saat Elard menyebutnya paman.
“aku memang membantumu, namun yang harus kau tahu bahwa aku tidak menyukaimu.” Ujar Elard
Aarav terdiam saat Elard mengatakan bahwa ia tidak menyukainya, “mungkin kau sudah mengetahui bahwa Aku di tolak oleh Bora, namun aku tidak akan menyerah dengan mudah untuk mendapatkannya.” Ujar Elard
“Aku akan mendapatkannya dengan cara apapun, dan kau masih menjadi Rivalku meski kita nantinya akan berdiri di atap yang sama Tuan Aarav.” Ujar Elard yang menatap tajam kearah Aarav yang berdiri di hadapannya.
Bora dan Aarav bertemu, dimana mereka makan bersama di salah satu Kedai di pinggir jalan, “Apa tidak masalah kita makan disini.” Ujar Aarav “Tentu saja tidak masalah, lagian aku suka kita makan disini.” Ujar Bora, Aarav tersenyum mendengar apa yang Bora katakan. Tak lama kemudian Makanan yang mereka pesan tiba dan Bora begitu gembira melihat Kepiting Saus Padang sudah terhidang di hadapannya. “Nampaknya kau sudah mulai lapar.” Ujar Aarav “Tentu saja, aku sangat suka makan.” Ujar Bora “Akhir Akhir ini kau suka sekali makan, apa jangan jangan.” Ujar Aarav Bora terdiam dan menatap kearah Aarav, “Jangan Jangan apa.” Ujar Bora “Ahhh tidak bukan apa apa, sekarang ayo kita makan.” Ujar Aarav, lalu Aarav mengambilkan Penjepit untuk membuka Cangkak Kepiting dan Perkataan Aarav tadi membuat Bora terdiam dan tidak bisa berkata kata. Setelah mereka selesai makan Bora langsung terkapar dimana ia tidak bisa melanjutkan ronde kedua dimana Aarav sudah memesan
Bora sudah tiba di Depan Sebuah Apotik yang tak jauh dari Kediamannya, Bora terus terdiam di tempatnya seakan ia ragu untuk masuk kedalam. ‘Sejujurnya Aku takut untuk masuk kedalam sana, Namun.’ Ujar Bora dalam hati, lalu Bora mengingat saat Aarav mengatakan bahwa Ia akhir akhir ini sering makan. ‘Akhir Akhir ini aku juga merasa nafsu makanku sangat berlebih ditambah.’ Ujar Bora dalam hati, lalu Bora mengingat Terakhir kali Hubungan Dengan Aarav ia tidak memakai alat pengaman. Bora langsung masuk kedalam dan ia ingin membeli Sebuah Tes Kehamilan. Setelah ia membeli Tes Kehamilan, ia langsung balik ke mobil dan setelah ia didapam ia melihat kearah Testpack ada di tangannya, ‘Semua akan ketahuan saat aku sudah mengetahui semuanya.’ Ujar Bora dalam hati. Setelah ia sampai dirumah, Bora bergegas langsung ke Kamar mandi dan mengetes apakah dia hamil atau tidak. Perlahan lahan Bora membuka Salah satu tangannya yang menutupi Testpack dan Ia hanya terdiam saat
Setelah Bora mengantarkan Aarav ke bandara, Bora langsung menuju ke Galery dimana Ia masuk ke ruangannya dan Meletakan Surat Pengunduran dirinya. Setelah ia meletakan Surat pengunduran dirinya ia langsung bicara dengan Wika dan murni mengenai ia tidak akan menjadi Kreator di Galery. “Apa anda serius mengenai hal ini.” Ujar Wika“Benar, untuk kedepan kau yang akan mengambil tugas tugas ku.” Ujar Bora“Bu Bora, Saya hanya Asisten anda. Bagaimana aku bisa menjadi kepala Kreator.” Ujar Wika“Sebenarnya kenapa kau sangat terburu buru, padahal Pak Elard sedang keluar negeri menemani Pelukis Aarav.” Ujar Murni“Apa beliau sudah mengetahui niatmu untuk keluar dari sini?” Tanya Wika“Belum, namun aku akan memberitahukannya setelah ia sudah sampai Di Paris.” Ujar Bora“Aku akan bergabung dengan perusahaan ayahku.” Ujar Bora“Jadi, Jika kalian butuh a
Wina langsung terdiam dan memandangi Bora, “Kakak kau.” Ujar Wina“Benar, Aku sedang hamil saat ini.” Ujar Bora sambil menatap kearah Wina yang berada di hadapannya.“Kakak, selamat apa Kak Aarav tahu?” Tanay Wina“Tidak, dia tidak boleh tahu.” Ujar Bora“Kenapa?” Tanya Wina,“Jika dia tahu maka ayah akan.” Ujar Bora, Wina langsung terdiam saat tahu apa yang akan terjadi jika Josep tahu Bora mengandung anak dari Aarav.“Untuk hal itu kakak mau minta bantuanmu.” Ujar Bora sambil menatap kearah WinaLalu Wina langsung pulang dimaana Josep sedang membaca Majalah di taman belakang, “Ayah aku ingin memberitahumu sesuatu.” Ujar Wina“Kenapa?” Tanya Josep“Aku berencana akan menikah dengan Vian, apa boleh.” Ujar WinaJosep terdiam saat Wina dengan mendadak ingin menikah dengan Vian, “Apa katamu?&r
Clea melangkah kearah Josep yang sedang melakukan Meeting Zoom dengan Clientnya. “Josep..” UJar Clea yang terus melangkah kearah Josep, dimana Josep langsung menatap kearah Clea yang sudah berdiri di hadapannya“Kau tidak lihat aku sedang meeting dengan Clientku.” Ujar Josep “Apa kau sudah ada kabar dari Wina, Bagaimana kau bisa membiarkan anak itu pergi setelah ia menyerahkan semua uang hingga mobilnya.” Ujar Clea “Apa yang harus aku lakukan, itu sudah menjadi pilihannya.” Ujar Josep “Lagian aku tidak perlu khawatir karena Bora ada disana.” Ujar Josep “Kau sama sekali tidak ada rasa simpati kepada Wina, padahal dia anakmu.” Ujar Clea “Apa karena dia bukan anak emasmu makanya dia.” Ujar Clea Josep langsung menutup Laptopnya sambil menatap Clea dengan tajam “Sekali lagi kau mengatakan hal itu, akan aku buat kau menyesal.” Ujar Josep Clea terdiam saat Josep mengatakan hal tersebut, Clea langsung pergi dan meninggalkan Josep. S
“Aku merindukanmu.” Ujar Aarav “Aku pikir kau… kau tidak mau menghubungiku atau meninggalkanku.” Ujar Aarav, Bora terdiam saat Aarav mengatakan hal tersebut “Bora… Aku benar benar merindukanmu, aku ingin memelukmu.” Ujar Aarav “Aku Mencintamu Aarav.” Ujar Bora sambil menahan kesedihannya saat Aarav benar Benar mengutarakan kerinduaan yang amat sangat kepada Bora. Beberapa Minggu kemudian dimana Wina sedang mengendong Bayi mungil yang cantik “Kak, apa kau yakin.” Ujar Wina “hmmm aku yakin, untuk saat ini Aku serahkan dia kepadamu.” Ujar Bora “Aku dengar kau dan Vian akan pergi keluar kota.” Ujar Bora “Benar, Vian ingin memulai usahanya sendiri dan kemarin dia sudah tidak bekerja lagi menjadi Supir pribadi ayah.” Ujar Wina Bora terdiam saat Wina menceritakan hal tersebut, “Semoga kau baik baik saja sampai di tujuan.” Ujar Bora, lalu Bora melihat kearah Anaknya yang sedang di gendong Wina “Besarkan dia dengan penuh c
Kembali dimana Elard masih duduk bersama Bela, “Kau tidak akan bahagia meski nanti kau menikah dengannya, aku bisa menjamin.” Ujar Bela “Apa kau tuhan?” Tanya Elard Bela terdiam saat mendengar respond dari Elard yang cukup tenang, “Kita tidak akan tahu masa depan bagaimana.” Ujar Elard “Entah aku bahagia dengan Bora itu masalah nanti.” Ujar Elard “Yang Jelas adalah aku bisa menikahinya adalah yang terpenting.” Ujar Elard. Bela terdiam dan hanya tersenyum sinis “Saat ini aku hanya ingin membahas pekerjaan denganmu, namun kau sudah menyambar kepribadi.” Ujar Elard langsung berdiri dan hendak pergi dari sana “Entah aku tidak tahu kau tahu dari siapa, mungkin Kau tahu dari Bora.” Ujar Elard “Namun yang harus kau garis bawahi adalah, aku siap melakukan segala hal meski harus menikah dengannya sekalipun.” Ujar Elard “Itu saja yang bisa aku katakan, dan untuk lebih lanjut akan aku serahkan kepada Wina selaku Kreator Dari Galer
Aarav sedang bertemu Bela, dimana Bela membahas projek terbaru Aarav “Kau bilang apa, aku harus ke Beijing?” Tanya Aarav “benar, ini permintaan langsung dari Elard. Kau tahu Saat di Paris nama mu bersinar dan banyak media asing meliputmu.” Ujar Bela “Tunggu aku baru beberapa Hari di Jakarta, bagaimana bisa aku harus kembali ke luar negeri lagi.” Ujar Aarav “aku tidak tahu, namun kau sudah menandatangani kontrak dengan Galery dimana Galery E Malik Art Studio sudah menandatangani kontrak Khusus untukmu dan pihak Perusahaan Beijing.” Ujar Bela “ini omong kosong, aku akan bilang dengannya.” Ujar Aarav yang langsung pergi untuk menemui Elard. Elard sedang membahas mengenai Proyek Galery mereka bersama 10 Staf Galery mereka. “Jadi kita akan menampilkan beberapa Lukisan dari.” Ujar Wina, tiba tiba Pintu terbuka dan Semua orang yang ada Di ruangan tersebut menatap kearah Aarav, termasuk Elard. Aarav melangkah kearah Elard “Apa kau tidak