Bora sudah tiba di Depan Sebuah Apotik yang tak jauh dari Kediamannya, Bora terus terdiam di tempatnya seakan ia ragu untuk masuk kedalam. ‘Sejujurnya Aku takut untuk masuk kedalam sana, Namun.’ Ujar Bora dalam hati, lalu Bora mengingat saat Aarav mengatakan bahwa Ia akhir akhir ini sering makan.
‘Akhir Akhir ini aku juga merasa nafsu makanku sangat berlebih ditambah.’ Ujar Bora dalam hati, lalu Bora mengingat Terakhir kali Hubungan Dengan Aarav ia tidak memakai alat pengaman.
Bora langsung masuk kedalam dan ia ingin membeli Sebuah Tes Kehamilan. Setelah ia membeli Tes Kehamilan, ia langsung balik ke mobil dan setelah ia didapam ia melihat kearah Testpack ada di tangannya,
‘Semua akan ketahuan saat aku sudah mengetahui semuanya.’ Ujar Bora dalam hati. Setelah ia sampai dirumah, Bora bergegas langsung ke Kamar mandi dan mengetes apakah dia hamil atau tidak. Perlahan lahan Bora membuka Salah satu tangannya yang menutupi Testpack dan Ia hanya terdiam saat
Hi Pembaca Setia Ditikam Cinta, Selamat datang Di Season 2 Ditikam Cinta, Kisah ini adalah kelanjutan kisah cinta Aarav dan Bora. Yukkk pantengin terus Kisah cinta mereka, seberapa berusahaanya Aarav untuk mendapatkan kebahagiaannya yang direnggut oleh orang orang yang tidak menyukai dirinya berhubungan dengan Bora. Terus Baca Ditikam ICnta Season 2 setiap Senin s/d Kamis Jam 10 Malam hanya di Good Novel Uppp hampir lupa, setiap Senin sampai Kamis Ditikam Cinta season 2 akan Up 2 Bab sekaligus, jadi terus tetap setia sampai cerita ini tamat ya.
Setelah Bora mengantarkan Aarav ke bandara, Bora langsung menuju ke Galery dimana Ia masuk ke ruangannya dan Meletakan Surat Pengunduran dirinya. Setelah ia meletakan Surat pengunduran dirinya ia langsung bicara dengan Wika dan murni mengenai ia tidak akan menjadi Kreator di Galery. “Apa anda serius mengenai hal ini.” Ujar Wika“Benar, untuk kedepan kau yang akan mengambil tugas tugas ku.” Ujar Bora“Bu Bora, Saya hanya Asisten anda. Bagaimana aku bisa menjadi kepala Kreator.” Ujar Wika“Sebenarnya kenapa kau sangat terburu buru, padahal Pak Elard sedang keluar negeri menemani Pelukis Aarav.” Ujar Murni“Apa beliau sudah mengetahui niatmu untuk keluar dari sini?” Tanya Wika“Belum, namun aku akan memberitahukannya setelah ia sudah sampai Di Paris.” Ujar Bora“Aku akan bergabung dengan perusahaan ayahku.” Ujar Bora“Jadi, Jika kalian butuh a
Wina langsung terdiam dan memandangi Bora, “Kakak kau.” Ujar Wina“Benar, Aku sedang hamil saat ini.” Ujar Bora sambil menatap kearah Wina yang berada di hadapannya.“Kakak, selamat apa Kak Aarav tahu?” Tanay Wina“Tidak, dia tidak boleh tahu.” Ujar Bora“Kenapa?” Tanya Wina,“Jika dia tahu maka ayah akan.” Ujar Bora, Wina langsung terdiam saat tahu apa yang akan terjadi jika Josep tahu Bora mengandung anak dari Aarav.“Untuk hal itu kakak mau minta bantuanmu.” Ujar Bora sambil menatap kearah WinaLalu Wina langsung pulang dimaana Josep sedang membaca Majalah di taman belakang, “Ayah aku ingin memberitahumu sesuatu.” Ujar Wina“Kenapa?” Tanya Josep“Aku berencana akan menikah dengan Vian, apa boleh.” Ujar WinaJosep terdiam saat Wina dengan mendadak ingin menikah dengan Vian, “Apa katamu?&r
Clea melangkah kearah Josep yang sedang melakukan Meeting Zoom dengan Clientnya. “Josep..” UJar Clea yang terus melangkah kearah Josep, dimana Josep langsung menatap kearah Clea yang sudah berdiri di hadapannya“Kau tidak lihat aku sedang meeting dengan Clientku.” Ujar Josep “Apa kau sudah ada kabar dari Wina, Bagaimana kau bisa membiarkan anak itu pergi setelah ia menyerahkan semua uang hingga mobilnya.” Ujar Clea “Apa yang harus aku lakukan, itu sudah menjadi pilihannya.” Ujar Josep “Lagian aku tidak perlu khawatir karena Bora ada disana.” Ujar Josep “Kau sama sekali tidak ada rasa simpati kepada Wina, padahal dia anakmu.” Ujar Clea “Apa karena dia bukan anak emasmu makanya dia.” Ujar Clea Josep langsung menutup Laptopnya sambil menatap Clea dengan tajam “Sekali lagi kau mengatakan hal itu, akan aku buat kau menyesal.” Ujar Josep Clea terdiam saat Josep mengatakan hal tersebut, Clea langsung pergi dan meninggalkan Josep. S
“Aku merindukanmu.” Ujar Aarav “Aku pikir kau… kau tidak mau menghubungiku atau meninggalkanku.” Ujar Aarav, Bora terdiam saat Aarav mengatakan hal tersebut “Bora… Aku benar benar merindukanmu, aku ingin memelukmu.” Ujar Aarav “Aku Mencintamu Aarav.” Ujar Bora sambil menahan kesedihannya saat Aarav benar Benar mengutarakan kerinduaan yang amat sangat kepada Bora. Beberapa Minggu kemudian dimana Wina sedang mengendong Bayi mungil yang cantik “Kak, apa kau yakin.” Ujar Wina “hmmm aku yakin, untuk saat ini Aku serahkan dia kepadamu.” Ujar Bora “Aku dengar kau dan Vian akan pergi keluar kota.” Ujar Bora “Benar, Vian ingin memulai usahanya sendiri dan kemarin dia sudah tidak bekerja lagi menjadi Supir pribadi ayah.” Ujar Wina Bora terdiam saat Wina menceritakan hal tersebut, “Semoga kau baik baik saja sampai di tujuan.” Ujar Bora, lalu Bora melihat kearah Anaknya yang sedang di gendong Wina “Besarkan dia dengan penuh c
Kembali dimana Elard masih duduk bersama Bela, “Kau tidak akan bahagia meski nanti kau menikah dengannya, aku bisa menjamin.” Ujar Bela “Apa kau tuhan?” Tanya Elard Bela terdiam saat mendengar respond dari Elard yang cukup tenang, “Kita tidak akan tahu masa depan bagaimana.” Ujar Elard “Entah aku bahagia dengan Bora itu masalah nanti.” Ujar Elard “Yang Jelas adalah aku bisa menikahinya adalah yang terpenting.” Ujar Elard. Bela terdiam dan hanya tersenyum sinis “Saat ini aku hanya ingin membahas pekerjaan denganmu, namun kau sudah menyambar kepribadi.” Ujar Elard langsung berdiri dan hendak pergi dari sana “Entah aku tidak tahu kau tahu dari siapa, mungkin Kau tahu dari Bora.” Ujar Elard “Namun yang harus kau garis bawahi adalah, aku siap melakukan segala hal meski harus menikah dengannya sekalipun.” Ujar Elard “Itu saja yang bisa aku katakan, dan untuk lebih lanjut akan aku serahkan kepada Wina selaku Kreator Dari Galer
Aarav sedang bertemu Bela, dimana Bela membahas projek terbaru Aarav “Kau bilang apa, aku harus ke Beijing?” Tanya Aarav “benar, ini permintaan langsung dari Elard. Kau tahu Saat di Paris nama mu bersinar dan banyak media asing meliputmu.” Ujar Bela “Tunggu aku baru beberapa Hari di Jakarta, bagaimana bisa aku harus kembali ke luar negeri lagi.” Ujar Aarav “aku tidak tahu, namun kau sudah menandatangani kontrak dengan Galery dimana Galery E Malik Art Studio sudah menandatangani kontrak Khusus untukmu dan pihak Perusahaan Beijing.” Ujar Bela “ini omong kosong, aku akan bilang dengannya.” Ujar Aarav yang langsung pergi untuk menemui Elard. Elard sedang membahas mengenai Proyek Galery mereka bersama 10 Staf Galery mereka. “Jadi kita akan menampilkan beberapa Lukisan dari.” Ujar Wina, tiba tiba Pintu terbuka dan Semua orang yang ada Di ruangan tersebut menatap kearah Aarav, termasuk Elard. Aarav melangkah kearah Elard “Apa kau tidak
Elard mengantar Josep menuju ke Mobilnya, sebelum Josep masuk kedalam mobilnya ia menatap kearah Elard dan ia menepuk Bahu Elard sebanyak 2 kali. “Kau hati hati di jalan dan terima kasih karena kau mau makan bersama Paman.” Ujar Josep, Elard hanya mengumbar senyum saat Josep mengatakan hal tersebut. Lalu Mobil Josep pergi meninggalkan Restoran tersebut. Elard hanya terdiam sambil memandangi Mobil Josep yang sudah pergi dari sana. Elard langsung melangkah pergi namun langkah kakinya berhenti. Disisi lain Bora dan Tira melangkah menuju ke Depan Lobby untuk menunggu Mobil mereka. Tak lama Mobil Tira berhenti di depan mereka, “Kau yakin tidak mau bareng?” Tanya Tira yang hanya sekedar basa basi“Tidak, aku di jemput.” Ujar Bora“Ahhh dengan Aarav?” Tanya TiraBora hanya mengangguk kecil tanda perkataan Tira benar“Baiklah kalau begitu, aku titip salam untuknya. Dan selamat bersenang senang.” Ujar Tir
Seorang turun dari mobil dan ternyata orang tersebut adalah Glesa, dimana Glesa datang ke rumah Aarav tanpa sepengetahuannya. Aarav hanya bisa diam saat melihat Glesa di hadapannya. Glesa terus memandangi Aarav yang berada di hadapannya. Aarav menutup pintu mobilnya dan melangkah kearah Glesa “Sedang apa kau disini?” Tanya Aarav Glesa terdiam sambil memandangi Aarav, “Bisa kita bicara berdua.” Ujar Glesa “Bicara?” Tanya Aarav “Apa ada hal yang perlu kita bicarakan lagi?” Tanya Aarav “Ada.” Ujar Glesa Aarav terdiam saat Glesa mengatakan ada yang ingin ia bicarakan dengannya, “Apa boleh aku bicara denganmu.” Ujar Glesa “Tentu saja, silahkan bicara.” Ujar Aarav “Tidak disini.” Ujar Glesa, lalu Glesa menatap kearah rumah Aarav “Namun didalam.” Ujar Glesa, Aarav terdiam saat Glesa ingin bicara didalam. “Didalam?” Tanya Aarav “Benar, aku ingin bicara didalam supaya orang orang tidak melihat kita.” Ujar