“Tidak ada Kata cucu dalam pernikahan aku dan Elard.” ujar Bora yang mempertegas kata kata yang tidak mau memiliki anak dalam pernikahannya dengan Elard
Josep terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut, “Sampai kapanpun Kau tidak akan mendapatkan cucuk dariku dan juga Elard, karena aku tidak akan bisa hamil.” ujar Bora, Josep terkejut mendengar perkataan Bora yang tidak akan bisa Hamil.
“Apa maksudmu dengan Tidak dapat Hamil?” Tanya Josep
Bora hanya diam saat Josep mengatakan hal itu, “Aku sudah tahu bahwa ayah tidak hanya cukup saat aku menikah dengan Elard saja. Aku tahu tujuan ayah selanjtunya mengarah kemana. Maka dari itu, Aku memutuskan untuk Membuat Rahimku tidak bekerja meski aku berhubungan dengan Elard.” Ujar Bora, Josep terdiam dan ia merasa sangat marah saat Bora mengatakan hal itu
“Ayah, Maaf namun aku sama sekali tidak minat dengan Hubungan keluarga kecil yang ayah harapkan.” Ujar Bo
Elard langsung mengecup Bibirnya Bora lalu Bora langsung mendorongnya,Bora terus menatap kearah Elard dan ia hendak menampar Elard namun Elard memegang Pergelangan tangan Bora “Dengan Cara ini Aku akan memperbaikinya.” ujar Elard sambil menyeringai saat menatap kearah Bora yang berada di hadapannya. “Aku tidak akan melepaskanmu meski Kau melarikan diri dariku.” ujar Elard “Kau dan Aku Adalah Suami Istri Yang sah, Meski kau akan kembali ke pelukannya aku tidak akan membiarkannya.” ujar Elard “Aku akan menghalangi semua yang akan kau lakukan baik besok atau hari kedepannya.” ujar Elard “Kau mengerti.” ujar Elard, lalu Elard pergi dan meninggalkan Ruangan kerjanya. Bora tidak habis pikir dengan apa yang ia alami, dimana Elard baru kali ini dia menemapakan wajah yang begitu menyeramkan. Elard terus melangkah dengan cepat dan saat sudah jauh dari ruang kerjanya, ia berhenti dan ia memegang dinding. ‘Maafkan aku, Maafkan aku karena harus melakukan hal ini.’ Ujar Elard dalam hati ‘Ini
“Maksudmu.” ujar Bela“Sepertinya Kakakku menemui Ayah dan mungkin Kakak sedikit terguncang saat setelah bertemu dengan ayah. Dan Aku takut kalau Kakak terjadi apa apa, kau tahu kakak baru sehat setelah kecelakaan itu.” ujar Wina, Bela terdiam dan langsung menatap kearah Aarav. Aarav langsung menatap kearah Bela yang menatap kearahnya. Lalu Aarav meletakan Barang yang ia pegang dan saat itu Bela mengakhiri panggilan dari Wina. “Apa terjadin sesuatu.” ujar Aarav“Ahhh Tidak apa apa hanya,” ujar Bela“Bela.. Jangan berbohong kepadaku lagi, kau sudah berjanji kepadaku untuk tidak merahasiakan apa apa.” ujar AaravBela langsung terdiam dan hanya menatap kearah Aarav, “Katakan, Kenapa kau begitu tegang saat mengangkat telepon, Apa Ini ada hubungan dengan.” ujar Aarav“Ahhh Itu.” ujar Bela“Sudah aku duga,” ujar Aarav, lalu Aarav pergi dari sana Bela hanya menatap kearah Aarav yang berlari keluar dari sana. Aarav terus melajukan mobilnya dan terus menerus menghubungi Bora. Namun Setiap kali
“Kenapa Kakak Ipar, ahhh maaf Mantan Kakak Ipar ada disini?” Tanya Elard.“Apa ada hal yang ingin kakak ingin bicarakan denganku, sampai jauh jauh kesini mengajakku ngopi bersama.” ujar Elard. Glesa masih menyeruput Kopinya dengan nikmat, lalu ia meletakan Gelas dan menatap kearah Elard.“Kau Ingin mendapatkan Bora seutuhnya?” Tanya Glesa, Elard terdiam saat Glesa mengatakan hal itu.“Maka Kakak akan membantumu untuk mendapatkan Bora kembali.” ujar Glesa, Elard terdiam saat Glesa mengatakan hal tersebut kepadanya.“Aku tahu Kau sangat terancam dengan Keberadaan Aarav di tengah tengah kalian bukan?” Tanya Glesa“Bagaimana kalau kita jadi Sekutu yang bisa memisahkan mereka.” Ujar GlesaElard tersenyum saat Glesa mengatakan hal tersebut, “Memisahkan?” Tanya Elard“Benar, Aku tahu bahwa selama kau menjadi Suaminya Bora, Kau tidak pernah mendapa
Malam pun tiba, dimana semua Saudara Berkumpul Untuk merayakan Ulang Tahun Lily. “Selamat Astaga Cucu Nenek Sudah 1 Tahun.” ujar Clea yang mengendong Lily, namun Saat Clea di gendong oleh Lily, Lily benar benar rewel bahkan terus menangis. “Sayang kenapa kamu seperti ini, Ini nenek nak.” ujar Clea, Wina hanya membelai rambut Lily untuk menenangkannya. Tak Lama Kemudian Bora datang sambil membawa Kado dimana Bora melihat Lily yang rewel di Pelukan Clea. “Nah Itu dia Tante nak.” ujar Wina, Bora melangkah kearah Mereka dan Menatap kearah Lily,“Sayang kenapa kamu rewel nak.” ujar Bora”Ibu juga ngak tahu, kenapa dia seperti ini.” ujar Clea“Ibu Boleh Aku gendong?” Tanya Bora”Tentu, ini.” ujar Clea, Lalu Bora memberikan Kado yang ia bawa, dan Ia langsung mengendong lily. Tanpa di sangka Lily langsung Diam saat Bora mengendongnya.“Astaga lihat Dia langsung diam saat
“Jadi Katakan Dari mana kau tahu bahwa Bora pernah Melahirkan Anak Aarav?” Tanya Elard“OWEN.” ujar GlesaElard terdiam saat Nama Kakaknya di sebut oleh Glesa, “Owen Tahu Semua Rahasia Bora, dan Aku tahu darinya.” Ujar Glesa, Elard terkejut saat Owen kakaknya sendiri tahu mengenai hal ini."Kau bilang kalau Kakak sudah tahu mengenai semua ini?" Tanya Elard"Hmmm dia sudah tahu dan Bodohnya kita berdua di tipu daya oleh dia yang pura pura tidak tahu apa apa mengenai hal ini." Ujar GlesaElard hanya terdiam dan ia menatap kearah Glesa, "tapi untungnya Aarav belum mengetahui Bahwa Bora pernah melahirkan Anaknya." Ujar Glesa"Namun l
Sebelum Elard datang, Saat Itu Wina sedang mengendong Lily bersama dengan Vian, dimana Ia menyapa semua tamu yang datang. “Terima Kasih Atas Kadonya, Pasti Lily sangat senang sekali.” ujar Wina “Anakmu Cantik Sekali, Pasti kau sangat bangga punya anak se cantik dia.” ujar Tamu 1 “Iya Dan kelihatannya, dia sedikit mirip denganmu ya.” ujar Tamu 2, Wina hanya tersenyum dan saat itu Lily yang sedang Ia gendong sangat Rewel dan ia tidak senang dengan Keramaian seperti ini. “Sayang kenapa, Kenapa kau seperti ini.” ujar Wina yang terus menenangkan Lily yang terus saja menangis. Vian mencoba mengendong Lily namun sama saja dimana Lily tidak suka keramaian seperti ini. Melihat dari kejauhan Bora langsung melangkah kearah Wina dan Vian. “Sayang Kenapa, apa kau tidak suka keramaian.” ujar Bora, Wina mengangguk tanda Perkataan Bora benar “Boleh aku bawa Lily keluar mana tahu dia sumpek disini.” ujar Bora “Tentu saja kak,” ujar Wina, lalu Wina menatap kearah Vian dan Vian memberikan Lily kepa
“Kita Berbeda Tira, Sama sekali berbeda.” ujar Elard sambil menatap kearah Tira, dan Saat itu Tira hanya terdiam saat Mendengar apa yang Elard katakan kepadanya. ”Jadi… Kau jangan menyamakan aku denganmu, kau paham maksudku kan.” ujar Elard lalu ia langsung melangkah pergi meninggalkan Tira. Disisi lain Wina masih bersama dengan Clea, dimana Clea masih menunggu penjelasan Wina yang memberikan kesempatan Aarav dan Bora untuk mendampingi Lily untuk meniup lilin pertamanya. “Kenapa kau diam saja?” Tanya Clea”Ibu… sebenarnya.” ujar Wina, lalu Pintu terbuka dan disana Bora masuk sambil mengendong lily.“Ternyata kalian disini.” ujar Bora, Wina langsung berdiri dan ia menatap kearah Bora. ”Kakak.” ujar Wina, Lalu Bora melangkah dan memberikan Lily kepada Wina.“Sebaiknya kau memberikan Lily makan, dia rewel sepertinya dia lapar.” ujar Bora,“
Josep terdiam dan ia merasakan sesak dan tidak bisa bernafas saat melihat kalung yang terpasang di leher Bora. Josep perlahan lahan Jatuh Pingsan, semua orang terkejut melihat Josep yang Pingsan di tengah acara. “AYAH.” ujar Wina, Bora langsung membangunkan Josep dan saat itu Elard yang melihat hal itu langsung berlari namun dengan cepat Aarav membantu Josep yang pingsan tepat dihadapannya. “Tuan Josep, Tuan Josep.” Ujar Aarav yang mencoba untuk membangunkan Josep yang pingsan di depannya. Akhirnya Josep Di larikan Ke rumah sakit, disana semua orang sedang menunggu dan saat Dokter datang, Clea dan Bora langsung maju untuk memastikan Keadaan Josep.“Bagaimana dengan suami saya.” ujar Clea“Dia hanya kelelahan, dan juga Dia juga sedikit Stress.” ujar Dokter“Namun tidak ada yang parah kan.” Ujar Clea“Tidak, Semua baik baik saja.” ujar Dokter,“Beliau sudah sadar, leb