“Iya. Zahra, kenalkan, ini teman Papah, dr. Wahyu!”
“Saya Wahyu!” dr wahyu mengulurkan tangan. Dan beliau sangat terkejut saat mengetahui siapa istri dari anak temannya itu.
“Dr. Zahra? jadi Anda istri Elang?” tanya dr. Wahuyu. Dia sangat terkejut.
Begitu juga dengan Zahra yang sama terkejutnya saat melihat pria paruh baya yang berdiri di hadapan adalah rekan kerjanya di rumah sakit. Zahra bingung harus menjawab apa. Benar-benar simalakama. Jujur salah tidak jujurpun juga salah. Zahra tak tahu apa yang harus di lakukan.
Bahkan Zahra tak berani menatap wajah suaminya.
“Benar sekali, dok! Dia istri saya!” jawab Elang. Dia tahu istrinya sulit untuk menjawabnya. Elang juga tak ingin ada perdebatan di sini. Toh juga Elang sudah lama tahu yang sebenarnya.
Zahra mencoba menatap mata suaminya untuk melihat perubahan pada wajahnya. Tapi wajah itu datar. Tak ada ekspresi terkejut atau apapun. Zahra sendi
Kembali Zahra menguatkan diri. Dengan menyabut nama sang pencipta untuk memunculkan kekuatan pada dirinya.“Apapun yang terjadi aku harus kuat. Bismillahirrohmaanirrohim .... “ Zahra membuka mata dan menatap ke arah sepasang pengantin yang tengah sibuk berjabat tangan dengan para tamu. Dokter Vero terlihat sangat cantik mengenakan gaun pengantin berwarna putih dengan mahkota di kepala. Senyum manisnya selalu terukir di bibirnya. Wanita itu terlihat sangat bahagia sekali.Kali ini dia fokus menatap ke arah pengantin pria yang memakai tuxedo warna biru tua. Keduanya tampak serasi. Sayangnya wajah pria itu masih tertutup oleh seorang tamu yang mengajaknya berbicara. Walau wajah itu belum begitu jelas, tapi dari postur tubuhnya Zahra yakin sekali kalau itu adalah pria yang sangat dicintainya.Tiba-tiba tubuh Zahra terasa lemas saat dengan jelas wajah pria itu terlihat. Wajah Zahra memucat. Lidah terasa kelu. Dia sendiri masih berharap kalau penglihatanny
“Pria itulah yang menyebabkan dr. Zahra menangis. Karena .... “ Ruri menghentikan ucapannya sejenak. Tentu saja hal itu membuat Elang makin penasaran.“Cepat katakan! Jangan membuatku penasaran!”“Dia itu .... “ Ruri menarik napas untuk mengurangi sesak di dada.“Dia adalah calon suamiku yang aku tinggalkan demi untuk menikah denganmu!”Elang sangat terkejut mendengar jawaban dari istrinya. Dia tak menyangka jika istrinya sudah mempunyai kekasih sebelum menikah dengannya. Tiba-tiba dada Elang terasa sesak. Berita ini seperti palu yang menghantam dadanya. Rasanya sangat sakit saat tahu kalau istrinya mencintai pria lain.Elang limbung dan seperti kehilangan arah. Dia tak menyangka kalau kekasih dari istrinya bukan orang biasa. Melainkan seorang pria dengan profesi yang sangat mulia. Elang sangat malu saat mengingat dia pernah menghina istrinya saat hendak menikah. Padahal jauh dalam hati sang istri men
BAB 61Airmata masih terus mengalir di pipi Zahra yang terlihat pucat. Ia merasakan seluruh persendiannya lunglai. Rasanya tak sanggup untuk melangkah lagi, walau hanya tinggal beberapa meter saja.Tubuh Zahra luruh di lantai. Tangisnya makin menjadi hingga membuat Elang kian panik.“Zahra! apa kau baik-baik saja?” dengan sigap Elang mensejajarkan dirinya dengan sang istri. Hatinya begitu iba kala melihat wajah wanita yang dicintainya bersimbah air mata.Tangan Elang terulur hendak menyapu airmata di pipi tirus sang istri. Namun dia mengurungkan niatnya. Pria itu menggenggam tangannya. Tak berani untuk menyentuhnya walau wanita itu telah menjadi istrinya.“Zahra, ayo kita pulang saja!” Elang membujuk sang istri supaya mau kembali ke rumah. Namun gadis itu menggelengkan kepala dengan cepat sebagai jawaban. Tangis kesedihan masih menyelimuti wajahnya.Tak disangka, wanita yang mulai membuat Elang tertancap panah asmara menjatuhkan tubuh pada dadanya. Elang tak siap dan hampir saja terja
Saat Elang hampir menaiki anak tangga panggung, Zahra memaksa untuk turun.“Elang! Turunkan aku, atau aku akan membencimu seumur hidupku dan takkan memaafkanmu!” seru Zahra dengan kesal.Elang terdiam sembari menatap wajah sang istri dengan seksama. Dia melihat keseriusan pada matanya. Elang harus mengalah. Dia tak mau menanggung resiko untuk dibenci seumur hidup oleh wanita yang dicintainya. Elang takkan sanggup kalau harus kehilangan sang istri. Perlahan, Elang menurunkan tubuh sang istri.Zahra menarik napas lega. Lalu menatap wajah suaminya yang masih terus menatapnya.“Elang, aku mohon, kau tetap di sini. Jangan membuat kekacauan!”“Tidak. Aku takkan membiarkanmu menghadapinya sendiri!”“Tidak. ini urusanku dengan Mas Budi. Kau tak bisa mencampurinya seperti aku yang tak pernah mencampuri urusanmu dengan Jessica. Kau mengerti?”“Tapi .... ““Cukup! Aku tak mau berdebat denganmu lagi!”Elang terdiam dan menganggukkan kepala, tanda setuju. Dia tak punya pilihan lain. Kalau terus me
BAB 63Beberapa detik, Zahra tak mampu mengeluarkan kata-kata. Walau mulutnya terbuka, tapi hanya air mata yang terus berbicara dan menggambarkan betapa hancurnya hati. Apalagi saat dokter muda yang baru saja bekerja di rumah sakit yang sama dengannya, seperti terkejut melihat kedatangannya.Bola mata gadis yang mirip dengan artis terkenal itu membulat dan mulutnya terbuka lebar. Dia pasti tak menyangka kalau mantan suaminya berdiri di hadapannya saat ini.‘Veronica memang sangat cantik. Gaun pengantin yang sangat mengekspos lekuk tubuh, dada serta punggung yang terbuka membuat wanita itu secantik bidadari. Pantas saja Mas Budi tertarik. Semua lelaki sama saja, lebih gelap mata saat melihat wanita yang berdandan lebih sexy.’ Zahra bermonolog dalam hati.“Zahra?!” Zahra mendengar suara Mas Budi memanggil namanya. Ada getaran dalam ucapannya.Mencoba menarik napas panjang sebelum gadis itu memutuskan untuk menatap ke arah mantan kekasihnya.“Iya. Ini aku!”Zahra memberanikan diri untuk
“Aku suami dr. Zahra. Jadi aku berhak mencampurinya!” ucap Elang dengan menaikkan dagu serta membusungkan dada. Dia ingin menunjukkan kalau dia lah sang pemilik wanita yang sedang di kejar oleh sang pengantin pria.“Jadi kamu orang yang sudah membuat hubunganku dengan Zahra hancur?!” tanya Budi dengan kesal. Dadanya naik turun menahan amarah dalam dada.“Bisa jadi iya. Dan bisa jadi pula itu karena kebodohanmu sendiri yang tidak percaya kepada istriku. Tapi setudaknya Zahra masih lebih baik darimu. Dia tidak berselingkuh seperti dirimu!”“Jjaga ucapanmu! Aku tidak pernah selingkuh dengan siapapun!”“Lalu apa yang kau lakukan sekarang? Kenyataannya kau menikah dengan wanita lain!”“Itu karena Zahra yang sudah meninggalkanku untuk menikah denganmu! Baru setelah itu aku menjalani hubungan dengan Vero! Jadi tak ada perselingkuhan di sini! ngerti kamu!”“Apapun itu tetap saja kau sudah melepas permata yang begitu berharga. Dan akulah yang akan memiliki permata itu untuk selamanya. Jadi mul
Berkali-kali Zahra mengucek matanya. Dan pria itu benar-benar nyata, bukan halusinasi.“Ini benar kamu, Mas Budi?!” tanya Zahra kembali penuh keraguan.“Iya! Ini aku!” jawab pria tampan itu dengan tegas.“Zahra, aku ...”‘kenapa kau tega melakukannya? Kenapa kau menghianatiku?” tanya Zahra dengan suara parau. Dia menggigit bibirnya yang mulai gemetar.‘Zahra, aku ...”“Aku tak menyangka hanya dalam beberapa bulan saja dia bisa membuatmu berpaling dariku. Apa dia lebih menarik dariku, lebih sempurna dariku? Tak ada artinyakah aku di hadapanmu Mas Budi?”“Zahra dengarkan aku dulu. Aku tidak pernah menghianatimu. Kau pasti tak lupa, bahwa kau sendiri yang sudah menghianatiku dengan menikahi pria lain! Kau bahkan mengambil keputusan sendiri tanpa pernah peduli dengan perasaanku. Kau tidak tahu atau bahkan tidak peduli betapa hancurnya hatiku saat itu! Untung ada Vero yang datang untuk menghibur hingga aku bangkit dari keterpurukan karena ditinggalkan olehmu!”“Tapi itu bukan alasan kau b
BAB 66“Kau dengar sendiri’kan? aku selalu konsisten dengan ucapanku. Hingga detik ini aku juga tak pernah berhenti mencintaimu, Mas Budi. Tak ada pria lain yang mampu menggantikan dirimu. Sekalipun itu pria yang telah menjadi suamiku!” Ucap gadis itu dengan tenang.Kini dia tampak mulai bisa mengendalikan diri. Ada sedikit rasa lega ketika sang suami membelanya. Zahra sama sekali tak mengira kalau pria angkuh itu akan berada di pihaknya.Elang memejamkan mata. Terasa ada yang berdenyut nyeri dari dalam dada. Ucapan sang istri begitu mengiris hatinya. Rasanya sakit bagai tertusuk ribuan pisau yang tajam.Ingin rasanya berlari menjauh. Namun kakinya seperti terbelenggu dan tak mampu beranjak dari posisinya. Walau pahit, Elang masih ingin mendengar dan melihat apa yang akan dilakukan oleh istri dan juga mantan kekasihnya. Mungkinkah keduanya akan memutuskan untuk kembali merajut cinta kasih.‘Tidak! ini tak mungkin terjadi!” desis Elang lirih. Tatapannya kembali fokus kepada istrinya.B