Share

159 MEMBELA SUAMI

Mustafa masuk ke dalam rumah sembari menutup pintu dengan kasar. Amarahnya benar-benar memuncak. Pria sabar itu tak pernah semarah ini. Namun ketika mendengar putri satu-satunya yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang disakiti oleh menantunya, dia tak bisa menahan amarahnya.

“Sabar, Yah!” istri tercinta mengusap-usap dada sang suami untuk meredakan amarahnya.

“Bagaimana aku bisa sabar. Seenaknya saja Elang memukul putri kita. Kita saja yang membesarkannya tak pernah sedikitpun melayangkan tangan kepadanya. Dia baru saja ngasih makan anak kita, sudah berani memukulnya!” Mustafa merasa geram.

“Yah. Kenapa ayah tadi memukul Elang? Kasihan dia!” tanya Zahra dengan cemas.

“Kasihan kamu bilang? Jangan bodoh kamu. Itu balasan yang setimpal karena sudah berani memukulmu!”

“Tapi Elang melakukannya karena sedang mabuk. Kalau dia tidak mabuk, tidak mungkin dia memukulku. Itu juga karena aku melakukan sesuatu yang tidak dia suka. Dan selama pernikahan Elang selalu memperlakukan aku dengan baik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status