Share

Kepanikan Ziya

“Kak ...!”

Panggil Ziya pada Kienan lembut, pertama kalinya Ziya memanggil dengan sebutan itu. Kienan yang sedang fokus dengan layar laptopnya, buyar seketika. Ruang kerja yang semua orang tidak bisa masuk, namun Ziya memilih nekat karena berhubungan dengan nyawa.

“Apa?” balas Kienan dengan lembut juga. Rasanya dia tengah di kelilingi dengan kebahagiaan.

Kali ini Ziya mengatakan dengan cepat seraya menatap ke mata Kienan dengan sendu. “Kak, Tegar demam. Tolong bawa ke rumah sakit!”

Kienan langsung berdiri dan mendekat ke arah Ziya, namun hal tak terduga yang dilakukan Ziya adalah menarik tangan Kienan dan menepuk-nepuk punggung tangannya seolah memohon.

“Tolong ... Tegar ... aku takut dia kenapa-kenapa!” tambah Ziya kali ini dengan mata berkaca-kaca.

Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, Kienan entah sudah berapa kali memberikan ancaman-ancaman agar Ziya tidak berniat kabur darinya.

&ldqu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status