Share

32, Terdakwa

ANNA memang tidak menarik telinga Vlad sepanjang jalan. Tapi kali ini Anna benar-benar marah. Vlad tahu itu. Dia diam saja sepanjang berjalan di samping Anna. Menunduk menghitung langkah sampai ke sekolah. Di sini dia semakin merasa ada yang aneh dengan dirinya.

“Bu…”

Vlad berusaha menyamai langkah Anna.

“Apa?” bentak Anna.

“Ibu marah beneran?”

“Pakai nanya lagi! Nggak ngelihat saya bawa siapa jemput kalian?” Anna mengeluarkan kertas berisi list yang Vlad berikan tadi lalu melambaikan di depan wajah Vlad. “Ini maksudnya apa?”

Vlad terdiam, berjalan tetap menunduk.

“Saya sudah curiga kamu bikin ulah. Tau-tau ada warga datang ke meja piket ngasih info ada anak dari sini bergerombol bikin rusuh.”

“Kenapa, Bu?” Pak Kepsek mendengar Anna berteriak. Mereka sudah melewati gerbang sekolah.

“Ini, Pak. Ini biang keroknya. Dia tadi kasih saya list nama.” Anna menunjukkan kertas itu. “Saya nggak mikir dia

Sandra Setiawan

Benar salah sering rancu ya. Manusiawi bikin salah. Yang salah itu kalau salah tapi nggak mau ngaku salah. Ngotot pulak. Malah sampai hukum mau diubah. Jadi di sini, siapa yang salah? Nggak penting siapa yang salah, mending cari hikmah dari kesalahan itu. Itu lebih berguna. Seperti kata Ian, sampai satu titik kesalahan itu ternyata berguna. Ya karena bikin salah itu manusiawi. Itu si Vlad, hayulu… rasa lainnya makin kenceng ya, Vlad?

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status