Share

69, Yang Tak Bisa Pergi

AKU tersadar perlahan. Mataku masih sangat berat membuka. Musik lembut bervolume kecil mengisi ruang. Ruang ini begitu gelap. Kenyamanan yang kurasa membuat mataku makin terasa berat membuka. Ketika akhirnya aku berhasil membuka mata aku menindai ruang ini.

Di mana ini?

Butuh waktu beberapa saat sampai akhirnya aku sadar aku ada di apartemen Vlad. Kesadaran itu membuatku mendesah menghela napas. Sudah gelap di luar. Tak ada lagi cahaya yang berhasil menerobos tirai tebal di luar.

Jam berapa ini?

Aku langsung menemukan tote bag di nakas. Kuambil ponsel kulirik jam di sana. Sudah jam delapan. Aku merasa sangat tak nyaman. Apalagi ketika melihat bungkus rapi dan tebal di tas berisi pembalut dan pakaian dalam. Sejenis dengan yang dulu Vlad tanyakan ketika dia melihat semua isi tasku. Paket ini selalu ada meski aku tidak dalam periodeku. Ah…. Bergegas aku ke kamar mandi. Sambil berpikir, apa Vlad tahu urusan ini sampai dia tidak membangun

Sandra Setiawan

Nyesek nggak sih jadi Vlad? Sayang sih sayang. Cinta sih cinta. Tapi apa harus sesakit itu? Vlad benar, Bhaga nggak sadar dikasih rezeki. Uum… sebenarnya kita sering seperti ini kan? Nggak sadar dikasih nikmat. Sadarnya kapan? Pas nikmatNya diambil. Lalu nyesal. Iya kan? Nah, sekarang, mumpung sadar, mumpung Vlad ingatkan, bersyukurlah. Note: It’s a note for myself. Mau nebeng ya monggo.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status