Share

81, Love in Bahasa

“ANNA…” Aku langsung menoleh. “Ya ampun, ternyata benaran kamu, Na.”

Bu Ros.

Kami berpelukan erat.

“Dari jauh saya bilang, kayak ngenalin deh. Kamu nggak berubah loh, Na.” Dia memegang bahu sambil memandang wajahku.

“Ibu juga.”

Aku bersalaman dengan suaminya.

“Kamu sama siapa? Sendiri?”

“Eh,” tergagap, “iy… iya, Bu.”

“Suami kamu masih kerja di Kalimantan?”

“Iya, Bu.”

“Ohh… pantas sendirian aja nge-malnya.”

Aku makin menyeringai.

“Eh, Na. Mau ada reuni akbar, angkatan yang pas kamu magang masuk. Kamu datang ya.”

“Eh,” aku makin tergagap, “nggak enak ah, Bu. Saya kan cuma magang di sana. Sebentar banget.”

“Nggak apa-apa. Kamu ingat Vlad kan? Angkatan dia yang paling heboh. Kamu loh yang dampingin angkatan itu. Memang nggak mau ketemu sama anak-anak itu?”

“Eh, mau sih, Bu….”

Aduuuhhh… satu anak angkatan itu ada di dalam di belakang Ibu.

“Ya su

Sandra Setiawan

Cinta: Entah saya aja atau memang begitu. Kok saya rasa aneh kalau bilang aku cinta kamu ya? Kita biasa bilang sayang aja kan? Mama sayang Icha. Mama sayang Papa. Apa saya aja ya? Sampai di Janji Hujan fajar bilang, “Make it clear. And simple. Kalau kata cinta diasumsikan sebagai rasa sayang seseorang kepada lawan jenisnya, crystal clear, aku cinta kamu, Nja.” Iya nggak sih? Btw, itu bukan promo. Karena sampai saat ini novel itu belum eksis di mana-mana. Saya cuma bisa bilang, Senja sedang menjalani nasib menuju takdir.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status