Share

89, Pause

SEMINGGU ini sepertinya kami berhasil mengurangi frekuensi vcall. Pagi hari Vlad hanya menyapaku melalui pesan teks. Siang saat di sekolah sudah pasti hanya pesan teks juga. Malam yang sulit. Seakan malam adalah akumulasi cerita sehari itu. Ada saja yang kami bincangkan. Kalau pun tidak, kami bisa saja hanya bekerja bersama atau menonton film bersama. Ya macam itu lah. Yang penting bersama.

Seperti malam ini. Kami menonton bersama. Sebuah film lama. Anaconda sekuel kedua di Kalimantan. Pulau yang Bhaga sangat kerasan di sana. Seandainya Bhaga mengajakku tinggal di ibukota provinsi, tentu aku mau. Tapi Bhaga mengajakku tinggal di tepi hutan. Untuk pecinta alam dan penjelajah macam Bhaga, Kalimantan adalah surga. Tapi untuk makhluk kota seperti aku—

“Anna...” Suara Vlad mengganggu lamunanku

“Hm.”

“Kamu kenapa?”

Aku melepas headset yang memperdengarkan audio film yang kami tonton. Dia pun melakukan hal yang sama.

Pause,

Sandra Setiawan

Bujak lapuk sok tau banget. Di sini, moral of the story, adalah jujur. Apa pun itu, dari awal juju raja. Ngomong ke Bhaga soal Vlad. Kalau dari awal ngomong, kemungkinan Bhaga sesekali akan nanya-nanya soal Vlad. Kalau sampai nggak nanya, ya sudah, memang sudah harus selesai. Jadi yang salah siapa? Satu pertanyaan ini dari awal cerita belum kejawab-jawab ya. Kalau pun terjawab, ya bersayap. Nge-looping terus tu jawaban.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status